Saat melihat berita ini, Ariella pun sangat terkejut, begitu terkejut sampai hatinya merasa tidak tenang.
Dia pun langsung berlari ke ruang buku mencari Carlson, tapi Carlson tetap sedang fokus bekerja, dengan wajah yang tenang seakan masalah ini dari awal sudah dia duga.
Melihat kecurigaan Ariella, Carlson pun melepaskan mouse dan melihatnya, berkata: “Tenang saja, masalah ini bukanlah perbuatanku.”
“Apakah ini perbuatan tuan besar?” Ariella mengatakannya dengan sangat yakin.
Dia percaya Carlson berani bersumpah dengan nama Riella kecil, maka dia tidak mungkin akan melakukan apapun pada Zeesha.
“En.” Carlson menganggukkan kepala.
Dia tidak akan menghabisinya, hanya saja dia juga tidak bisa melindungi Zeesha.
Padahal dia tahu awal pesawat adalah orang yang diutus tuan besar, dia tetap tidak membongkarnya, Zeesha membuat kejahatan, tentu harus ada orang yang menghabisinya, tidak perlu dia yang melakukannya.
“Zeesha benar-benar mati begitu saja? Apakah ini hanyalah sebuah cara untuk menutupi kita? Sebenarnya dia dan beberapa awak sudah terselamatkan, hanya saja tuan besar menyembunyikan kenyataan ini?”
Setelah melewati banyak hal, sekarang Ariella sudah bisa memandang suatu masalah bukan hanya dari luar saja, dia memikirkannya lebih banyak.
Carlson menggelengkan kepala, tersenyum berkata: “Dengan pemahamannya terhadap tuan besar, orang yang mengkhianatinya bisa mati dengan begitu mudah seharusnya adalah sebuah hadiah yang dia berikan. Dari awal dia sudah ingin menghabisi Zeesha, mana mungkin dia memberikannya kesempatan untuk hidup lagi.”
Ariella tidak mengatakan apapun, hanya menarik nafas, tuan besar benar-benar kejam, terhadap Ariella ini bukanlah sesuatu yang baik.
Tuan besar menganggap Ariella bagikan daging di matanya yang mengganggu, begitu berharap untuk segera menghabisinya. Mungkin alasan tuan besar ingin menghabisinya karena dia mengira di tangan Ariella ada rahasia.
Hari itu saat tuan besar dan asisten Dolvin datang mencarinya, menyuruhnya memberikan barang peninggalkan ibunya pada mereka.
Saat ibunya masih hidup sama sekali tidak memberikan barang yang penting untuknya.
Di saat Ariella memikirkan hal ini, dia pun melihat ke arah cincin yang di pakai di jari tengah Carlson.
Itu adalah cincin peninggalan ibunya, dan saat itu dia mengingatkan pada Ariella untuk harus menjaganya baik-baik dan memberikannya pada orang yang bisa menjaga Ariella seumur hidup.
Kalau begitu apakah ada kemungkinan bahwa cincin itu adalah peninggalan ayahnya untuk ibunya, ibunya meninggalkannya untuknya, makanya barang itu begitu penting?
Walaupun itu adalah pemberian ayahnya pada ibunya, tapi apa rahasia yang ada di dalamnya?
Cincin yang begitu kecil, walaupun ingin menyembunyikan rahasia, juga tidak pasti bisa.
Melihat Ariella yang melamun, Carlson pun berdiri dan memeluknya, mengelus kepalanya, berkata: “Orang seperti Zeesha mati 100 kalipun tidak cukup, jangan bersedih karenanya.”
“Aku tidak akan bersedih karenanya.” Ariella bukan tidak pernah melihat apa yang diperbuat Zeesha, mana mungkin dia bersedih karenanya.
Yang dia khawatirkan adalah tuan besar yang begitu kejam, dan apakah dia akan menjadi Zeesha selanjutnya.
3 tahun lalu dia sudah melewatinya sekali, dengan sangat beruntung dia bisa bertahan hidup, jika kedepannya tuan besar akan melakukan sesuatu lagi padanya, apakah dia hanya bisa menahan semua perbuatannya?
Ariella menarik nafas, menggigit bibir dan dalam hati memberitahu dirinya sendiri.
Kedepannya, dia harus menjadi lebih kuat, tidak hanya harus melindungi dirinya sendiri, dia juga hanya melindungi Carlson dan Riella kecil, dia tidak akan membiarkan orang lain memisahkan mereka.
Carlson lalu berkata lagi: “Sudah malam, kamu temani anak tidur dulu, setelah aku menyelesaikan pekerjaanku, aku akan pergi menemani kalian.”
Ariella menganggukkan kepala: “Jangan sibuk sampai terlalu malam, Riella akan tidak tega.”
Carlson tersenyum: “Riella kecil atau Riella besar yang akan tidak tega?”
Ariella menggerakkan bibir berkata: “Dua-duanya.”
Carlson pun memeluknya, menunduk lalu menciumnya, menciumnya begitu lama, lalu berkata, “Baik, aku mengerti.”
Ariella: “…..”
Jahat!
Melihat Ariella pergi, tatapan Carlson yang lembut dalam seketikan berubah menjadi tajam, bagaikan setan yang kehausan darah.
Hari itu dia begitu menuruti kemauan Zeesha karena dia sudah tahu bahwa tuan besar diam-diam menyuruh orang menyelidiki Zeesha.
Setiap gerak-geriknya sudah dalam kendali tuan besar, setelah Zeesha memberitahukan semua rahasianya, tuan besar mana mungkin membiarkannya hidup.
Zeesha sudah mati, tapi Carlson masih ada banyak hal yang harus dia lakukan.
Fernando dibunuh siapa?
Siapa orang yang begitu penting untuk kakeknya?
Semua yang sampai sekarang belum diketahui nya ini, hanya bisa dia selidiki dari petunjuk yang sudah dia ketahui sekarang.
Semua rasa sakit yang dirasakan Ariella 3 tahun lalu, tidak peduli apa alasannya, dia tidak akan membiarkannya merasakan itu tanpa sebab, dia pasti akan membalas dendam untuknya.
…….
Kota Pasir bumi di pertanian.
Darwin diam-diam menyelinap ke pertanian dan menyodorkan tangan ke dalam, dan juga tidak membuat orang yang berjaga menyadarinya.
Dia melewati taman, berjalan sejenak lalu tiba di tempat tinggal tuan besar Tanjaya.
Asisten Dolvin barusan membantu tuan besar membuat teh, dan juga mempersiapkan 2 cangkir teh, sepertinya dipersiapkan untuk Darwin yang barusan tiba itu.
“Sudah datang.” Setelah melewati hari-hari ditahan di rumah, suara tuan rumah pun menjadi semakin tidak bertenaga, dia juga kelihatan lebih tua.
“En.” Darwin menganggukkan kepala, duduk di hadapan tuan besar, dengan tidak sungkan langsung meminum teh yang ada di depannya, berkata, “Untuk apa kamu menyuruhku datang?”
Tuan besar tiba-tiba batuk, setelah sejenak baru berhenti, perlahan berkata: “Zeesha sudah mati, bagaimana dengan situasi masalah yang kamu urus sekarang?”
“Sepertinya sudah hampir selesai, tapi aku juga tidak berani memastikan, situasi itu terlalu licik, mempersiapkan banyak cara untuk mengumumkan masalah ini. Aku sudah mencegat sebagian, tapi aku tidak berani memastikan dia tidak memiliki cara lain.” Mengingat hal ini Darwin pun terlihat khawatir, suaranya pun menjadi serak.
Selama ini dia tidak melakukan apapun, semua waktunya digunakan untuk menyelidiki kemungkina Zeesha akan terekspos, menemukan 15 cara yang mungkin akan tereskpos, tapi dia tidak yakin dia sudah menyelidiki semuanya.
“Jika kamu tidak dapat menyelidikinya, kalau begitu cari cara untuk memperkecil kemungkinan. Suruh semua pelacak internet di dalam negara ini begitu ada kabar yang beredar keluar, segera dihapus, masalah ini tidak boleh sampai tersebar, kalau tidak Efa……”
Berbicara sampai di sini, tuan besar pun semakin tidak bertenaga, dengan tatapan yang lemah dan berlinang air mata, setelah begitu lama baru berkata: “Darwin, kamu menyukai Efa kan.”
Darwin perlahan menunduk, tidak mengatakan apapun, termasuk mengakuinya.
Tuan besar pun berkata: “Kamu menyukainya, maka kamu berusaha keras untuk melindunginya, tidak akan membuatnya terluka bahkan sedikitpun. Dia sudah kehilangan banyak hal, dan yang bisa kita lakukan untuknya adalah membuatnya selamanya hidup tanpa kekhawatiran.”
Darwin tetap tidak mengatakan apapun, hanya memiringkan badan dan kedua tangannya mengepal, di tangannya bahkan terlihat nadi yang keluar.
Perasaan yang tidak berdaya seperti ini sama dengan saat dulu dia melihat ayahnya sakit, namun dia juga tidak bisa menolongnya.
Seolah-olah disekitarnya adalah jurang, asalkan dia melangkah, dia pun akan masuk ke dalam dan tidak ada jalan kembali lagi.