Kyoto, ibu kota sebuah negara, tempat yang sangat ramai.
Melirik kanan kiri, semuanya gedung besar.
Turun dari taksi, Ariella tidak bisa menemukan arah, sama sekali tidak ada bayangan kalau dia tumbuh besar di kota ini.
Jalan, gedung, pejalan kaki, bagaimanapun dilihat tetap asing, seperti dia tidak pernah hidup di kota ini.
Ariella menghirup nafas, tersenyum dan beri tahu diri sendiri: “Ariella, tidak apa-apa.”
Hari ini tidak ada ingatan bukan berarti besok juga tidak ada ingatan, asalkan dia berusaha pasti bisa ingat semua kejadian di masa lalu.
Kali ini datang ke Kyoto, tujuan Ariella sangat jelas, yaitu pergi mencari Puspita yang menyebalkan, dan juga Elisa yang tumbuh bersama dia.
Sebelum datang ke Kyoto, Ariella mencari cara untuk menghubungi Elisa, dia bilang ingin bertemu. Dan Elisa langsung menjawab iya.
“Elisa…”Ariella diam-diam sebut nama itu berkali-kali, seperti ada ingatan tentang nama itu, tapi dia tetap tidak mengingat apa-apa dari Elisa.
Ariella mendapatkan kabar dari Puspita dan mencari di internet. Lalu dia mengetahui kalau wajah Elisa pernah hancur, dan juga pernah ada gangguan mental.
Akhirnya, dia sembuh dari gangguan mental, dan juga operasi plastik, memulai hidup yang baru. Sekarang kerja di salah satu perusahaan di Kyoto, dan juga ada sedikit saham.
Kalau hanya mendengar cerita akhirnya, mungkin dia akan menganggap Elisa wanita yang sangat inspiratif.
Ariella menggelengkan kepala, tidak mau pikirkan tentang masa lalu Elisa, dia hanya ingin mendapat info dari dia.
Bentuk gedung di sekitarnya semua hampir sama, Ariella mengikuti gps dan masih tidak bisa menemukan kantor Elisa.
Pada akhirnya dia terpaksa mengirimkan sms ke Elisa — Aku sudah sampai, tapi aku tidak bisa temukan kantor kamu.
Setelah itu, Ariella langsung menerima telfon dari Elisa, suara Elisa tidak beda jauh dengan yang dibayangkan Ariella, sangat lembut dan enak didengar.
Dia berkata: “Kamu posisinya dimana, aku pergi cari kamu.”Ariella melihat sekitarnya dan beri tahu nama toko yang ada disebelahnya, lalu menunggu Ariella di tempat.
….
Setelah matikan telfon, Elisa tidak langsung berankgat, melainkan dia jalan ke depan jendela dan melihat ke mini market di seberang.
Di sebelah kanan ada wanita yang memakai topi, kemeja putih dan jeans biru, dia sedang melihat sekitarnya, seperti sedang membiasakan diri dengan lingkungan sekitar.
Beberapa tahun sudah berlalu, wanita itu masih begitu cantik, tinggi kurus, kulitnya juga masih sangat baik, kelihatan seperti perempuan yang keluar dari sekolah, sma sekali tidak terlihat seperti seorang ibu.
Wanita yang seharusnya sudah meninggal 3 tahun lalu, yang selalu menang darinya… Elisa mengira selamanya tidak akan bertemu lagi. Tidak disangka dia ternyata hidup, dan menghubungi dia duluan.
Memulai hidup baru, kerjaannya juga ada hasil yang bagus, Elisa sedang berusaha melupakan semua kejadian buruk di masa lalu.
Selama tidak ada yang mengingatkan dia, dia bahkan sudah hampir lupa dengan apa yang pernah dia alami.
Tapi disaat dia sudah mau melupakan semua itu, Zeesha membawa pulang Ariella yang seharusnya sudah mati.
Elisa yang sekarang paling tidak ingin bertemu dengan Ariella, melihat Ariella akan buat dia terpikir bagaimana parahnya dia kalah dengan Ariella.
Jelas-jelas tidak ingin bertemu dengan Ariella, tapi tetap mengiyakan, dia malah ingin lihat Ariella yang tidak ada masa lalu bisa berubah jadi apa?Kehilangan semua ingatan.Elisa merasa sedikit curiga.
Ariella sangat pintar, mungkin saja sebenarnya tidak kehilangan ingatan, hanya akting, tapi kalau mau dibilang akting untuk dilihat siapa, dia tidak bisa menebaknya.3 tahun lalu Ariella meninggal karena kecelakaan, tapi kandungan dia selamat.
Setelah mendengar kabar itu, Elisa yang sedang di rumah sakit jiwa merasa sangat puas.
Wanita yang selalu dijaga dewa keberuntungan, yang selalu lebih beruntung dari dia, akhirnya dibawa dewa kematian.
Saat itu dia tertawa, sekitar selama setengah jam.
Tapi selain senang, dia juga merasa sakit, urat yang erat tiba-tiba lega, tapi hatinya pun kosong.
Ivander, Ariella, dan dia, mereka bertiga tumbuh bersama, tapi sekarang mereka sudah pergi, hanya sisa dia sendiri.
Saat itu dia bisa merasakan perkataan orang biasanya, hidup sangat pendek, yang penting senang.
Hidup hanya beberapa puluh tahun, kamu minta lebih banyak pun semua akan tiada.
Setelah mengerti itu, Ariella merasa Tuhan masih baik sama dia, menghancurkan mukanya tapi menyisakan nyawa.
Ivander dan Ariella masih muda, tapi sama-sama sudah meninggal, sudah menjadi abu. Hanya dia yang masih hidup, hanya orang yang hidup yang bisa berubah dunia, bisa hidup seperti yang dia mau.
Mengapa saat dia merasa sudah lebih baik, Jian Zhengtian malah bawa dia pulang? Mengapa mereka mau datang mengganggu hidup yang tenang?
Jian Zhengtian yang menghancurkan hidup dia, malah dengan tidak tahu malu menghubungi dia, dan masih panggil dia anak yang baik, dia ingin Elisa balik bersama dia, mereka sama-sama banggakan keluarga Qin.
Haha..
Benar-benar lucu, hanya si bajingan tua itu yang begitu tidak tahu malu. Semua yang dia pernah lakukan mungkin dia sudah lupa, tapi Elisa tidak akan lupa.
Tapi dia tidak menolak Jian Zhengtian, malah dia menerima permintaan dia, dia mau lihat dia bisa bertahan berapa lama.
Dia ingin melihat Jian Zhengtian berusaha dengan segala cara tapi tidak bisa membalikkan apa-apa
….
Ariella menunggu agak lama baru bertemu Elisa.
Ariella tidak menemukan foto Elisa setelah operasi plastik di internet, tapi setelah Elisa keluar, dia langsung mengenalinya.
Ariella mendengar dari Puspita kalau dia dan Elisa tumbuh bersama, hidup bersama begitu lama, tidak melihat wajahnya pun dalam hati bisa tau itu orang yang mau dicari.
“Riella, sudah begitu lama tidak ketemu, kamu masih tetap sama, begitu cantik, sama sekali tidak berubah.”
Elisa menyapa seperti seorang kakak yang sudah lama tidak jumpa, menutupi kebenaran dengan baik, orang biasa tidak mungkin bisa menyadari.
Ariella mengangguk: “Halo!”Dia tidak yakin kalau hubungan dia seperti yang diberi tahu Puspita, kalau begitu jaga jarak sebelum ingatan dia kembali.