Mục lục
NOVEL SUAMIKU TERNYATA SEORANG PRESDIR
Thiết lập
Thiết lập
Kích cỡ :
A-
18px
A+
Màu nền :
  • Màu nền:
  • Font chữ:
  • Chiều cao dòng:
  • Kích Cỡ Chữ:

Bab 142 Bisikan Mama





Mengetahui ibu ada sesuatu yang harus dibicarkan dengan kakak iparnya, Efa pun segera jalan menjauhi mereka.





Melihat Efa yang berjalan menjauhi mereka, ibu pun langsung menggenggam tangan Ariella dengan nada yang berat berkata: “Carlson dia orangnya mempunyai sifat yang dingin, biasanya juga mungkin tidak bisa mengucapkan kata-kata yang enak didengar untuk membuatmu senang. Di bagian ini harap kamu dapat memakluminya.”





Ibu Carlson tiba-tiba mengucapkan kata-kata seperti ini, membuat Ariella menyadari bahwa keinginan dia untuk cepat melebur ke dalam keluarga ini bukanlah hal yang mudah.





Ibu Carlson bersedia untuk menerimanya, tetapi didalam hatinya perlakuan ibu Carlson terhadap anak dan menantunya pun berbeda, kalau bukan begitu kenapa ibu Carlson rela demi Carlson mengucapkan kata-kata ini ke Ariella.





Tetapi, hal ini pun tidaklah aneh, Ariella juga tidak akan perhitungan terhadap hal ini, sambil mengangguk berkata: “Ibu, aku sudah paham.”





Melihat Ariella, lalu berhenti sejenak, ibu Carlson berkata: “Ada sesuatu hal yang harus aku sampaikan padamu lagi.”





Ariella dengan sopan menjawab: “Ibu, silahkan.”





“Efa adalah anak adopsi aku. Kakek selama ini mempunyai niat untuk menjodohkan Efa dan Carlson, tetapi diantara mereka hanya ada hubungan dan kasih sayang antara abang dan adik, siapapun tidak memikirkan untuk hubungan yang lebih.” Sambil berkata, ibu Carlson mengamati ekspresi wajah Ariella.





Dia berpikir bakal ada ekspresi terkejut ataupun tidak puas yang bermunculan karena hal ini, namun ekspresi Ariella selalu tenang nan lembut, tatapannya jelas.





Melihat sebegitu tenang ekspresi Ariella, pandangan cinta kasih dan kekaguman ibu Carlson ke Ariella segera bertambah.





Dia dengan lebih erat menggenggam tangan Ariella sambil berkata lagi: “Sebentar lagi kakek akan sampai, jika kakek ada mengatakan kata-kata yang tidak enak didengar, harap kamu jangan membawanya ke dalam hati. Bagaimanapun kamu sudah menjadi istri dari Carlson, hal ini siapapun tidak akan bisa mengubahnya, benar kan?”





Ariella dengan sedikit senyuman berkata: “Ibu, sebenarnya sebelum aku kesini, aku sudah mendengar banyak tentang hal ini, tetapi aku memilih untuk memercayai Carlson. Seperti yang kamu bilang, aku sudah menjadi istri Carlson, siapapun tidak bisa mengubahnya.”





Dulu sewaktu Ariella menghadiri malam pesta amal pernah mendengar paman Liu berkata, setelah itu baru tau bahwa Efa bukan anak kandung keluarga Tanjaya, diapun secara otomatis mengingat hubungan antara dua hal ini.





Carlson tidak secara langsung memberi tahu dia, mungkin takut dia berpikir yang bukan-bukan, apalagi dalam hal ini, Carlson termasuk orang yang terlibat dalam masalah ini, Carlson mungkin tidak tahu bagaimana caranya untuk memberi tahu Ariella.





Mendengar Ariella berkata begini, ibu Carlson tidak khawatir lagi, dengan otomatis menarik nafas yang panjang, nilai Ariella di tempatnya pun bertambah lagi.





Carlson adalah anaknya, dalam membuat keputusan selama ini pun selalu terlatih dan stabil, membuat sesuatu juga sangat jelas, selama ini tidak pernah membuat hal yang tidak berguna.





Pertama kali ibu Carlson mendengar Carlson mau menikah, dia ada sedikit terkejut, tetapi setelah terkejut berakhir, semua yang dirasakan adalah lega.





Dia percaya pandangan anaknya, sekarang setelah dia lebih mengenal Ariella, dia sadar bahwa keputusan anaknya tidak salah.





“Guk guk guk….” Mian Mian yang sedari tadi tidak diperhatikan oleh mereka, membuka suara untuk membuktikkan keberadaannya.





“Mian Mian.”Ariella sambil tertawa menggendongnya, mengelus-elus kepalanya,” kamu lagi gonggong apa lagi? Apakah karena pagi ini kamu makan tidak kenyang ya?”





“Kaing..Kaing…” Mian Mian di dalam pelukan Ariella bergerak gerak, dengan kasihan memanggil dua kali, seperti lagi mengatakan dia sendiri tadi sewaktu makan tidak kenyang.





Sambil melihat Mian Mian, ibu pun teringat Carlson lagi, sebelumnya Carlson tidak mungkin membolehkan di dalam rumah untuk memelihara hewan kecil, tetapi semalam dia sendiri dengan jelas melihat Carlson menggendong makhluk kecil ini.





Ini juga membuat dia paham bahwa manusia di dunia ini bukan selamanya tidak bisa berubah, tetapi harus melihat dia bersedia atau tidak demi seseorang untuk berubah.





Sebelum bertemu ibu, ayah Carlson adalah seorang workaholic, beberapa saat sesudah menikah, ayah Carlson juga sibuk akan pekerjaannya.





Sesampai Carlson lahir, kesehatan ibu Carlson mulai memburuk, fokus ayah Carlson pelan-pelan kembali ke kepentingan keluarganya.





Setelah menunggu Carlson dewasa, bisa dengan kekuatan sendiri menopang seluruh beban Grup Aces, ayah Carlson langsung menyerahkan Grup Aces ke tangan Carlson, terhadap kekuasaan di grup tersebut pun tidak ada sedikit perasaan tidak rela.





Anak mereka, berbeda dengan ayahnya, dia lebih tenang dan stabil dari ayahnya, kemampuan di bagian pekerjaanya memang lebih hebat dari ayahnya.





Walaupun ayahnya sibuk mengurusi pekerjaan tetapi iapun tidak lupa untuk selalu membuat istrinya bahagia, berbeda dengan ayahnya, Carlson mempunyai sifat yang dingin, sebab itu ibu Carlson sangat khawatir Carlson akan mengabaikan istrinya.





Tetapi melalui pengamatan semalam, ibu Carlson menyadari bahwa perlakuan Carlson terhadap istri mudanya yang cantik ini sangatlah baik.





“Ibu, kakek bentar lagi sudah mau sampai.” Efa pun lekas berlari kemari, “Ayah suruh kita menunggu terlebih dahulu di depan rumah.”





Ariella pun meletakkan Mian Mian dan bergegas memapah ibu Carlson, ibu Carlson pun menepuk-nepuk tangannya: “Anakku, jangan khawatir, kita semua berada di pihakmu.”





Ariella pun mengangguk-angguk kepala.





Dia tidak akan khawatir, tidak akan takut, karena ada Carlson disampingnya.





Mereka beberapa pun berdiri di depan pintu villa, tidak lama berdiri, tumpangan kakek Carlson sudah sampai.





Merek di depan mobil pun sangat mencuri perhatian, merupakan salah satu series dari merek Bentley dan berwarna hitam, berbanding dengan mobil berwarna perak yang sering dipakai Carlson, mobil hitam ini lebih dewasa sedikit.





Efa pun langsung berlari mengalahkan kakek untuk membuka pintu dan dengan suara manis memanggil: “Kakek.”





“Aiyah, Efaku tingginya sudah bertambah lagi, cantiknya juga bertambah.” kakek Qin belum turun dari mobil, tetapi suara yang kuat sudah kedengaran sampai ke telinga Ariella.





Dua mobil pun sampai setelah mobil kakek sampai, salah satunya adalah mobil Bentley warna silver keabu-abuan yang sering dipakai Carlson, satunya lagi adalah mobil ayah Carlson yang bermerek Cayenne.





Disaat yang sama muncullah tiga mobil mewah yang nilainya sangat tinggi, dan disetiap mobil mempunyai sopir pribadi, ini jelas bukan sesuatu dimana keluarga biasa dapat memilikinya.





Dia sebenarnya menikah dengan seorang pria yang seberapa besar kekayaannya?





Ariella dengan perasaan panik sambil memikirkannya.





Carlson turun dari mobil terlebih dahulu, jalan ke samping mobil kakek, bersama dengan Efa memapah kakek turun dari mobil.





Ariella tidak pernah bertemu secara formal dengan kakek, dia juga tidak mungkin berperilaku seperti Efa, hanya bisa diam-diam berdiri di samping ibu Carlson.





“Walaupun umur aku sudah tua, tetapi aku masih bisa jalan.” Kakek berkata begitu, tetapi satu tangannya masih menggenggam tangan Carlson, satunya lagi menggenggam tangan Efa.





Melihat mereka berdua berdiri berdampingan, kakek dengan puas berkata:” Carlson sudah semakin dewasa, Efa pun sudah besar, kakek melihat kalian berdua baik seperti ini, hati kakek adem sekali rasanya.”





“Maka dari itu kakek tinggal di Kota Pasirbumi lebih lama dong, aku dan abang pun akan meluangkan waktu lebih banyak untuk menemanimu.” Efa berkata.





“Kakek, aku ingin memperkenalkan seseorang ke kamu.” Carlson melepaskan tangan kakek, berjalan kesamping Ariella, menggandeng tangannya dan bersama-sama jalan ke depan kakek, berkata: “Kakek, ini adalah Ariella, istri aku.”





Ariella masih belum bangun dari kepanikan melihat kakek, dia masih sibuk berpikir kenapa kakek tidak kelihatan seperti orang yang sudah berumur 80-an tahun.





Atau kakek Carlson terlalu mengerti cara untuk menjaga kesehatan dan penampilan, dibandingkan dengan umur aslinya kakek Qin, penampilannya terlihat muda banyak, paling tua pun hanya seperti umur 70-an tahun.





“Ariella—” Carlson sambil menggoyang-goyangnya.





Ariella pun sadar, dengan cepat berkata: “Kakek, apa kabar!”

Danh Sách Chương:

Bạn đang đọc truyện trên website TruyenOnl.COM
BÌNH LUẬN THÀNH VIÊN
BÌNH LUẬN FACEBOOK