Mục lục
NOVEL SUAMIKU TERNYATA SEORANG PRESDIR
Thiết lập
Thiết lập
Kích cỡ :
A-
18px
A+
Màu nền :
  • Màu nền:
  • Font chữ:
  • Chiều cao dòng:
  • Kích Cỡ Chữ:

Bab 390 Berita Yang Sulit Dipercaya





Ayah Carlson memakan satu pangsit udang, juga berulang-ulang memuji: “Lumayan, lain kali panggil ibumu,kakak, iparmu, dan juga Riella kecil. Kita semua coba bersama.”





Ayah Carlson mendorong bubur sumsum kesukaan Efa ke sampingnya dan melanjutkan: “Ibumu memberitahuku bahwa kita kedepannya akan tinggal di Kota Pasirbumi untuk waktu yang lama dan melihat bagaimana rakyat biasa Kota Pasirbumi menjalani hidup.”





Ayah Carlson penuh empati dan mengabaikan identitas Efa yang canggung.





Dengan kata lain, pada kenyataannya, dia tidak pernah tidak menganggap Efa sebagai anak dari keluarga mereka, jadi ketika merencanakan kehidupan masa depan masih ada keberadaan Efa.





Kata-kata Ayah Carlson, didengar dalam telinga Efa, membuat hatinya masam, kedepannya … kedepannya dia takut dia tidak akan pernah memiliki kesempatan untuk berkumpul makan bersama dengan keluarga ini lagi.





Ayah Carlson meletakkan sumpit dan dengan khawatir berkata: “Efa, makan dulu, cukup makan barulah memikirkan hal lain. Kamu lihat dirimu, jika kurusan lagi, ibumu tidak akan mengenalimu.”





“Baiklah, kalau begitu aku akan makan lebih banyak.” Efa membalas Ayah Carlson dengan senyum cerah dan mengembalikan penampilan senyum hippienya. “Ayah, kalian begitu sayang pada Efa, Efa benar-benar bahagia.”





Ketika dia masih sangat kecil, orang tuanya sudah pergi, tetapi selama bertahun-tahun, dia mendapatkan hidup yang lebih bahagia dari anak lainnya.





Dia tidak pernah merasa bahwa dia adalah anak yang tidak dicintai siapa pun, dan dia tidak pernah merasa bahwa dirinya adalah anak yang tidak diinginkan.





Memikirkan hal ini, Efa menghela napas, didalam hatinya sudah tidak begitu tertekan, dia juga diam-diam menghibur dirinya sendiri.





Dia adalah cucu dari Sandoro, tetapi apa hubungannya dengan dia yang terus mencintai anggota keluarga ini?





Kedepannya dia tidak tinggal bersama keluarga Carlson, tapi tidak pedulu ke mana pun dia pergi, begitu dia memikirkan masih ada mereka di belakangnya, dia juga bahagia.





Setelah sarapan, Ayah Carlson sendiri mengendarai mobil mengantar Efa ke Wilayah Militer Kota Pasirbumi.





Dulu, Efa sering pergi ke Wilayah Militer Kota Pasirbumi untuk membuat masalah, berusaha ingin bertemu dengan Darwin Komandan pertempuran mereka yang brengsek.





Hari ini sama-sama pergi ke Daerah Militer Kota Pasirbumi, mungkin bisa bertemu Darwin, tetapi Efa malah ingin mundur, karena dia tidak tahu sikap apa yang harus digunakan untuk menghadapi Darwin.





Dulu butuh waktu lama dari daerah perkotaan ke Wilayah Militer Kota Pasirbumi, sepertinya menjadi cepat hari ini. Dia tidak ingin begitu cepat tiba, mobil telah tiba di Wilayah Militer Kota Pasirbumi.





Setelah turun dari mobil, Ayah Carlson sambil berjalan sambil berkata kepada Efa: “Efa, nanti kamu akan pergi menemui Sandoro sendirian, aku menunggumu di luar. Tidak peduli apa yang dia katakan kepadamu, kamu sebaiknya memiliki pemikiran sendiri.”





“Ayah, aku bukan lagi gadis kecil yang baru saja masuk ke dalam keluarga kita. aku telah tumbuh dewasa. hitam putih, benar salah, didalam hatiku sangat jelas, jangan khawatir.” Hal-hal yang dilakukan Sandoro adalah seperti paku di atas tembok.





Efa kali ini menyetujui datang untuk melihat Sandoro, bukannya mendengarkan teriakan terzolimi Sandoro, tetapi untuk yang terakhir kalinya membujuknya, berharap dia akan bertobat, mungkin Komandan Darwin akan melihat sikapnya bertobat, masih bisa menyelamatkan hidupnya. Dia masih bias membawanya meninggalkan Kota Pasirbumi dan pergi untuk memilih tempat di mana tidak ada yang mengenal mereka, sehingga dia bisa dengan tenang menghabiskan masa tuanya.





“Yah, Ayah tahu bahwa kamu tumbuh dan mengerti banyak hal.” Ayah Carlson menghentikan langkah, mengelus kepala Efa, “Anakku, masuklah. Apa pun yang terjadi, jangan lupa, Ayah menunggumu di luar.”





“Terima kasih, Ayah!” Efa tersenyum dan memeluk Ayah Carlson. Kemudian dia berbalik berjalan Bersama seorang prajurit ke tempat Sandoro ditahan.





Ayah Carlson terus berdiri di tempat yang sama dan diam-diam melihat sosok punggung belakang Efa. Ketika dia sudah tidak bisa melihat bayangannya, dia tidak pergi karena dia berjanji akan disini menunggunya keluar.





Mengetahui bahwa Efa datang, Darwin sudah duduk di ruang pemantauan umum Daerah Militer Kota Pasirbumi. Tidak peduli ke mana Efa pergi, dia bisa melihat setiap gerak geriknya.





Dia melihat dia terpisah dari Ayah Carlson dan mengawasinya mengikuti tentara untuk melihat Sandoro, dia bahkan tidak kehilangan tinju yang diam-diam ditahan karena ketegangan kecil.





Tatapan mata komadan Darwin bergerak mengikuti gerakan Efa yang ada di dalam gambar pemantauan CCTV yang berbeda, tampak ketegangan, seolah-olah dia menemani disampingnya.





Akhirnya, Efa mengikuti prajurit itu masuk kedalam tempat Sandoro ditahan, prajurit berkata kepadanya: “Nona Efa, Sandoro dikurung di sini, kamu putuskan sendiri apakah kamu akan masuk, atau kita memintanya untuk keluar?”





Efa terkenal di Wilayah Militer Kota Pasirbumi, adalah musuh bebuyutan Komandan mereka yang arogan dan sombong. Oleh karena itu, sikap prajurit terhadapnya sangat baik, seolah-olah menghadapi Komandannya sendiri.





“Kamu menungguku di luar, aku akan masuk dan menemuinya.” Tidak peduli seberapa rumit perasaannya terhadap Sandoro, dia ingat bahwa dia dulu baik padanya. Tidak peduli apa yang ingin dia katakan padanya, Efa masih berharap untuk memberi sedikit ruang pribadi untuknya.





Tempat tahanan Sandoro adalah tempat kecil yang terpisah dari tahanan lainnya, tempat ini terbuat dari baja dan terlihat sangat kokoh.





Tempat semacam ini adalah untuk menahan tersangka mata-mata dan sel-sel yang dibangun secara terpisah dapat mencegah mereka berkomunikasi satu sama lain.





Efa berkata: “Darno, tolong bantu membukakan pintu untukku, Aku akan masuk dan berbicara dengannya.”





“Nona Efa, jangan sopan padaku.” Efa begitu sopan, prajurit sedikit tidak terbiasa.





Di masa lalu, Efa datang ke Daerah Militer Kota Pasirbumi untuk membuat keributan, atau melepaskan kata-kata akan meledakan kamp pertempuran Darwin. Spesimen iblis perempuan yang nyata hidup, siapapun yang melihatnya tidak bisa tidak bersembunyi jauh-jauh.





Hari ini, Efa sopan di sepanjang jalan. Apakah benar-benar ragu bahwa Efa ini masih Efa yang semua orang kenal?





Tidak hanya para prajurit terkemuka memiliki pertanyaan ini, tetapi Komandan militer mereka juga hampir meragukan apakan ini Efa yang asli.





Namun tetap saja Efa tidak tahu tata krama, yang berteriak tidak beretika, yang lebih berenergik.





Jika dia menikahinya pulang, dia bisa membawanya naik gunung untuk menembak burung liar, menangkap ikan di laut, seorang gadis bisa menjadi anak laki-laki itu, betapa baiknya!





Ketika Darwin sedang bermimpi indah, teriakan Efa tiba-tiba terdengar dari earphone.





Dia kembali fokus, menyapu matanya dan mencari sosok Efa di layar pengawasan, tapi dia mencarinya dan tidak menemukannya.





Darwin buru-buru melompat. Dia mengambil walkie-talkie dan bergegas keluar: “Darno, apa yang terjadi?”





Dalam walkie-talkie, suara Darno terputus-putus: “Komandan, Sandoro, dia … sudah mati.”





Sandoro sudah mati?





Darwin tidak percaya pada berita yang diterimanya.





Sandoro tua bangka itu, yang masih ingin bertemu Efa, juga berpikir bahwa dirinya masih memiliki kesempatan untuk melarikan diri, Dia tidak akan mungkin bunuh diri.





Sandoro melakukan bunuh diri tidak termasuk kemungkinan, masih ada dua kemungkinan akibat kematiannya karena kecelakaan atau pembunuhan. Alasan kematian Sandoro sebenarnya apa?

Danh Sách Chương:

Bạn đang đọc truyện trên website TruyenOnl.COM
BÌNH LUẬN THÀNH VIÊN
BÌNH LUẬN FACEBOOK