Mục lục
NOVEL SUAMIKU TERNYATA SEORANG PRESDIR
Thiết lập
Thiết lập
Kích cỡ :
A-
18px
A+
Màu nền :
  • Màu nền:
  • Font chữ:
  • Chiều cao dòng:
  • Kích Cỡ Chữ:

Bab 146 Wanita Jalang Beraninya Mengkhianatiku





Berbanding dengan keluarga Carlson yang rukun dan hangat, Grup Primedia yang berada di Kyoto sekarang sedang mengalami kesulitan.





Bentar lagi sudah mau merayakan imlek, keluarga mana yang tidak sibuk mempersiapkan persiapan menyambut imlek, dan keluarga Ivander malah ditutupi oleh awan hitam.





Mereka bukan hanya tidak punya suasana hati untuk merayakan imlek, bahkan duit yang diperlukan untuk mempersiapkan barang imlek juga tidak punya.





Harga saham Grup Primedia terus jatuh, membuat mereka tidak tahu harus berbuat apa lagi, sekarang bagian yang berkepentingan pun telah mencari mereka.





Dengar-dengar mereka telah mendapatkan bukti penting, membuktikan bahwa berberapa tahun ini Grup Primedia ada kegiatan menyogok beberapa pegawai pemerintah, sudah terlibat dalam kejahatan komersial.





Pihak yang berkepentingan sudah melakukan investigasi, selama beberapa saat ini melarang Marsh untuk keluar masuk Negara.





Selama bisa membuktikan bukti kepolisian itu benar, maka Grup Primedia akan menghadapi kebangkrutan, Marsh juga mungkin harus masuk penjara.





Menurut keluarga Ivander, Grup Primedia bisa dalam waktu dekat mengalami kejatuhan seperti ini, semuanya karena Ivander menyinggung Carlton dari Grup Aces.





Terpikir sampai sini, Marsh pun mengambil bangku kecil dan melemparkannya ke arah Ivander, dengan marah berkata: “Binatang, kenapa kamu tidak mati saja? Kalau dari awal tahu kamu bakal membuat kesalahan begini, dari awal tidak seharusnya melahirkanmu ke dunia ini.”





Bangku kayu kecil yang dilempar Marsh kearahnya, tidak berani untuk dihindarinya, dilempar mengenai kepalanya sampai mati rasa, juga tidak berani berkata apa-apa.





“Kamu masih tak bicara?” Marsh mengangkat kaki dan menyepak ke arah Ivander,” Grup Primedia bisa dikondisi sekarang, semua ini karena kesalahan kamu yang sangat tidak berguna.”





“Ayah—” Ivander mengepalkan genggaman tangannya, menahan kemarahan yang ada di hatinya sambil menjerit.





“Siapa bapakmu? aku tidak mempunyai anak seperti kamu.” karena berada dalam emosi yang besar, juga karena Grup Primedia akan mengalami kebangkrutan, dan kemungkinan tertangkap masuk penjara, hidup Marsh kedepannya tidak tahu akan seperti apa lagi, bagaimana bisa peduli dengan apa yang dipikirkan Ivander.





“Tuan Ivander, kita ada informasi yang penting, bukti-bukti itu diserahkan oleh Elisa ke pihak yang berkepentingan.” sekretarisnya dengan tergesa-gesa melaporkan.





“Apa? Si Elisa yang melapornya?” respon pertama Ivander adalah akan menyelesaikan dan menghabisi Elisa, untuk mengeluarkan kemarahan di hatinya.





Marsh dengan menjerit marah berkata: “Kamu binatang, lihatlah kamu seharian ngapain saja? Seharian menyinggung siapa saja?”





Respon pertama Marsh pun langsung melihat Ivander, kalau mau menyalahkan maka salahkan makhluk tidak berguna ini, tidak mengenal orang dengan jelas, tidak hanya menyinggung orang yang tidak bisa untuk disinggung, orang yang bahkan sudah tidak ada hubungan dengannya juga asyik cari masalah.





“Grup Primedia dalam kondisi sekarang, apakah kamu tidak merasa bersalah sedikit pun?” melihat Grup Primedia tidak akan tertolong lagi, Ivander juga tidak ingin menahan kemarahannya, dia melihat Marsh, sambil menjawab: “Kalau selama ini mengikuti jalan yang benar dalam berbisnis, apakah sekarang kamu mungkin ditangkap orang karena bukti kesalahanmu.”





Setelah mengatakan kata yang tidak enak didengar, dia langsung berbalik dan berjalan keluar, saat ini dia bukan ingin membalas dendam kepada Carlton dari Grup Aces, tetapi dia ingin balas dendam ke Elisa.





Turun ke bawah, mobilnya sendiri pun tidak dibawa, langsung menghentikan satu taxi dan pergi ke rumah Elisa.





Elisa saat ini baru menyelesaikan percakapan dengan Tuan Xu, duduk di kamar menyulam, menyulam adalah beberapa saat dimana kalau dia sedang bosan hobi yang sering dilakukannya sekarang.





Setelah mengalami pengkhianatan dari sang ayah dan Ivander, hati Elisa pun susah untuk tenang kembali, setiap dia ingin menenangkan diri, cuplikan-cuplikan dari hal yang pernah dialami dia muncul dikepalanya.





Dia sangat membenci Ariella, karena Ariella lebih senang hidupnya dari dia, benci Ariella karena setelah melewati hal sulit seperti ini masih ada orang yang menghargai Ariella dan menyayanginya.





Sedangkan dia sendiri, hanya satu orang, tidak ada seorang yang rela untuk berdiri dibelakangnya, membantunya tanpa mengharapkan imbalan.





Dia lebih membenci Ivander lagi, benci dia karena memberinya harapan, dan juga menghancurkan segala mimpi dan harapannya.





Dia membenci banyak orang, membenci semua orang yang membuat dia kehilangan kebahagiannya.





Dia dalam hati diam-diam bersumpah, semua orang yang dia benci, dia akan membalas mereka satu per satu.





Tetapi sampai dengan sekarang, yang bisa dilakukannya adalah tunggu, menunggu kabar baik dari Tuan Xu, menunggu Grup Primedia kalah rata.





Dan sambil menunggu, di saat ini dia perlu melakukan suatu hal yang bisa mengalihkan fokusnya, jadi dia membeli sulaman dan mulai menyulam.





Saat dia sedang serius menyulam, pintu yang tertutup rapat tiba-tiba didobrak dari luar, Ivander yang sedang emosi muncul didepannya.





Ivander tidak merasakan ketidakpastian, maju beberapa langkah dan langsung menjambak rambut Elisa, membuatnya berdiri dari kursi dan dengan kuat dan didorong jatuh ke lantai.





Selanjutnya, dengan kuat menyepak bagian perut Elisa, dengan marah sambil berkata: “Bajingan, kamu tidak ingin hidup lagi.”





Perut yang kesakitan, membuat Elisa mengecil menjadi satu bulatan, buka mulut ingin berbicara, tetapi tidak ada kata-kata yang bisa dikeluarkan.





Ivander melangkahinya, duduk di atas tubuhnya, melambaikan tangan di kedua muka Elisa dan memberikannya tamparan yang kencang.





Muka putih Elisa segera bermunculan bayangan telapak tangan, sudut mulutnya juga berdarah.





“Aku hari ini jika tidak membuatmu mati, maka aku bukan Ivander lagi.” Ivander terus menerus menampar muka Elisa, satu tamparan, dua tamparan,tamparan yang diberikannya bertambah 10 kali dari semula.





Apa yang dia rasakan dengan Marsh, akan dia tumpahkan ke Elisa, semua dilimpahkan ke Elisa.





Dia selagi pukul juga terus menerus menjerit marah: “Kamu perempuan yang pantas mati, mengikuti keluarga aku bertahan hidup dalam waktu yang lama, menghabiskan dana keluargaku yang begitu banyak, kamu malah berani mengkhianati kami.”





“Ivander—-” Elisa dipukul sampai pusing dan mual, beberapa waktu berlalu akhirnya dia punya tenaga untuk menjeritkan namanya.





“Kamu orang sialan masih berani memanggil namaku.” Ivander satu tangan menjambak rambut Elisa, satunya lagi terus menampar muka Elisa.





Dia sangat amat marah, hanya dengan menampar tidak bisa meredakan emosi di dalam hatinya, dia menjambak rambut Elisa, dan membawa kepalanya menghantam ke sudut tempat tidur yang terbuat dari kayu.





Elisa hanya merasakan seperti matanya ada seberkas sinar putih melewatinya, seperti sedang berputar-putar, membuat dia tidak bisa membedakan utara selatan timur dan barat lagi.





Dia ingin membalasnya, tetapi perbedaan kekuatan keduanya terlalu jauh, dia bahkan tidak bisa lepas dari genggamman Ivander.





Walaupun sudah begini, emosi yang berada di dalam hati Ivander masih tidak hilang.





Pandangan matanya sekejap jatuh ke gunting kecil yang berada di samping sulaman, dia pun tidak berpikir banyak, langsung menggoreskan guntingnya ke muka Elisa.





Setelah menunggu darah merah mengalir keluar dari mukanya, dia sejenak sadar, tetapi muka Elisa sudah terlanjur digores olehnya, darah segar juga sudah bertumpahan dari lukanya, berdarah sampai ke seluruh mukanya.





“Aku hari ini menghancurkan wajahmu, lihat kamu kedepannya gimana bisa ketemu sama orang lagi.” mengingat ide begini bisa membuat Elisa merasakan kesusahan, Ivander pun memulai lagi menggores muka Elisa sampai seluruh mukanya hancur digores oleh gunting kecil.





“Aaaarghh—-” Elisa mengeluarkan suara yang tajam, lalu sekejap pingsan dan hilang kesadaran.





Melihat Elisa kehilangan kesadaran, Ivander pun langsung membuang guntingnya, menghadap pintu depan berkata: “Jangan bersembunyi lagi, dalam waktu yang cepat bawa dia ke rumah sakit, dan mungkin masih bisa tertolong lagi.”





Zoro dari samping pelan-pelan jalan keluar, antara tertawa dan tidak sambil berkata:”Dia berani berbuat hal yang menyinggung Ivander, membiarkan dia merasakan sedikit sakit juga bukanlah masalah yang besar.”

Danh Sách Chương:

Bạn đang đọc truyện trên website TruyenOnl.COM
BÌNH LUẬN THÀNH VIÊN
BÌNH LUẬN FACEBOOK