Abang Hansel adalah seorang pemimpin negara, tapi terkadang kenapa dia dapat membuat orang merasa bodoh dan lucu?
Ia sudah memperlihat dengan begitu jelas, dan dia masih tidak menyadari bahwa ia sudah mengetahuinya jikalau dia adalah Abang Hansel?
Kalau bukan karena dia pergi ke lokasi bencana, mana mungkin ia akan menyusulnya ke lokasi bencana.
Kalau bukan karena ia tahu bahwa dia adalah Abang Hansel, kenapa ia bisa menciumnya.
Abang Hansel nya benar-benar sangat bodoh!
Tetapi walaupun Abang Hansel sedikit bodoh, ia masih tetap menyukainya.
Sangat menyukai ketika dirinya sedang cemburu pada diri sendiri.
Dapat terlihat jelas, seorang pria jika berada didepan wanita yang disukai pasti akan sangat pelit.
Seperti ayahnya, ada sekali ibu sedang memuji pemeran utama drama itu sangat ganteng.
Setelah selesai menutup telepon, ayah yang sedari tadi duduk disebelah langsung bertanya pada ibu: “Ganteng? Dari mananya ganteng? Dibandingkan dengan suami bagaimana?”
Bukankah ayah sedang fokus bertelepon membicarakn sesuatu hal, tetapi ketika ibu mengatakan kalimat itu, ia langsung sangat perhitungan dengan ibu.
Dan disaat itulah ia mendengar satu kalimat emas ketika ayah sedang berbicara pada ibu: “Karena kamu adalah istriku, makanya aku perhitungan denganmu. Kalau orang lain, aku ngga punya waktu untuk mempedulikannya.”
Maksud ayah berkata bahwa dirinya pelit dan cemburu, semua karena ibu adalah istrinya, orang yang paling ia pedulikan.
Jadi, kesimpulan Oriella adalah, sebenarnya laki-laki adalah makhluk yang pelit.
Keposesifan mereka sangat kuat, sama sekali tidak boleh mengizinkan wanita yang disukai memikirkan orang lain.
Tetapi, ia merasa setuju dengan perkataan ayah, karena peduli, makanya akan perhitungan dan perhatian.
Tak lama, Miguel membawa makanan harum dengan kedua tangannya sendiri.
Melihat Oriella sedang bengong, dia mengulurkan tangan dan menggoyangkan telapak tangan didepan wajahnya: “gadis kecil, kamu sedang mikirin apa?”
“Lagi mikir kamu siapain makanan apa untukku?” Dia menjilat bibirnya, kelihatannya ia terlihat sangat lapar.
Miguel mengambil meja kecil dan meletakkannya diatas kasur, lalu mensajikan satu per satu makanan diatas meja: “Liotta meminta orang didapur khusus membuatkan makanan ini untukmu, kamu harus makan banyak.”
Dia sembarang menggunakan nama Liotta, karena dia tidak tahu harus bagaimana memberitahu Oriella bahwa semua ini sengaja dia siapkan dan minta tolong pada orang dapur untuk membuatnya sesuai dengan selera Oriella.
Sejak kecil ia sangat suka memilih makanan, ia paling menyukai stroberi, maka orang rumah akan mencari seribu akal untuk membuatkannya makanan yang ada stroberinya.
Oriella adalah seseorang yang sangat dimanjakan dikeluarganya, tetapi ia malah pergi ke lokasi bencana untuk hidup susah.
Sejujurnya, saat pertama kali melihatnya ada dilokasi bencana, dia sama sekali tidak berani percaya.
“Kalau semua makanan ini disiapkan oleh Abang Hansel untukku, aku pasti akan menghabiskan semuanya, sedikitpun tidak akan tersisa, tapi……” Wajahnya cemberut dan menundukkan wajahnya, “Pak Presiden, Abang Hansel ku sudah beberapa hari ini ngga cari aku, menurutmu apakah dia sudah melupakanku?”
“Mana mungkin?” Melihat ia sedih, Miguel lebih merasakan hatinya jauh lebih sedih, menggulurkan tangan menepuk pelan punggungnya, “Yang penting kamu jaga baik-baik tubuhmu, maka Abang Hansel mu akan datang melihatmu.”
“Kamu bukan dia, kamu hanya menerka-nerka saja.” Dia berbicara dengan sangat sedih, tetapi hati dia sangat senang seperti bunga bermekaran.
Dia berkata: “Bagaimana kalau kita taruhan?”
Oriella melebarkan mata: “Taruhan apa?”
“Aku taruhan kalau kamu menghabiskan semua makanan ini, lusa malam Abang Hansel mu akan datang mencarimu.” Ia berkata dengan mata yang lembut.
“Beneran?” Asalkan dia bersedia menggunakan identitas Abang Hansel untuk menemuinya, berarti ia dapat dengan bebas bermanjaan dipelukan Abang Hansel, tidak perlu terus menahannya seperti sekarang ini.
“En!” Dia menganggukkan kepala, sangat pasti.
“Kalau dia tidak datang?” Walaupun dia sudah berjanji, Oriella masih perlu kepastian, daripada ia diberi harapan palsu lagi.
“Dia ngga akan ngga datang!” Apapun yang dia janjikan padanya, tidak akan dia ingkari, kecuali seperti beberapa waktu lalu ketika tubuhnya penuh luka tak berdaya.
“Pak Presiden, kalau lusa malam Abang Hansel datang melihatku, aku akan mentraktirmu. Kalau lusa malam Abang Hansel tidak datang, kamu yang harus mentraktirku.” Tidak peduli kalah atau menang, yang ia inginnya sangat simple, menemaninya makan.
“Baik, ngga jadi masalah.” Dia mengelus pelan kepala Oriella, menyajikan dia semangkuk sup, “Cuaca agak sedikit dingin, lain kali sebelum makan ingat minum sup dulu untuk menghangatkan badan. Dan juga cuaca di Hai Shi sangat kering, kamu baru pertama kali datang kesini, mungkin belum beradaptasi, ingat untuk banyak minum air.”
Dia seperti sedang menasehati anak kecil, takut dirinya tidak dapat menjaga ia dengan baik, membuatnya sengsara.
“Pak Presiden……” ia melihat kearah Miguel, sedikit mengbengkamkan mulut lalu berkata, “Kamu begitu ramah dan lembut. Kalau saja aku ngga ada Abang Hansel, kamu ngga ada orang yang kamu suka, aku pikir mungkin aku akan menyukaimu.”
Benar saja seperti prediksi Oriella, perkataan ini setelah diucapkan, dari pak presiden yang lembah lembut seketika raut wajahnya menjadi suram.
Dengan suara melengking dia berkata: “Barusan kamu ngomong apa? Coba ngomong sekali lagi?”
Oriella dengan rasa tanpa bersalah: “Raut wajah mu kenapa berubah seperti itu? Ada orang yang memujimu ramah, lembut dan disukai orang, apakah kamu ngga senang?”
“Apa yang harus aku senangi?” Riella dia sudah ingin berpindah hati, apakah dia harus senang?
Mampus!
Dia tidak dapat senang.
“Pak Presiden, kamu kenapa?” Benar-benar pelit, ketika dia pelit sama seperti ayahnya, ketika marah muka akan cemberut dan tidak memperdulikan sekitar.
“Makan dengan baik!” Setelah berbicara dia pergi begitu saja.
Oriella: “……”
Ia hanya ingin bercanda, siapa sangka bercanda hingga membuatnya marah dan pergi begitu saja, Oriella sangat menyesal.
“Pak Presiden!” ia mencoba untuk memanggil, tetapi tidak ada jawaban.
Nafsu makannya yang sejak tadi tinggi, sekarang melihat makanan didepannya sama sekali tidak menggunggah selera.
Perkataan ia tadi, apakah terlalu berlebihan?
Apakah benar membuat hati Abang Hansel menjadi sedih?
Ia pernah berkata akan menjadi Riella yang pengertian, menjadi anak yang pengertian untuk Abang Hansel, tetapi kenapa ia membuat Abang Hansel sedih?
Ia tak boleh lagi mengerjai Abang Hansel, kalau tidak yang pada akhirnya sedih adalah dirinya sendiri.
“Makan dengan baik jikalau ingin bertemu dengan Abang Hansel, kalau ngga kamu jangan berharap untuk bertemu siapapun.”
Ketika Oriella mengira bahwa Abang Hansel pergi meninggalkannya begitu saja, suara Abang Hansel kembali terdengar didepan pintu.
Sepertinya dia masih perhatian padanya, dia tidak pergi walaupun masih marah.
“Baik, Pak Presiden, kamu jangan khawatir, aku akan makan dengan baik.” Ia langsung makan dengan lahap, jangan sampai ia membuat Abang Hansel marah lagi, kalau tidak harapan untuk bertemu dengannya lagi akan hilang.”
Didalam kamar, ia makan dengan lahap, semakin makan semakin enak.
Diluar kamar, Miguel merokok, otaknya dipenuhi dengan perkataan gadis kecil ini.
Ia dapat menyukai identitas dia yang sekarang adalah sebuah hal yang bagus, tetapi dia juga tidak ingin jika dihatinya ada laki-laki selain Abang Hansel, walaupun laki-laki adalah dia sendiri.
Ketika mendengar perkataan ini, perasan dia saat itu kacau balau, tidak tahu bagaimana cara menghadapinya.