Mục lục
NOVEL SUAMIKU TERNYATA SEORANG PRESDIR
Thiết lập
Thiết lập
Kích cỡ :
A-
18px
A+
Màu nền :
  • Màu nền:
  • Font chữ:
  • Chiều cao dòng:
  • Kích Cỡ Chữ:

Bab 179 Selamanya Tidak Berpisah





Saat makan malam, di meja makan terdapat banyak makanan dan semuanya adalah makanan yang cocok untuk orang yang habis melahirkan.





Efa selama makan terus melihati dua orang itu. Dalam hati dia berpikir, makanan yang begitu tidak enak, kakaknya malah menemani kakak iparnya makan dengan begitu senang.





Dua orang itu selalu bantu ambil sayur untuk satu sama lain, yang lebih tidak disangka lagi adalah kakaknya yang sangat menjaga kebersihan mau makan makanan sisa kakak iparnya.





Dulu, makanan kakaknya selalu disiapkan khusus untuk dirinya sendiri, kalau makan satu lauk bersama orang lain harus ada sumpit khusus untuk lauknya.





Tapi diliat-liat sekarang dia malah bisa makan makanan sisa dan menikmatinya.





Melihat mereka begitu mesra, Efa kepikiran Darwin, dan menusuk nasinya, dalam hati berpikir tidak bisakah mereka mengerti dia yang jomblo itu?





Tiba-tiba dia kangen orang tua dirumah, kalau ada mereka, pasti dia tidak sekasihan ini.





“Kak, kakek, papa dan mama setelah mendengar kakak ipar diculik mereka sangat khawatir, katanya beberapa hari lagi mereka akan pulang.” Kata Efa





Kemarin kakek telfon dan tanya Efa tentang filmnya.





Efa tidak sengaja keceplosan tentang kejadian Ariella diculik.





Terutama setelah mengetahui incaran awal penculik itu adalah Efa, kakek semakin kesal, jadi menentukan untuk pulang.





“Aku akan suruh orang siapkan.” Mendengar orang tua keluarga akan pulang, Carlson merasa itu sebuah hal yang wajar.





Perut Ariella semakin lama semakin besar, 2 bulan lagi akan melahirkan, dirumah ada lebih banyak orang yang menjaganya juga lebih baik.





Tiba-tiba mendengar kabar kakek akan datang, Ariella sedikit panik.





Sejak hari pertama dia memastikan dirinya hamil, kakek sudah menyuruh dia menjauhi Carlson, tapi dia menolak.





Setelah itu, kakek sudah tidak pernah mencari dia, tidak tahu apakah sudah menyerah atau ada pikiran lain.





Pikir sampai sini, Ariella tiba-tiba memegang perutnya, selama dia belum melahirkan, dia takut akan terjadi sesuatu.





Tapi bagaimanapun dia mengandung anak Carlson, walaupun kakek tidak menyukainya, harusnya tidak akan melukai keturunan keluarga .





Tapi kalau dipikir lagi, yang di kandungannya tidak hanya keturunan keluarga , tapi juga anak dia.





Berdasarkan pikiran kakek , setengah dari anak itu adalah keturunan dari orang berkuadrat rendah, bagaimana kalau kakek mau memusnahkan keturunan yang tidak murni ini?





“Ariella, ada apa?” Carlson tanya dan buat Ariella tidak memikirkannya dulu.





Dia tersenyum “Aku sudah kenyang.”





Carlson meletakkan sumpit, mengambil tissue dan mengelap mulutnya,”Ayok jalan, aku temani kamu jalan-jalan sebentar.”





Ariella mengangguk dan berkata “Baiklah”





Karena daerah ini di dekat laut, maka pagi hari di kota Pasirbumi sangat panas, sedangkan di malam hari ada angin laut, dan lumayan sejuk.





Setelah makan malam, mereka suami istri jalan-jalan di padang rumput dekat villa.





Carlson menggandeng tangan Ariella, melangkah dengan pelan untuk samakan dengan Ariella, menemani nya dengan penuh kesabaran.





Carlson pikirannya hanya tentang Ariella, sedangkan pikiran Ariella tidak tahu sudsah dimana.





Dia terpikir Zeesha si bajingan, terpikir kalau dia tidak pernah menjalani hari-hari menjadi ibu dengan baik, terpikir pria misterius itu.





Siapakah pria itu?Apakah pria itu tau keberadaannya?Ariella sangat ingin tahu, bahkan pernah kepikiran menyuruh detektif bayaran untuk mengecek siapa pria itu, tapi setelah dapat informasinya lalu bisa apa?





Dari kecil sampai besar, ibu nya tidak pernah mengungkit masalah itu, hanya ingin dia tumbuh besar seperti anak pada umumnya.





“Ariella, kamu pikir apa?” Suara Carlson yang berat membuat Ariella berhenti pikir.





Dia melihat Carlson dan tersenyum lalu berkata: “Aku sedang pikir mengapa kamu sangat menyukai baju abu-abu?”Musim dingin pakai jas abu-abu, musim panas pakai kemeja abu-abu, tidak bisakah bisa ganti warna lain?





Carlson: “Sudah terbiasa.”





Tidak tahu sejak kapan, dia hanya pakai baju warna ini, tidak pernah ganti lagi.





Kalau mau dibilang suka, tidak juga, mungkin sudah menjadi kebiasaannya, dan juga sudah menjadi identiknya.





Ariella mengamatinya lalu berpikir: “Menurutku kalau kamu akai kemeja putih harusnya lebih bagus, maukah kamu coba?”





“Oke.” Dia bahkan tidak pikir langsung mengangguk kepalanya, hanya karena perkataan istrinya,dia mengubah kebiasaannya selama beberapa tahun ini.





Dia begitu nurut dan memanjakannya, tapi dalam hati Ariella malah menyimpan banyak hal yang tidak bisa diungkapkan.





Setelah dipikir-pikir, Ariella tanya: “Carlson, kamu tahu kalau ayah kandung aku bukan Zeesha kan?”





“Iya.” walaupun sedikit terkejut dengan pertanyaan Ariella, Carlson tetap mengangguk, dan juga memegang tangannya dengan erat, lalu berkata: “Aku sudah pernah bilang, aku hanya peduli masa depan kamu.”Ariella tahu kalau Carlson tidak peduli dengan masa lalunya, kalau tidak tidak mungkin Carlson mau menikah dengannya setelah mengetahui latar belakang keluarganya.





Dia bertanya lagi: “Kalau gitu kamu tahu dia siapa?”





“Iya” Carlson berdiri dan pegang pundak Ariella dengan serius berkata: “Ayah kandungmu adalah orang yang sangat baik, tapi dia sudah meninggal karena kecelakaan beberapa tahun lalu, kalau tidak dia tidak akan meninggalkan kamu dan ibumu.”





“Mati karena kecelakaan beberapa tahun lalu?” Ariella menghela nafas lalu senyum dengan terpaksa “Jadi aku tetap sendiri?”





Tiba-tiba mendengar perkataan itu, Carlson menjawab dengan tidak puas: “Kamu ada aku dan anak.”





“Aku tahu ada kamu dan anak kita, tapi aku ingin punya keluarga , jadi kalau kamu menyakitiku ada yang bantu aku.” Ekspresi cemburu Carlson terlihat sangat lucu, dan membuat Ariella tertawa, “Pria bodoh!”





Carlson lalu memeluknya dan bertanya: “Kalau ayah kandungmu ada anak, maukah kamu menganggap mereka keluargamu?””Itu juga harus tergantung mereka.” Ariella menjawab





Kira-kira tidak ada lagi orang yang mau mengakui anak dari ayahnya dan wanita lain, dan juga di kondisi seperti itu.





“Jangan banyak berpikir, kita jalan-jalan dulu.” Carlson mengelus kepalanya dan lanjut berjalan santai.





Ariella sangat berharap kalau dia akan menggandeng dia seperti ini terus, selamanya tidak berpisah.





Tapi dia menyadari, hari indah seperti ini suatu saat pasti akan berakhir, dan dia akan kehilangan dia selamanya.

Danh Sách Chương:

Bạn đang đọc truyện trên website TruyenOnl.COM
BÌNH LUẬN THÀNH VIÊN
BÌNH LUẬN FACEBOOK