Namun didalam kantor Gregorio menghabiskan waktu sekitar setengah jam, ketika Miguel keluar, salju di luar halaman jauh lebih tebal lagi.
Dia mendongak menatap langit, dan salju malam ini akan semakin turun semakin besar, sepertinya malam ini akan turun salju tebal semalaman.
Melihat Miguel keluar, supir Richard dan pengawal bergegas untuk menyambutnya, dan melihat bahwa mimik wajah Miguel tidak begitu bagus, keduanya juga cerdas tidak berbicara, diam menunggu instruksi.
Miguel menginjak salju, injak tumpukan salju yang begitu dalam, tetapi langkahnya sama sekali tidak terpengaruh dan masih tetap berjalan.
Richard buru-buru menyusul: “Tuan, jalan keluar sudah tertutup salju, mobil tidak bisa jalan. Lebih baik menunggu di sini selama satu malam, dan menunggu besok pagi sampai jalan dibersihkan.”
Salju menutup jalanan, mobil sama sekali tidak bisa lewati, cuaca semacam ini juga tidak akan ada yang bersedia keluar untuk membahayakan nyawa mereka yang berharga.?????Miguel sebagai presiden suatu negara, tidak boleh sampai terjadi sesuatu padanya.
Jika terjadi sesuatu pada Miguel, diperkirakan bahwa ekonomi negara A yang baru saja berkembang takutnya akan terpengaruh lagi.
“Biarkan pembersih jalan sekarang membersihkan jalan. Siapa pun yang bekerja lembur hari ini, gunakan harta pribadiku, gaji per orang dapat enam kali lipat, dan di tahun baru mendapatkan libur lebih tiga hari,” kata Miguel.
Sebelum dia datang untuk bertemu Gregorio dia menelpon Oriella, Oriella mengatakan bahwa dia berharap besok pagi saat dia membuka matanya dan dia dapat muncul di depan matanya.
Gadis itu begitu pengertian, hanya meminta padanya permintaan sekecil itu, bagaimana mungkin dia tidak memenuhi permintaan kecilnya.
“Ya,” Richard mengangguk dan menerima perintah, begitu telepon terhubung keluar, departemen terkait menerima berita itu dan membersihkan salju di sepanjang jalan dari Sanatorium kota Utara Teluk Bulan.
Proyek sebesar itu, ingin menyelesaikannya dalam waktu singkat, akan membutuhkan banyak tenaga, tetapi meskipun di tengah malam hujan salju lebat, dengan imbalan yang begitu besar, masih banyak orang yang mengambil inisiatif untuk bekerja lembur.
Pada malam bersalju ini, banyak orang bekerja lembur karena mereka tiba-tiba menerima perintah dari atasan, Tentu saja lebih banyak orang memilih untuk mimpi indah di dalam tempat tidur yang hangat.
Oriella adalah salah satu dari lebih banyak orang itu, dia masuk kealam mimpi ketika merindukan Abang Hansel, dan terbangun lagi ketika dia merindukan Abang Hansel.
Tidak, tidak benar, Oriella bukan terbangun karena merindukan Abang Hansel, tetapi terbangun oleh aroma makanan yang harum.
Disaat tidur sedang nyenyak, tiba-tiba mencium aroma pai stroberi kesukaan. Oriella menjulurkan setengah kepalanya dari tempat tidur, menggulurkan tangan dan wajahnya penuh dengan keraguan.
Bibi sekeluarga di sini tinggal satu malam, setelah itu dia tinggal sendirian di rumah ini, bagaimana mungkin bisa ada aroma pai stoberi?
Pasti dia merindukan Abang Hansel sampai berhalusinasi!
Ya, pasti begitu.
Abang Hansel yang jahat ini, benar-benar sangat jahat, ketika dia tidak ada di sampingnya, dia merasa dia seperti menjadi orang yang tidak normal.
Oriella masuk ke dalam tempat tidur lagi, menarik selimut dan menutupi kepalanya, dan bersiap untuk tidur sejenak lagi, dan menebus tidur larut malam kemarin.
Tapi anehnya, aroma makanan itu tidak hilang, tetapi menjadi semakin berat, seolah-olah itu datang dari luar pintu tersembunyi.
Apakah di rumah ada pencuri?
Tidak akan.
Pencuri tidak akan begitu bodoh membuat sarapan di dalam rumah orang lain.
Jangan-jangan Ibu dan Ayah nya khawatir keselamatannya dan datang menemaninya?
Ayah dan Ibu mempunyai kunci rumah, dan hanya Ayah Ibu nya yang akan membuat Stroberi pie kesukaannya.
Memikirkan Ayah ibu nya datang, Oriella langsung terduduk, kemudian berguling keluar dari tempat tidur, bahkan gemparnya sampai berlari keluar tanpa mengenakan jaket.
Setelah membuka pintu, aroma didalam ruang tamu semakin berat, dan bau makanan dari dapur datang dari arah dapur.
Oriella mendongak, dari jauh melihat, samar-samar melihat di dapur ada orang yang sibuk.
Bibirnya sedikit terangkat, matanya dipenuhi kepuasan.
Tampaknya, pasti ayahnya tidak tega ibunya bekerja begitu keras, jadi secara pribadi menyiapkan sarapan untuk sekeluarga.
Ayahnya selalu begini, cinta tidak pernah mengatakan keluar dari mulut, tapi dengan menggunakan tindakan nyata mencintai keluarga mereka.
Oriella seperti anak kecil melompat-lompat datang ke dapur, juga tidak melihat jelas orang di depannya kemudian memeluknya dari belakang, dengan manja berkatak : “Ayah, memang kamu yang paling baik pada Riella”
“Ayah?” Miguel menoleh kebelakang, sedikit lucu melihat gadis kecil yang asal panggil memeluk pinggangnya.
Betapa dia merindukan keluarganya?
Bisa-bisanya dengan bodoh keliru mengira dia adalah ayahnya.
“Eh …… kamu adalah Abang Hansel?” Suara Miguel membuat Oriella terkejut, termenung menatap, bukan ayahnya tapi Abang Hansel.
Halusinasi nya sekarang semakin parah.
Melihat ayahnya dia bisa berhalusinasi melihatnya sebagai Abang Hansel.
Dia menutup matanya dan menggeleng, lalu membuka matanya, didepan matanya masih tidak berubah Abang Hansel tidak berubah menjadi ayahnya.
Melihat wajah ini, Oriella juga tidak tahu harus senang atau kecewa, sekali lagi tertegun konyol, melupakan semua reaksi.
Miguel mencubit wajahnya, bertanya: “Gadis bodoh, apa yang sedang kamu pikirkan?”
Cukup lama, Oriella barulah bersuara: “Apakah kamu benar-benar Abang Hansel?”
Kemarin dia berkata kepadanya, berharap dipagi hari bangun dia muncul di depana matanya, ia benar-benar muncul di depan matanya.
Apakah dia adalah seorang pesulap?
Miguel memegang kepalanya menunduk menciumnya, dan berkata : “Kalau kangen pada keluarga, lain hari aku akan meluangkan waktu menemanimu pulang.”
Dia sekarang sebagai presiden sebuah negara, selain kunjungan kenegaraan, diam-diam ingin pergi ke luar negeri, itu adalah hal yang sulit dan berbahaya, tetapi demi Oriella, ia bersedia mengambil risiko.
“Tidak ……” Oriella heboh menggelengkan kepalanya, lalu berkata lagi, “Ya Abang Hansel kamu tiba-tiba muncul, aku terlalu kaget, sehingga sedikit kebingungan.”
Dia cepat-cepat mengulurkan tangan untuk menyentuh wajahnya, dengan keras mencubit: “Abang Hansel, apakah kamu kesakitan?” Jika Abang Hansel bisa kesakitan, itu membuktikan bahwa dia tidak sedang bermimpi.
Miguel tertawa, menunduk menciumnya lagi, dan kali ini ia tidak lagi ciuman dangkal, tapi memberinya ciuman ganas, menciumnya membuat wajahnya memerah, barulah dia melepaskannya.
Dia membelai gemerlap bibir merahnya, bertanya: “Riella, Aku menciummu begini, kamu merasa itu nyata atau tidak?”
Oriella tersipu: “……”
Dia tidak tahu bagaimana menjawab, karena dia sering bermimpi, mimpi Abang Hansel menciumnya dengan begitu ganas.
Kadang-kadang tidak hanya menciumnya, bahkan melakukan sesuatu yang lebih memalukan.
Melihat pipinya yang memerah, Miguel teringat sesuatu, pada saat melihat bola matanya langsung melembut: “Riella, di dalam mimpimu, bagaimana Aku menciummu”
“Apakah ciumannya seperti ini?” Dia menunduk, menciumnya lagi, seperti air capung menciumi bibirnya.