Sebuah mobil hitam mewah berhenti disamping pekerja didekat pintu keluar, jarak dari tempat wisata Oriella mereka pergi sangat dekat.
Oriella dibawa ke samping mobil, lalu ia berhenti sejenak dan melihat kearah belakang, ia sudah tidak dapat melihat Efa dan Diego.
Sudah tidak melihat Efa dan anaknya, Oriella sedikit lebih tenang, dia percaya Efa kalau bisa jauh dari pandangan orang-orang itu dia bisa cari cara untuk kabur.
“Nona Oriella, silahkan naik!” Pria didepan membukakan pintu dan berbicara nada yang tidak sabaran, seakan jika Oriella sudah naik mobil, mereka bisa kembali menjadi diri mereka sendiri.
“Ngapain sih cepat-cepat?” Oriella menggerutkan alisnya dan dengan sikap dingin melihat kearah pria tersebut, lalu masuk ke dalam mobil, karena bagaimanapun kondisi dia saat ini adalah kondisi lemah, ia tak mampun melawan begitu banyak orang.
Oriella baru saja duduk, laki-laki tersebut juga masuk ke dalam mobil dan duduk disampingnya, dan berkata: “Jalan!”
Dibawah perintah laki-laki tersebut, supir dengan cepat menyalakan mobil dan melaju pergi, dalam waktu yang singkat keluar dari lingkungan tempat wisata dan pergi meninggalkan anak buah yang lainnya.
Orang tersebut sama sekali tidak mengambil tindakan apapun terhadap Oriella, mobil hanya melaju seperti biasa dan Oriella dapat melihat kedua sisi jalanan, papan nama jalan dan lain-lain.
Didalam mobil selain supir, disampingnya ada seorang laki-laki, dibelakang hanya ada dia dan laki-laki disampingnya ini.
Tiga orang dengan badan yang besar, Oriella bahkan bisa melihat otot-otot yang ada dari balik jas yang dikenakan mereka, bisa ada badan seperti ini pasti sudah latihan berapa tahun lamanya.
Walaupun sejak kecil ia sudah belajar taekwondo dan mendapatkan nilai yang cukup bagus, tetapi ia tidak tahu kekuatan tiga orang ini seperti apa, ia tidak bisa menilai apakah dia bisa berhasil lolos dari mereka atau tidak, jadi dia tidak berani untuk turun tangan sekarang.
Ketika Oriella sedang mencari cara untuk kabur, ia tiba-tiba merasakan ada tatapan aneh dari orang yang duduk disebelah, tatapan itu berbeda dengan yang tadi.
Dia melihat kearahnya, dan menyadari tatapan laki-laki itu menatap kearah dada dia, seolah-olah dia dapat melihat jelas dibalik baju yang dikenakan Oriella.
“Najis!” Oriella ingin sekali mencongkel kedua matanya.
Disaat dia belum menemukan cara yang tepat untuk kabur, belum tahu bagaimana menghabiskan mereka, dia tidak boleh bergerak sama sekali.
“Gadis kecil, kamu terlihat sangat menarik.” Laki-laki itu menelan ludah dengan mata mesum menatap Oriella.
Oriella tersenyum, mengalihkan kepala melihat keluar jendela, seolah tidak melihat tatapan mesum itu dan hanya bisa mengepalkan kedua tangannya.
Sejak kecil hingga dewasa, belum pernah ada orang yang menatapnya dengan tatapan mesum seperti itu, kalau dulu, kedua orang mata ini pasti sudah tidak ada.
Tetapi kali ini berbeda, ia hanya bisa menundukan kepala dan bersabar agar tidak membuat onar yang lainnya, jadi dia hanya bisa menggigit bibir untuk menahannya.
Oriella sudah bersabar, pria ini harusnya tahu diri, tetapi ia malah berbicara semakin menjijikan: “Gadis kecil umurnya masih kecil, tapi pertumbuhannya sangat bagus. Membuat orang jadi gatal dan tidak tahan ingin menyayangimu.”
Oriella masih terdiam, hanya saja gempalan tangannya semakin kuat.
Pria itu semakin mendekat dan berkata: “Gadis kecil, kamu tahu ngga kamu hari ini mau kemana?”
Gempalan tangan Oriella semakin kencang.
Pergi kemana sama sekali tidak penting, yang penting dia akan menghabiskan pria ini, dia pasti akan.
Pria itu merasakan kemarahan Oriella, tetapi ia sama sekali tidak peduli dan terus berkata: “Aku hanya baik ingin kasih tahu kamu, kamu dan aku naik di satu mobil yang saBu, berarti kamu ngga mungkin bisa pergi dengan baik-baik saja.”
Melihat Oriella yang masih memasang wajah tenang, pria itu semakin suka, ia tak tahan dan mengulurkan tangan: “Lagipula kamu juga tidak bisa mempertahankan seutuhnya, lebih baik biarkan aku mencobanya terlebih dahulu. Aku ingin tahu bedanya perempuan yang sangat dihormati oleh Miguel dengan perempuan lainnya apa?
Begitu perkataan pria itu keluar, Oriella tak lagi bisa menahannya, lalu menonjoknya, tonjokkan yang keras mengarah ke hidung pria tersebut: “Sudah lihat kan, ini adalah perempuan Miguel.”
Walaupun dia tidak tahu pasti bisa lolos dari tiga orang ini, sekalipun dia tidak bisa kabur, dia juga tidak mungkin membiarkan pria menjijikkan ini menyentuhnya.
“Brengsek, ngga tahu malu! Kamu cari mati ya!” Pria itu mencoba untuk memukul Oriella.
Tetapi, tak disangka, dia juga tidak menyangkanya, Oriella juga tak menyangka, tangan pria itu baru saja terangkat, sebuah pistol dingin mengarah ke kepala pria itu.
Pria muda yang memegang pistol membantingkan kepala pria itu dengan keras dan dengan dingin berkata: “Kalau masih mau nyawa, jangan macam-macam.”
Karena duduk menghadap kedepan, pria tersebut tidak tahu siapa orang yang mengarahkan pistol kepadanya dan masih dengan sombong berkata: “Kalian salah orang, kalian ngga tahu kalian arahin pistol ke siapa? Setelah pulang, aku akan meminta bos untuk habisin kalian.”
“Tono, kamu kenapa bisa disini?” Oriella melihat kearah depan, melihat orang yang mengarahkan pistol ternyata Tono, gembira hingga sulit untuk bertanya.
“Nona disini, tentu aku akan disini.” Tono tidak mengakui identitasnya karena lawan sangat banyak.
Orang yang mengikuti Oriella tak hanya Tono, tetapi masih banyak orang suruhan Miguel yang melindungi dia.
Tono pasti melakukan pendekatan dengan mereka makanya bisa menggunakan cara ini, menyingkirkan kedua orang didalam mobil terlebih dahulu, lalu membawa Oriella pergi dari lingkungan yang penuh dengan orang mereka.
“Heng, aku pikir siapa, ternyata kalian.” Walau tidak melihat orangnya, pria itu masih bisa mengenal siapa orang yang mengarahkan pistol padanya.
Keluarga Triple’T sangat jarang ditemukan, apalagi dia muncul disamping Oriella, selain keluarga Triple’T ibu dua anak itu, pria tersebut tidak dapat menebak orang lain lagi.
“Tahu tentang kami, tahu tentang identitas Nona Oriella kamu, dan masih berani menyentuhya, berarti belakang kamu pasti seseorang yang sangat berkuasa.” Kata Tono.
Pria itu berdeham kecil: “Bagus kalau kamu tahu. Atasan aku berani menyentuh, berarti tandanya aku tidak pernah takut sama siapapun. Kalian Triple’T ngga ada hubungan sama sekali dengan masalah ini, jadi kalau kamu mau mundur sekarang juga masih sempat, untuk apa menyusahkan diri?”
“Terima kasih untuk remindernya!” Tono mengangkat tangannya dan dengan keras memukul kepala pria itu dengan pistol, memukulnya hingga pingsan karena terlalu malas untuk mendengar pembicaraanya.