Mục lục
NOVEL SUAMIKU TERNYATA SEORANG PRESDIR
Thiết lập
Thiết lập
Kích cỡ :
A-
18px
A+
Màu nền :
  • Màu nền:
  • Font chữ:
  • Chiều cao dòng:
  • Kích Cỡ Chữ:

Bab 244 Mengomel





Pada siang hari, cuaca di kota Pasirbumi sangat panas.





Zeesha baru saja akan menelepon Riella, memberi tahunya bahwa sudah memasakkan makanan penutup dan menaruhnya di kulkas, malam setelah Riella pulang kerja pun bisa langsung memakannya, bisa menurunkan panas dan mengatasi kehausan.





Demi bisa mengontrol baik Riella di sampingnya, selama tiga tahun ini dia memainkan peran Ayah yang baik dengan sempurna di hadapannya.





Setelah mengakhiri telepon, melihat bahan yang masih berada di tangannya, wajah Zeesha pun bermunculan ekspresi puas dan percaya diri.





Senior di keluarga Carlson juga merupakan orang yang terkenal di kota ini, tetapi bagaimana, sekarang juga masih dikontrol ditangan Zeesha.





Sesaat Zeesha sedang puas, dua orang pria menghalangi jalannya, dengan memaksa menariknya jalan, sama sekali tidak menghiraukan mereka masih berada di pasar sayur, ada banyak orang yang berlalu-lalang, semua orang melihati mereka.





Bahan makanan yang ada di tangan Zeesha pun jatuh ke lantai, bersebaran di lantai, tetapi tidak ada satu orang yang berani keluar menghalanginya, semua orang bersembunyi dari masalah ini.





“Siapa kalian?” dia bertanya, tetapi mereka tidak menjawabnya dan terus menariknya masuk mobil, mobil juga segera bergerak cepat.





Semua terjadi dengan terlalu cepat, setelah hampir tidak mendapat respon dari mereka, dia ditarik oleh 2 orang lelaki itu ke dalam bangunan tertutup.





2 orang lelaki ini mempunyai tubuh yang tegap dan tinggi, mendorongnya dengan kuat, dia pun jatuh.





Zeesha berusaha untuk bangkit lagi, menepuk-nepuk debu dibadannya, melihat 2 orang lelaki itu, dengan marah berkata:”Kalian grup siapa? Kalian disuruh siapa untuk datang?”





2 orang lelaki itu dengan tidak ada ekspresi melihatnya, menutup pintunya, dan segera berbalik berjalan keluar, 2 orang tersebut tidak berkata apa-apa ke dia selama perjalanan.





Bangunan putih yang tertutup, pintunya yang tertutup juga memutuskan hubungannya ke lingkungan luar, hanya ada lampu yang terletak di atas atap untuk menerangi bangunan ini.





Zeesha adalah orang yang sudah berpengalaman dalam melewati hal sulit, tahu dengan bertingkah menjerit juga tidak ada gunanya, yang paling penting sekarang cepat mencari tahu siapa yang menangkapnya, dan apa tujuan mereka untuk menangkapnya?





Dia berpikir lama, yang bermusuhan dengannya dan yang berani untuk bertingkah laku seperti ini di kota Pasirbumi hanya ada senior di keluarga dan Carlson.





Riella sekarang berada dibawah kontrolnya, Carlson tidak berani berbuat apa-apa, jadi yang paling mungkin menangkapnya adalah tetua-tetua di keluarga .





Beberapa tahun yang lalu, para tetua keluarga ingin membuatnya mati, tetapi karena di tangannya masih ada rahasia para tetua itu, sehingga mereka tidak berani berbuat apapun.





Selain 2 orang ini, masih ada siapa lagi?





Setelah berpikir keras, dia juga tidak terpikir orang lain lagi, yang paling mungkin untuk menangkapnya adalah tetua keluarga.





Tetua di keluarga tidak senang dengan perlakuan dia yang dengan sembunyi-sembunyi membawa Riella untuk pulang ke kota Pasirbumi, ingin menggunakan Riella untuk mengancam Carlson, dan mereka sudah pernah memberikan peringatan kepadanya karena hal ini.





Kalau bukan karena di tangannya ada rahasia yang akan dipublikasikan setelah dia mati, maka tetua akan membunuhnya secara diam-diam.





Setelah jelas kira-kira siapa yang menangkapnya, keraguan dan kecemasan Zeesha juga pelan-pelan hilang.





Dia melihat ke sekelilingnya, dan seperti apa yang dipikirkannya, di atas atap sebelah lampu itu ada satu cctv yang merekamnya.





Karena cctvnya yang kecil dan tak terlihat, sewaktu dia pertama kali sampai di ruangan ini dia juga tidak sadar akan keberadaan cctv tersebut.





Melihat cctv, Zeesha tertawa dingin berkata:”Tetua-tetua keluarga , kalian jangan lupa, kalau aku kehilangan nyawa, rahasia yang ingin kalian sembunyikan akan terekspos di publik. Di saat itu, siapa yang lebih kesusahan, kalian pasti sudah jelas.”





Di dalam ruangan cctv, mata Carlson pun berkedip setelah mendengar omongan Zeesha, tatapannya terbawa hawa dingin, kalau begini semuanya juga bisa terjelaskan, kenapa 3 tahun lalu Riella bisa ada di tangan Zeesha.





Itu adalah film yang disutradarai oleh Kakeknya, yang akhirnya memberikan Riella ke sisi monster Zeesha itu.





Sebelum itu, Zeesha membawa Riella pulang ke kota Pasirbumi, Carlson juga menebak apakah ada hubungan diantara Kakeknya dengan Zeesha.





Sekarang dia sudah bisa pasti, tetapi apa rahasia yang dikatakan oleh Zeesha? Rahasia seperti apa yang bisa membuat Kakeknya terancam oleh Zeesha?





“Tuan ….”





Henry baru saja membuka mulut untuk berbicara pun segera dihentikan oleh Carlson dengan lambaian tangannya, dia menandakan untuk mendengarkannya lagi, melihat apakah bisa tahu lebih lagi dari omongan Zeesha.





Tetapi Zeesha adalah seseorang yang licik.





Walaupun dia mencurigai bahwa tetua yang menangkapnya, tetapi tidak ketemu langsung dengan orangnya, dia juga tidak bisa pasti, dan juga mengerti untuk memberikan diri sendiri jalan belakang. Dengan hidup yang baik, baru bisa mencapai tujuannya, jadi dia selalu mementingkan nyawa dirinya sendiri.





Kalau mau berlawan keras dengan tetua keluarga dan Carlson, dia bukanlah lawan mereka, jadi dia harus pintar-pintar menggunakan cara lain untuk memenangkannya.





“Tuan , kelihatannya Zeesha tidak akan mengaku dengan sendirinya.” menemani Carlson melihat begitu lama, Henry dengan inisiatif berbicara untuk mengisi kekosongan saat itu.





Carlson menatap mati layar cctv itu, pandangan matanya seperti bisa lihat menembus Zeesha yang ada di dalam layar tv itu.





Dia bernafas dalam, berjalan menuju keluar, Henry pun mengikutinya dengan cepat.





Datang ke depan ruangan dimana Zeesha dikurung, dia berdiri pasti, Henry memanggil orang untuk membukakan pintunya.





Mendengar pintu yang terbuka, Zeesha langsung melihat ke arah pintu, melihat orang yang berdiri di depan pintu adalah Carlson, dia pun tertawa:”Menantuku yang baik, kamu dengan cara ini mengundang mertuamu. Kalau ini terlihat oleh anakku yang baik si Riella, dia pasti sangat mengasihaniku.”





Carlson mendesah dingin, seperti sedang menertawakan Zeesha yang begitu sombongnya. Kalau bukan karena Riella yang masih hilang ingatan, Zeesha mana bisa dengan selamat masih berdiri disini, itu sama sekali hanya mimpi.





Zeesha berlihat ke sekitarnya dan berkata:”Pada akhirnya kamu tidak bisa berbuat apa-apa padaku, saya juga tidak akan perhitungan kepada seorang junior. Sekarang kamu melepaskanku, aku akan melupakan hal yang terjadi pada hari ini.”





Carlson tetap tidak berbicara, hanya menggunakan tatapannya yang seperti elang menatap mati Zeesha, membuat Zeesha merasakan ketakutan dan kedinginan yang bermunculan leher belakangnya.





Tetapi, di tangannya masih ada catur paling berguna yaitu Riella, Carlson ingin mencari cara membuatnya mati, tetapi itu semua juga hanyalah khayalan, masih saja tidak berani untuk berbuat apa-apa kepadanya.





Carlson tidak berkata apa-apa, tetapi karena auranya sangat kuat, Zeesha asyik berbicara untuk memberanikan dirinya sendiri.





Dia berkata lagi:”Kamu tidak berkata apa-apa, apakah kamu bisu? Atau tidak tahu bagaimana caranya meminta maaf ke mertuamu?”





“Orang picik seperti kamu, belum punya kualifikasi untuk berbicara dengan Tuan.” Henry menggantikan Carlson berkata.





“Kalian mengatakanku orang picik, kalau begitu aku adalah orang picik, tetapi kalian bisa berbuat apa padaku?” Zeesha sudah pasti Carlson tidak akan berbuat apa-apa kepadanya, jadi dia berani untuk berkata seperti itu.

Danh Sách Chương:

Bạn đang đọc truyện trên website TruyenOnl.COM
BÌNH LUẬN THÀNH VIÊN
BÌNH LUẬN FACEBOOK