Aa Aa Aaa–
Oriella tiba-tiba merasa tubuhnya menjadi ringan, seperti di kabut awan, serasa seperti bahagia yang abadi.
Sebelum malam ini, dia masih memikirkan cara bagaimana menemukan Abang Hansel, dan saat ini, di malah sudah meringkuk di pelukan Abang Hansel, Abang Hansel sedang menciumnya, dan juga mengatakan suka dengannya.
Hal-hal di dunia ini begitu indah, begitu ajaib, mungkin dapat dalam sekejap menggencet kamu ke dasar lembah, atau mungkin membuat kamu naik ke surga dalam sekejap.
Dia ingin menjawab, memberi tahu Abang Hansel bahwa Riella juga suka Abang Hansel, tetapi dia enggan memecah ketentraman saat ini.
Sangat ingin bisa tentram terus seperti ini, selama-lamanya.
“Sshhh -”
Tiba-tiba terasa sakit di bibir, Oriella meringis pelan, dia hendak bertanya mengapa dia menggigitnya, dan dia mendengarnya berkata : “Apakah ibumu tidak mengajarimu saat berciuman jangan buyar pikirannya?”
“Apakah ibumu mengajarimu?” Abang Hansel jahat, berani mengatakan bahwa ibunya tidak mengajarinya, apakah ibu orang lain mengajar juga?
“Yah, karena ibumu tidak mengajarimu, aku akan mengajarimu nanti,” kata Abang Hansel dengan suara rendah.
Oriella : “…”
Abang Hansel : “Sepakat.”
Oriella tidak bisa melihatnya, tetapi tidak sulit untuk mendengar suara nya beserta dengan senyuman.
Malam ini, tampaknya tenang, pada kenyataannya banyak hal telah mengalami perubahan tanpa disadari.
Perasaan antara Abang Hansel dan Riella kecil, mungkin tidak akan pernah kembali seperti awal, tetapi akan lebih intens dan lebih dalam.
……
Kembali ke rumah, berbaring di tempat tidur besar yang nyaman dan hangat, Oriella memikirkan Abang Hansel-nya, memikirkan Abang Hansel dan dua kali ciumannya.
Kedua ciuman itu adalah ciuman pertama antara dia dan Abang Hansel.
Abang Hansel mengapa menciumnya seperti ini?
Apakah perasaan dia terhadapnya bukan hanya sekedar “abang dan adik”?
Walaupun begitu, dia selalu menganggap dia sebagai abangnya sendiri, selalu merasa datang mencari Abang Hansel sebagai abang.
Tetapi dia tidak menolak Abang Hansel menyentuhnya, dia tidak menolak Abang Hansel menciumnya hari ini seperti ini, tidak hanya tidak menolak, dalam hatinya juga mendambakan.
Tetapi……
Bukankah dia selalu menganggapnya sebagai abang?
Mengapa hubungan antara mereka berdua tiba-tiba berubah?
Oriella berbolak-balik tidak bisa tidur, menatap langit-langit dengan linglung, berpikir jika saja ada seseorang yang bisa membantu nya memikirkan masalah ini, akan lebih baik.
Liotta?
Lupakan saja, si pengacau itu, lebih kacau darinya, Oriella tidak berharap Liotta membantunya mengatasi masalah perasaan.
Selain Liotta, siapa lagi?
ibu?
Benar, ibu bisa membantunya memecahkan masalah perasaannya.
Oriella memandang jam, sekarang jam tiga pagi, ada perbedaan waktu 12 jam dengan New York.
Disini sudah tengah malam, di New York masih jam tiga sore, ibu harusnya masih bekerja di ruang kerja, kalau begitu dia diam-diam menelepon ibu saja.
Telepon berbunyi, orang disana segera mengangkat telepon, didalam telepon terdengar suara lembut seorang wanita : “sayang, itu kamu? ”
Suara lembut ibu ditelepon terdengar ditelinga Oriella, Oriella yang mendengar tiba-tiba menangis : “ibu, Riella merindukanmu. ”
Suara lembut Ariella melewati telepon terdengar lagi oleh telinga Oriella : “Ya, Riella merindukan ibu ya, kalau begitu sayang ingin pulang rumah, atau ingin ibu ke negara A menemanimu? ”
Oriella berkata : “ibu, Riella sudah besar…… ”
Ariella tertawa : “Tidak peduli kamu sudah besar atau belum, walaupun jika kamu sudah menikah, melahirkan seorang anak dan menjadi seorang ibu, tetapi bagi ayah dan ibu, kamu tetaplah seorang anak. ”
Oriella cemberut : “ibu…… ”
Di ujung telepon Ariella diam beberapa saat dan berkata : “Apakah Riella sudah menemukan Abang Hansel?”
ibu adalah satu-satunya anggota dalam keluarga yang mendukung Oriella untuk mencari Abang Hansel, jadi Oriella tidak pernah menyembunyikan apapun dari ibunya.
Oriella meletakkan kepalanya di bantal dan meredam : “ibu, aku sudah menemukan Abang Hansel … hanya saja terjadi sedikit masalah.”
Dulu, dia tidak berpikir bahwa Abang Hansel tidak akan mengenalinya, dia bahkan tidak berpikir bahwa Abang Hansel akan menciumnya seperti ini … jadi seketika merasa kacau.
“sayang apakah kamu bersedia cerita ke ibu?” Terhadap anaknya, Ariella selalu memiliki kesabaran, tidak peduli kapanpun berbicara dengannya selalu dengan nada lembut.
Ketika Abang Hansel menciumnya, Oriella tidak merasa malu, dia bahkan berpikir itu wajar bagi Abang Hansel untuk memperlakukannya seperti itu.
Tapi kali ini dia ingin mengatur kata-kata untuk memberi tahu ibu, Oriella agak malu, dia membendung wajah merahnya ke bantal : “ibu, jangan tanya.”
“Iya, tidak tanya lagi, anak perempuanku sudah besar, ibu sudah tidak bisa mengatur lagi.” Ariella berkata lagi, terdengar seperti sedang cemburu dengan seseorang.
Oriella terburu-buru berkata : “ibu, kamu jangan begini, kamu barusan mengatakan, tidak peduli sebesar apa, tetap adalah anak perempuan kamu dan ayah.
Ariella pun tersenyum : “Iya, kalau begitu apakah Riella bersedia cerita ke ibu? Lihat apakah ibu bisa membantu atau tidak?”
“ibu, sebenarnya gimana rasanya mencintai seseorang?” Oriella tidak mengerti, tidak mengerti bagaimana perasaan dirinya sendiri terhadap Abang Hansel?
Ariella berpikir, dan berkata : “Mencintai seseorang, seperti Riella saat ini.”
“ibu, jangan meledek aku.” Oriella bergelinding di atas ranjang, malu hingga pipinya memerah.
“Ya? Apakah aku meledek kesayangan keluarga kita?” Ariella tertawa bahagia, berkata lagi, “Apakah kesayangan kita tidak lagi sedang jatuh cinta?”
“ibu……”
“Kalau begitu Riella beritahu ibu, mengapa harus mencari Abang Hansel?”
“Karena Riella ingin bersama dengan Abang Hansel, ingin bersamanya seumur hidup, seperti ayah dengan ibu.”
Untuk mengatakan soal percintaan, Oriella paling iri pada ayah dan ibunya, perasaan di antara mereka satu dekade seperti satu hari.
Selama bertahun-tahun, dari awal ingatannya hingga saat ini, ayah dan ibu sama-sama penuh kasih seperti dari awal.
“Saat itu ibu juga ingin menghabiskan seumur hidup dengan ayahmu, jadi menikah dengannya dan kemudian menghabiskan banyak tahun bersamanya,” Ariella menambahkan.
Ariella mengerutkan bibir, bertanya lagi : “ibu, kalau begitu apakah Riella jatuh cinta kepada Abang Hansel?”
Ariella berkata dengan lembut : “sayang, ibu ini tidak bisa membuat keputusan untukmu, kamu harus melihatnya dengan hatimu sendiri, percayalah kamu dapat menemukan jawabannya segera.”
“ibu, bisakah aku menemukan jawabannya?” Dia bingung, dia tidak tahu mengapa Abang Hansel tidak mau mengenalinya, dan dia tidak mengerti bagaimana perasaan Abang Hansel terhadapnya.
Ariella dengan yakin mengatakan : “Tentu saja bisa, Riella kecil keluarga kami sangat pintar dan pasti akan menemukan jawabannya.”\
Tiba-tiba mendengar kata-kata “Riella kecil”, Oriella memikirkan apa yang dikatakan Abang Hansel ketika dia menciumnya, katanya – Abang Hansel suka Riella kecil!
Sebenarnya Riella kecil juga suka Abang Hansel!
Dalam sekejap, Oriella sepertinya mengerti apa yang dikatakan ibunya.