Mục lục
NOVEL SUAMIKU TERNYATA SEORANG PRESDIR
Thiết lập
Thiết lập
Kích cỡ :
A-
18px
A+
Màu nền :
  • Màu nền:
  • Font chữ:
  • Chiều cao dòng:
  • Kích Cỡ Chữ:

Bab 490 Kejahatan Yang Pernah Diterima


“Kamu tidak mengerti.” Fernando mengeleng-gelengkan kepalanya, ia masih tidak mau keluar dari bawah meja kerjanya.


Daripada membiarkan putrinya melihat keadaannya yang kacau balau seperti ini, ia lebih memilih untuk mati sendiri.


Dia mengakui bahwa beberapa tahun yang lalu ia telah meninggal, dia meninggalkan sosoknya yang gagah dan berwibawah seperti seorang pahlawan didalam ingatan putrinya.


Menjadi pahlawan didalam hatinya!


Karena ia tidak ada nyali.


Ia takut putrinya akan melihatnya dengan tatapan penuh ketakutan, mungkin ia akan menunjukkan tatapan yang meremehkannya, Fernando tidak berani menemuinya secara langsung.


Dia lebih memiilih seperti sekarang ini, melihatnya dari kejauhan, melindunginya, asal dia tahu putrinya damai dan sehat-sehat saja, ia sudah puas.


Tetapi ia bukan orang yang gampang puas, melihat Ariella dari kejauhan, ia juga ingin mendengar suara putrinya, ketika mendengar suaranya, ia malah ingin memeluknya.


Manusia adalah makhluk yang aneh, selalu tidak pernah merasa puas, ketika permintaannya sudah dikabulkan, mereka pasti akan mempunyai permintaan yang baru lagi.


Melihat ayahnya seperti ini, hati Ferdian serasa tersayat pisau, lalu ia berkata: “Ayah, kamu keluar dulu, kamu percaya padaku, dokter sekarang sangat hebat, kita pergi keluar negeri, aku pasti bisa mencarikan kamu dokter yang baik untukmu dan mengembalikan perawakan kamu yang dulu.”


“Ferdian, aku benar-benar bisa kembali seperti dulu lagi? Pasti bisa?” Fernando terus bertanya berkali-kali.


Kalau bukan untuk bertemu dengan putrinya, mau perawakannya jadi seperti apa pun ia tidak peduli.


Tapi ia ingin menemui putrinya, ia ingin mendengar suara putrinya, mendengar putrinya memanggil dia, ingin memeluk putrinya didalam pelukannya, menciumnya dan memberitahukannya bahwa ia adalah ayahnya.


Sampai saat ini, ia berusaha untuk memberantas semua musuhnya, dan terus berusaha untuk terus hidup hanya demi putrinya.


“Ayah, bisa, pasti bisa.” Ferdian menopang badan Fernando untuk berdiri, lalu berkata, “Tunggu sampai perawakanmu sudah sembuh, kita baru memberitahu Ariella.”


“Ariella pasti bisa mengenaliku kah? Dia pasti mau mengenaliku kah?” Fernando masih saja tidak percaya.


“Ayah, kamu pasti tahu, Ariella sering bertanya pada aku tentang kamu. Ariella sering bilang, kalau dia bisa bertemu denganmu, ia pasti sangat senang” Ferdian lanjut berkata, “Ariella sejak kecil hidup di keluarga Situmorang, Zeesha tidak pernah memasang muka yang ramah kepada mereka. Kalau bukan karena Tuan Ivander, mungkin sekarang mereka semua juga tidak tahu Ariella sudah dikirim Zeesha kemana.”


“Aku sangat merasa bersalah pada mereka berdua, karena aku tidak bisa mengeluarkan mereka dari lubang api itu. Kalau saja tahun itu aku pulang kembali, aku menolong mereka keluar dari tempat Zeesha, ibunya pasti tidak sampai bunuh diri, Ariella juga tidak mungkin dijadikan sebagai penghianat, dan di pergunakan orang.”


Mengingat kejadian ini, Fernando memukul dirinya sendiri.


Jelas-jelas tahu itu adalah anaknya, tapi karena ia tidak mau di pakai Zeesha, sampai bertahun-tahun ia tidak pulang dan menemui mereka, sampai saat dia bertekat untuk kembali mencari istri dan putrinya, rencananya malah sudah diketahui oleh orang lain.


“Ayah, ini semua bukan salahmu. Kita semua tahu, didalam hatimu hanya ada mereka berdua. Kalau saja bukan karena kecelakaan mobil kali itu, yang mengambil raut wajahmu, aku rasa kamu pasti bisa kembali.”Menurut ayahnya, pada saat itu Ferdian masih kecil, tapi ia masih bisa mengingatnya dengan jelas.


Dengan suara sedih Fernando berkata: “Ini semua bukan alasan. Intinya, aku tidak berguna, baru bisa menyebabkan mereka berdua merasakan penderitaan seperti itu. Kalau saja aku sedikit lebih berguna, mereka tidak akan pernah merasakan penderitaan sesulit itu selama beberapa tahun, tapi aku malah tidak bisa berbuat apa-apa.”


Dia selama ini tahu bahwa Ariella adalah putrinya, Zeesha dan orang keluarga Ivander yang sengaja mengirim ibu Ariella kepadanya, mereka berencana untuk menggunakan Ariella untuk mengancamnya.


Pada saat itu dia masih muda, demi nama baik dan martabatnya, ia tidak peduli dengan ancaman dari mereka dan terus melakukan apa yang ia rencanakan.


Setelah itu, Zeesha membantu untuk menyingkirkan keluarga Tanjaya yang palsu itu, Fernando merasa apa yang dilakukan Zeesha ada hubungannya dengan rencana mereka yang tidak cocok.


Tapi pada saat itu, dia sama sekali tidak tahu siapa yang menyingkirkannya.


Setelah kejadian itu berlalu beberapa tahun, dia mulai mencari tahu, ternyata orang yang benar-benar mau memusnahkannya bukan keluarga Ivander dan Situmorang, tetapi si tua keluarga Tanjaya yang misterius itu.


Dia sudah mencari selama bertahun-tahun,baru menemukan buktinya, si tua itu berencana untuk menyingkirkannya dulu baru mulai balas dendam.


Siapa yang kepikiran, ketika ia sudah selesai membereskan semuanya dan bisa menggunakan caranya sendiri untuk menyingkirkan si tua itu, ternyata pengungkapan itu semua palsu.


Tidak usah dia campur tangan, identitas musuhnya sudah terbongkar.


Ketika ia masih memikirkan cara mau pergi ke penjara di Kota Pasirbumi untuk melihat musuhnya, ia malah mendengar kabar bahwa musuhnya sudah meninggal.


Dia tidak sempat melakukan apa-apa, orang yang menjerumuskan dia menjadi seperti ini, ternyata dengan begitu mudah sudah meninggal.


Dia sangat marah, dia membalaskan dendamnya pada Efa yang tidak bersalah.


Pada saat itu ia sudah dibutakan oleh kebencian, ia hanya berpikir untuk membalaskan dendam dia dan putrinya, tetapi ia malah lupa apa yang ia lakukan sebenarnya tidak ada bedanya dengan Sandoro yang seperti binatang itu.


Setiap kali mengingat Efa yang terluka sampai hidupnya hancur, Fernando merasa takut.


Dengan takut ia berkata: “Ferdian, ayah pernah melakukan perlakuan yang sangat brutal, kalau Ariella tahu hal itu, ia pasti tidak akan bisa memaafkan ayah. Jadi lebih baik kita jangan beri tahu dia, aku tidak ingin menghancurkan ingatan yang begitu indah di dalam hatinya.”


“Ayah, kamu sebenarnya ngerti tidak, tidak peduli kamu jadi seperti apa, kamu tetap adalah ayah Ariella. Seperti kata pepatah, mengetahui kesalahan bisa merubah semuanya manjadi lebih baik. Ariella….. dia tidak akan menyalahkanmu.”Bilang sampai sini, Ferdian masih tidak bisa menahan amarahnya.


“Tidak, tidak, tidak…….Jangan kasih tahu dia, kamu cuman perlu janjian dengannya untuk datang kesini beberapa kali, aku curi-curi melihatnya, mendengar dia bicara juga sudah cukup.”Fernando menciut.


Buat Fernando, bisa mendengar suara Ariella dan melihatnya sebentar, dia sudah merasa cukup.


Dia sampai pernah berpikir, seumur hidupnya ia cuman bisa hidup didalam kegelapan, hidup seperti mayat hidup, ia sama sekali tidak sangka ia masih bisa melihat anaknya, masih bisa melihat putrinya dari jarak yang begitu dekat, bisa mendengar suaranya dari mulutnya, di dalam hari Ariella, dia adalah pahlawannya.


Ia juga pernah berpikir dirinya sendiri adalah pahlawan.


Orang yang bekerja di departemen pemerintahan bisa menerima berapa banyak hadiah dan amplop merah, tetapi ia tidak pernah menerima hadiah dari siapa pun.


Dia menggunakan tindakan nyata untuk memberi tahu orang lain apa itu namanya memimpin dengan memberi contoh.


Dulu, ia juga bisa dengan sombong memberitahu dirinya sendiri bahwa dia adalah seorang pahlawan.


Tetapi kecelakaan itu menghancurkan semuanya.


Demi bisa menyambung hidupnya, dia pernah meminum air di parit, pernah memakan makanan yang sudah busuk dari tong sampah, tidur di kamar yang lemBab dan dipenuhi dengan tikus.

Danh Sách Chương:

Bạn đang đọc truyện trên website TruyenOnl.COM
BÌNH LUẬN THÀNH VIÊN
BÌNH LUẬN FACEBOOK