“Ada apa?” Ariella mendengar suara jeritan Puspita sampai hampir pekak, dalam sekejap Ariella masih belum mengerti maksud pembicaraan Puspita “Sudah ada” artinya apa.
“Kamu tadi bilang mau melahirkan adik untuk Riella kecil, jadi pasti sudah ada kabar gembira.” Puspita sambil bicara sambil tertawa, “Kamu sudah berapa bulan? Kapan waktu kelahiran yang diharapkan? Nanti kita bisa sama-sama menyusui anak kita.”
“Enggak, aku belum ada.” Ariella tanpa sadar membelai perutnya, ia sebenarnya juga berharap ada anak di dalam perutnya, tetapi kenyataannya tidak ada.
Ia juga tidak tahu di sisa hidupnya ini, apakah ia masih bisa mendapatkan berkah untuk menghamili anak dia dan Carlson.
“Aku tahu, pasti kandungannya masih belum tiga bulan, masih belum kasih tahu orang lain. Ariella, kamu tenang saja, aku bisa menjaga rahasia, aku pasti tidak akan membeberkannya.”
Di tempatnya ini, Ariella bisa membayangkan disana Puspita pasti sedang berjanji sambil menepuk dadanya.
“Aku benar-benar tidak ada!” Bukan Ariella tidak percaya dengan kata-kata Puspita, tapi ia benar-benar tidak hamil, tetap tidak boleh bicara sembarangan.
Dalam beberapa hal mulut Puspita memang sangat ketat, walaupun kamu memukulnya sampai mati pun ia tidak akan mengatakannya, tapi untuk hal tertentu, asalkan sudah sampai ke telinga Puspita, tidak lama lagi berita itu pasti sudah tersebar ke semua orang.
Masih ingat dulu saat mereka tahun ketiga, didalam kelasnya ada seorang cowok yang mau mengejar wanita kelas mereka, Puspita menguntit dan terus mengorek nama gadis itu dari mulut anak laki-laki itu, dan juga bersumpah tidak akan memberitahukanya pada orang lain.
Namun, sebelum pelajaran pagi itu berakhir, berita mereka pacaran sudah tersebar sampai satu sekolah.
Sejak saat itu, teman sekelasnya langsung memberinya julukan “Puspita si mulut besar”.
“Sudah, kamu tidak usah menjelaskan lagi, aku sudah mengerti.” Puspita lalu berkata, “Gusti sebentar lagi sudah mau menyelesaikan pekerjaannya, pada saat itu, aku tunggu kamu yah, kita melahirkan bersama.”
Ariella: “………..”
Melahirkan juga mau tunggu sampai lahiran bersama?
Puspita kira anak yang di kandungnya itu apaan, mau dikandung sampai berapa tahun baru dilahirkan.
Setelah tutup teleponnya, Ariella mengangkat kepalanya dan melihat ke langit.
Cuaca hari ini sangat bagus, langitnya sangat cerah, seperti perasaan Ariella saat ini.
Memulai hidupnya kembali ke jalur yang benar, akhir pekan ia bisa pergi ke rumah kakaknya untuk makan bersamanya, ngobrol dengan sahabat baiknya, masih bisa jalan-jalan lihat sekitaran, kehidupan seperti ini baru namanya hidup.
Perasaan Ariella hari ini sangat bahagia, waktu diperjalanan pulang ia masih menelepon Carlson, tetapi Carlson sepertinya pergi membahas tentang pekerjaan, kira-kira mau sampai malam baru bisa pulang.
Ariella pulang rumah dengan perasaan senang, baru saja memasuki tamannya, dia langsung melihat Riella kecil yang sedang duduk di taman, ditangannya ia mengambil sebuah gelang, didalam mulutnya ia masih berguram………..Mian mian yang berputar-putar dibawah kakinya juga tidak bisa menarik perhatiannya.
Tidak tahu kenapa, melihat Riella kecil seperti ini, hati Ariella sakit melihatnya, ia ingin mendekati Riella kecil tetapi ia tidak bisa menggerakkan kakinya.
Mian mian meninggalkan Riella kecil dan lari ke Ariella, mengelilingi Ariella dua putaran, juga memanggilnya dua kali.
Ariella tahu, Mian mian sedang memberitahukan dia kalau Riella kecil sedang sakit hati……..
Ariella mengangkat Mian mian, memperlambat langkah kakinya, perlahan mendekati Riella kecil, setelah mendekati Riella kecil, Ariella mendengar Riella kecil berbicara pada gelang itu : “Abang Hansel keluar! Abang Hansel cepat keluar!”
Riella kecil menjerit sekali demi sekali, sekali demi sekali……….. dia terus menjerit Abang Hansel tanpa henti.
Tetapi Abang Hanselnya tetap tidak muncul-muncul.
Setelah berteriak sekian lama, Riella kecil mengedip-ngedipkan mata besarnya, lalu air matanya mulai berlinganan satu per satu.
“Riella……..” Ariella berjalan kearah Riella kecil, Ariella langsung memeluk Riella kecil, mengusap-usap kepalanya, “Abang Hansel tidak ada, Ayah dan Ibu masih bisa menemanimu.”
“Abang Hansel membohongi Riella! Abang Hansel pembohong!” Walaupun Riella kecil menangis tersedu-sedu, ia masih tidak lupa mengatakan Abang Hansel.
Dia mengingatnya dengan jelas, saat Abang Hansel memberikannya gelang ini, ia menyampaikan padanya, setiap memikirkan Abang Hansel, berjerit saja di gelang ini “Abang Hansel pasti akan muncul”, Abang Hansel dalam beberapa saat pasti akan muncul di sampingnya.
Tetapi ia sudah menjerit selama ini, Abang Hansel masih belum muncul, ia tetap masih tidak bisa bertemu dengan Abang Hansel, ia sangat sakit hati!
Ariella menenangkannya dengan suara lembut: “Riella, Abang Hansel sama sekali tidak membohongi Riella, Riella percaya sama Abang Hansel yah?”
Riella kecil mengangkat kepalanya, dengan hati yang sedih bertanya: “Jadi kenapa Abang Hansel tidak muncul?”
Ariella berkata : “Karena Abang Hansel sedang pergi ke tempat yang sangat jauh, jadi ia tidak mendengar suara jeritan Riella kecil, jadi ia tidak muncul.”
Riella kecil bertanya dengan polos: “Abang Hansel kenapa pergi ke tempat yang jauh? Apa karena Riella kecil membuatnya marah, jadi dia tidak suka dengan Riella lagi?
“Bukan, karena Abang Hansel terlalu suka dengan Riella kecil, jadi dia baru bisa meninggalkan Riella kecil,” Ariella menghela nafas dan berkata.
Kalau bukan karena terlalu sayang dengan Riella kecil, ia tidak mungkin bertarung sekuat tenaganya demi melindungi Riella kecil, dia berusaha untuk menyingkirkan semua penjaga itu, sampai ia memastikan Riella kecil sudah aman.
“Ibu, kenapa?” Riella kecil bertanya dengan suara kecil.
Dia sedikit pun tidak mengerti, kalau Abang Hansel suka dengannya, kenapa ia pergi meninggalkannya?
Abang Hansel pernah berjanji akan selalu menemaninya di seumur hidupnya, menjaganya, membantunya untuk menyingkirkan semua laki-laki jahat.
“Karena……….” Ariella mengusap-usap kepala Riella kecil, menahan rasa sakit hati yang ada didalam hatinya, berusaha untuk mengatakannya baik-baik pada Riella kecil, “Karena Abang Hansel sedang menunggu, menunggu Riella kita tumbuh dewasa, setelah Riella kecil tumbuh dewasa, pasti bisa bertemu dengan Abang Hansel.”
“Tapi Riella tidak bisa tumbuh besar.” Dulu Riella mendengar perkataan ibunya, ibunya bilang kalau sudah besar ia bisa bertemu dengan Abang Hansel, ia pun makan banyak nasi, setiap kali makan, ia makan sampai kenyang, tapi beberapa hari sudah berlalu, ia masih tetap saja anak kecil, sedikit pun tidak bertambah besar.
Dia tidak bisa tumbuh besar, benarkah Abang Hansel tidak akan pernah bisa kembali kesisinya lagi?”
Terpikir ia sendiri tidak bisa tumbuh besar, terlebih lagi terpikir Abang Hansel tidak bisa kembali kesisinya lagi, Riella kecil memuncungkan bibirnya, lalu dengan hati yang sedih langsung menangis.
“Riella, tidak kok, Riella kita tiap hari sedang bertambah besar.” Ariella juga tidak tahu Riella keluarga mereka tidak sabaran seperti ini, ternyata ia berpikir dalam beberapa hari ia sudah bisa tumbuh dewasa.
Dia adalah anak yang dilahirkan ayah ibunya, bukan kacang yang ditanam ayah ibunya, bagaimana bisa sekali bilang mau bertumbuh langsung bertumbuh, bilang mau tambah tinggi, bisa langsung tambah tinggi.
“Jadi Riella kapan baru bisa tumbuh besar?” Riella kecil melihat dirinya sendiri, lalu melihat ibunya, “Riella mau tumbuh besar sampai sebesar Ibu?”
“Riella tumbuh sampai umur enam belas tahun saja sudah cukup. Saat itu Riella sudah jadi anak dewasa, Abang Hansel pasti datang kembali ke sisi kamu.”Ariella mencium kening Riella kecil, dan berbicara dengan nada lembut.
Tunggu sampai Riella kecil tumbuh besar nanti, dia pasti sudah bisa mengerti Abang Hansel sudah pergi ke tempat yang sangat jauh, tempat itu adalah—-Surga!
Sekarang Riella masih kecil, ia masih mengingat Abang Hansel didalam hatinya, Ariella tidak sampai hati memberitahukan kenyataannya pada Riella kecil, kalau dikasih tahu kenyataannya ia pasti akan tambah sedih.