Oriella adalah sosok anak yang sangat pandai, yang penting ia bersedia belajar, bukan tidak mungkin untuk memintanya mengelola Group Aces di masa depan.
Tetapi dia tidak bersedia!
Dia demi Abang Hansel nya, berani membuat ayah marah, dan melepaskan identitas sebagai penerus dari Group Aces.
Berapa banyak orang yang ingin memiliki jabatan ini, berapa banyak orang yang berusaha seumur hidup tetapi tidak dapat bisa mendapatkan apa yang ingin diraih, namun dimatanya hanya laki-laki itulah yang penting.
Apakah itu hal yang sepadan?
Berkali-kali Sebastian ingin menanyakan hal ini pada dia, tetapi ia tidak bertanya, karena ia tahu, jawaban dia pasti sudah pasti.
……
Setelah menutup telepon untuk waktu yang cukup lama, dibenak Oriella masih terus terngiang perkataan Sebastian.
Sejujurnya, ia juga percaya, Abang Hansel bisa sampai diposisi seperti sekarang ini, dia pasti juga menggunakan metode dan strateginya sendiri.
Didunia ini begitu banyak orang, mereka akan memilih jalan yang berbeda demi menggapai apa yang mereka inginkan, tetapi tidak bisa berkata bahwa mereka adalah orang jahat, hanya saja cara setiap orang berbeda.
Misalkan ayahnya, ini adalah salah satu contoh yang paling baik, sehari demi sehari dia membangun dan mempertahankan Group Aces, dia juga menggunakan banyak cara yang cukup merugikan orang lain.
Jadi ketika mendengar Sebastian mengatakan Abang Hansel tidak seperti yang ia bayangkan begitu mudah, Oriella tidak merasa ragu.
Karena dihatinya, dia tidak pernah merasa bahwa Abang Hansel nya mudah untuk ditaklukan. Seorang pemimpin tertinggi suara negara tentu bukan orang bodoh yang bermulut manis untuk bisa sampai diposisi ini.
Memikirkan hal ini, Oriella tidak merasa Abang Hansel nya menyeramkan, melainkan ia merasa Abang Hansel sangat kasihan.
Berjuang sendiri untuk sampai diposisi ini, kehilangan teman sekitar, terkadang ingin berbicara saja, ia tak dapat menemukan orang yang tepat untuk diajak berbicara.
Abang Hansel nya mungkin selama ini melewati dengan rasa kesepian.
Kedepannya, ia akan sering-sering menemani Abang Hansel, kapanpun ia membutuhkan orang disamping untuk mendengarkannya, dia boleh mencarinya.
“Tadi dia hanya minum seteguk air, makananpun tidak ia makan lalu bilang ingin beristirahat.” Suara Liotta tiba-tiba terdengar dari luar kamar.
“En, aku mengerti, kamu pergi sibuk saja.” Ini adalah suara Pak Presiden mereka, suara sangat tegas, tidak seperti ketika berbicara dengan Oriella yang begitu lembut.
Pak Presiden?
Abang Hansel sudah datang?
Terlalu tiba-tiba, Oriella belum siap, ia panik hingga tidak tahu sikap apa yang harus ia tunjukkan didepannya?
Kenapa dia harus panik?
Orang yang berbohong adalah dia, membawanya kembali dari lokasi bencana dan membuatnya marah adalah dia, seharusnya ia tidak perlu panik, seharusnya ia marah kepadanya.
Ketika sedang berpikir, orang yang membuatnya marah dan sedih itu sudah mendorong pintu masuk, Oriella tertegun lalu dengan cepat mengambil selimut untuk menutupi dirinya.
Ia berencana untuk ngambek sebentar, membiarkan dia membujuknya.
“Didalam selimut ada sesuatu? Kamu sedang mencari harta karun?” Suara yang berat memasuki gendang telinganya dan membawa sedikit tertawa bercanda.
Apakah orang ini tidak tahu bahwa ia sedang marah pada dirinya?
Masih menggunakan nada suara yang santai seperti ini berbicara dengannya. Dia pikir ia akan memaafkan dia begitu saja?
Heng, ia tidak akan mungkin dengan mudahnya memaafkan dia.
Kalau dia tidak meminta maaf dengan baik, ia pasti tidak akan memaafkannya.
“Dengar-dengar kamu ngga makan?” Dia duduk disebelah tempat tidurnya, lalu berkata, “Apakah ada yang tidak enak badan? Aku panggilkan dokter untuk datang mengecek.”
Dia bukannya tidak enak badan, tetapi hati dia yang tidak enak, hati dia seperti ada yang kosong dan dingin ketika angin berhembus.
“Riella……” Identitas dia sekarang, untuk pertama kalinya dia memanggil namanya, ketika mendengarnya hati Oriella tertegun, dan hampir saja menjawabnya.
Tetapi ia harus menunggu, menunggu dia akan berbicara apa lagi.
Ia tidak menggubrisnya lalu memanggilnya dengan: “gadis kecil……”
“Ngga boleh panggil aku bocah!” Oriella dengan cepat melepaskan selimutnya, lalu dengan cepat merubah posisi menjadi duduk, dan mebelalakan mata tajamnya kepada dia.
Begitu enak didengar ketika dia memanggil nama Riella, kenapa ia merubahnya menjadi gadis kecil?
Apakah dia tidak tahu bahwa kata gadis kecil ini dapat digunakan untuk memanggil semua anak perempuan?
Abang Hansel adalah milik ia satu-satunya, ia juga milik Abang Hansel satu-satunya, jadi ia hanya ingin Abang Hansel memanggilnya Riella.
“Sudah bersedia keluar dari selimut?” Melihat mukanya yang merah, suara yang sedikit ngambek, kekhawatiran dia sejenak memudar.
“Aku sudah pernah bilang, kalau kamu panggil aku gadis kecil lagi, selamanya kamu ngga boleh panggil aku Riella.” Dia berbicara dengan menggebu-gebu.
“Aku ngga boleh memanggilmu Riella lagi?” Dia mendengar jawaban Riella, tanpa menunggu balesan dari dirinya, dia sudah kembali berkata, “Ok, aku ngga akan memanggilmu Riella lagi.”
Dia tahu jelas kalau yang ia maksud bukanlah seperti itu, ia hanya ingin dia memanggil dirinya dengan Riella, sangat sangat ingin, tetapi dia malah dengan sengaja tidak ingin memanggilnya.
Oriella merasa sedih, lalu tiba-tiba seperti banjir yang menghadang, ia mengigit bibirnya dan ingin menahan air matanya, tetapi kali ini ia gagal.
Air matanya terus menetes seperti mutiara yang terus keluar dari ujung matanya.
Ia menggigit bibirnya lalu berteriak: “Ngga panggil ya ngga usah panggil, aku juga siapa yang sudi dipanggil kamu. Kamu bukan Abang Hansel aku, kenapa aku harus meminta orang asing untuk memanggil nama aku.”
“Dan lagi, ini adalah kamar aku. Kamu seorang laki-laki, sendirian datang ke kamar seorang perempuan dan ngga ketuk pintu, ini adalah perbuatan yang dapat dilakukan oleh seorang pemimpin negara kah?”
Dia pikir dia adalah Abang Hansel nya, jadi dia bisa membully nya kapan saja, dapat membuatnya sedih kah.
Ia ingin sekali memberitahunya, tidak mungkin! Sangat tidak mungkin!
Ia tidak akan membiarkan dirinya di bully oleh dia, kalau dia mendekatinya tanpa identitas Abang Hansel, ia tidak akan berbicara sepatah kata pun.
“Riella……” Air matanya membuat dia sedih, tanpa sadar dia mengulurkan tangan ingin menyeka air mata Oriella.
Tetapi ketika dia mengulurkan tangan dan baru saja memegangnya, tangan dia langsung dihempaskan gitu saja: “Jangan sentuh aku!”
Tangan dia berada diudara kosong tanpa menarik kembali tangannya.
Ia menyeka air matanya, lalu lanjut berteriak: “Kamu bukan Abang Hansel aku, lebih baik kamu jauh-jauh dari aku.”
“Aku……” Dia adalah Abang Hansel nya, tetapi ia tidak dapat mengakuinya.
“Pak Presiden, Silahkan Anda kembali, jangan biarkan aku menemui Anda lagi.” Bertemu dengan dia yang sekarang, bukan berarti ia tidak dapat menemui Abang Hansel, tetapi ia tidak dapat dengan leluasa memeluk manja Abang Hansel, jadi ia sama sekali tidak ingin bertemu dia dengan identitas yang sekarang ini.
Miguel terlihat sangat baik hati dan ramah pada rakyatnya, tetapi nyatanya hati dia sangat gelap dan kuat, Oriella tidak ingin dia mendekatinya, dia menurutinya, sama sekali bukan sifat dia yang sebenarnya.
Dia bahkan sudah melupakan dirinya seperti apa, di depan mata Oriella dia adalah presiden dari negara A, bukan Abang Hanselnya
Tetapi serangan Oriella tidak membuatnya mundur, dia malah memeluk erat Oriella, seperti sedang menenangkan binatang kecil yang terluka: “Riella, aku tahu hati kamu bersedih, kamu menyalahkan aku karena aku diam-diam membawamu kembali ketika kamu tidur. Kamu boleh menyalahkan aku, tetapi aku tidak menyesal melakukan hal itu.”
Pelukan dia, membuat Oriella tidak dapat memberontak, namun menangis hebat dan berkata: “Kenapa?”
Dia berkata: “Karena kalau kamu terluka, Abang Hansel mu akan mengkhawatirkanmu, ia akan sedih, akan menyalahkan dirinya sendiri karena tidak menjagamu dengan baik.”