Tidak hanya Carlson yang disaat bekerja sangat mengikuti aturan, tetua-tetua di keluarga Carlson pun seperti begitu perilakunya.
Setelah Ariella selesai bersiap-siap, dia dan Carlson bergegas turun ke lantai bawah, ayah dan ibu Carlson sudah berada di ruang tamu, mereka berdua duduk berdampingan seperti sedang mendiskusi sesuatu hal.
Kedengaranya seperti ayah membuat ibu marah, ibu kelihatan sedang kesal dan ayah sedang mencari cara untuk membujuk ibu.
Walaupun anak-anak mereka sudah besar, ayah dan ibu tetap saling mencintai satu sama lain seperti pas mereka pertama kali bertemu, dan ketika mereka berdua saling tatap-tatapan, di dalam tatapan mata mereka dipenuhi dengan cinta yang sangat dalam dan kuat.
Melihat mereka saling mencintai satu sama lain, Ariella pun tak tahan untuk mengangkat kepala dan melihat Carlson, sambil berpikir apakah mereka akan seperti ayah dan ibu saling mencintai sampai tua?
Dua orang saling mendampingi satu sama lain, berjalan melewati hujan dan badai, setelah beberapa dekade, pasangan mereka masih tetap merupakan orang yang paling penting di hati masing-masing, siapapun tidak akan bisa menggantikan posisi pasangan mereka.
“Kalian sudah bangun.” Ibu Carlson tiba-tiba menoleh ke arah mereka, pandangan ibu Carlson langsung jatuh ke tempat Ariella, sambil tersenyum ibu Carlson berkata lagi, “Ariella, apakah kamu bisa tidur nyenyak semalam?”
Awalnya ibu Carlson hanya sekedar basa-basi dan bertanya kepada Ariella, tetapi seperti melakukan hal yang bersalah Ariella langsung malu dan wajahnya pun merah, gimana cara menjawab pertanyaan ibu Carlson.
Ibu Carlson pun terlambat menyadarinya, pertanyaan sendiri sepertinya tidak terlalu cocok untuk ditanyakan, dengan cepat mengganti topik dan berkata:” Bu Vita tolong siapkan sarapan.”
“Ya Nyonya.” Bu Vita pun menjawab, bergegas jalan berbalik menuju ruang makan dan terpikir satu hal, “Nyonya, mau panggil nona untuk bangun ga?”
“Biarkan si babi kecil itu untuk tidur sejenak lagi.” Tetapi kamu buatin sarapan dia, tunggu dia bangun langsung dapat makan sarapan.” Setiap ibu Carlson mengungkit Efa, muka ibu Carlson selalu dipenuhi dengan kasih akung yang tak tersembunyikan.
Kesehatan ibu Carlson selalu kurang baik, di tahun saat melahirkan Carlson, ibu Carlson hampir saja tidak bisa selamat lagi, dia sudah pergi ke gerbang hantu dan kembali lagi.
Ayah Carlson yang selalu berada disisinya juga merasakan hal yang sama.
Setelah Carlson lahir, ibu Carlson berbaring di ranjang rumah sakit untuk waktu yang cukup lama, barulah kesehatannya mulai membaik.
Setelah itu, ayah Carlson pun segera melaksanakan prosedur vasektomi, tidak sanggup untuk melihat istri tercintanya mengalami hal sesusah ini lagi.
Keluarga Carlson memang sedikit keturunnannya, maka orang yang ada di sekitar mereka ikut heran akan kelakuan ayah Carlson, itupun membuat ibu Carlson merasa bersalah untuk waktu yang sangat lama.
Sampai dengan kemunculan Efa, melihat anak kecil yang gemuk dan gemas, pasangan suami istri ini memutuskan untuk mengadopsi Efa.
Kedatangan Efa di keluarga Carlson pun menambah aura baru ke keluarga tersebut, semua anggota keluarga Carlson pun menyayanginya seperti harta yang tak bernilai.
Walaupun semua orang tau Efa bukan anak kandung keluarga Carlson, tetapi tidak ada satu orang berani untuk berkata yang tidak-tidak.
Efa adalah seseorang yang keluarga Carlson selalu menggunakan dua tangan untuk memberikan kasih akung mereka, siapapun yang berani untuk berkata lain, maka mereka tidak ingin untuk hidup enak lagi.
“Ariella…..” ibu Carlson berjalan meninggalkan ayah Carlson, dan berganti memegang tangan Ariella, sambil berkata lembut,” kamu sudah menikah dan masuk kesini, maka kamupun termasuk salah satu anggota keluarga Tanjaya, kelak kamu boleh menjadi seperti Efa yang begitu santai, mau bangun jam berapa juga boleh.”
“Ibu, anak perempuanmu sudah seperti seekor babi kecil, apakah kamu masih mau menantumu menjadi seperti seekor babi?” suara Efa yang bunyinya garing tiba-tiba saja muncul dari belakang.
Semua orang pun menoleh ke belakang, dan melihat si Efa dengan rambut yang berantakan, memakai baju tidur bergambarkan kartun dan berwarna pink, diapun bisa begitu santainya muncul didepan semua orang.
Di keluarga Carlson, hanya Efalah yang bisa berkelakuan seperti itu, dengan hanya memakai baju tidur berjalan berkeliaran di sekitar rumah, siapapun tidak berani untuk berkata apa-apa ke dia.
Carlson pun mengkerutkan alis mata sekejap dan berkata dengan nada serius: “Balik kamar dan ganti baju dulu sebelum turun ke bawah.”
“Kak, kamu sudah mempunyai istri, untuk apa masih mengurusiku? Apalagi, aku akan menikah dengan orang lain untuk kedepannya, semua pun akan baik-baik saja jika suamiku tidak punya masalah dengan sifatku.” Dengan adanya ayah dan ibu, Efa pun berani untuk bersikap seperti ini.
Carlson pun ingin menambah beberapa celotehan lagi, Ariella pun dengan cepat menariknya dengan ringan, memberi kode ke Carlson untuk tidak berkata apa-apa lagi.
Dalam keluarga Carlson semua orang sangat patuh akan aturan, tetapi karena sifat Efa yang sangat aktif dan iseng, membuat seluruh keluarga besar Carlson sering tidak senang akan kelakuannya .
“Terima kasih kakak. Aku memberitahumu, mulai dari sekarang aku berada di pihakmu, kalau abangku membuat sesuatu yang bersalah kepadamu, aku akan membantumu.” Efa berkata.
Ariella sambil tertawa berkata: “Efa, aku mengucapkan terima kasih terlebih dahulu.”
“Efa, setelah selesai makan, aku dan abangmu akan pergi ke bandara untuk menjemput kakekmu, kamu bertanggung jawab menemani ibu dan kakak iparmu jalan-jalan.” ayah Carlson yang sedari tadi tidak berkata apa-apa akhirnya berbicara.
Efa segera masuk ke pelukan ayah Carlson dan bertingkah manja:”Walaupun aku ingin lebih cepat untuk bertemu kakek, tetapi ada ayah dan abang yang bertugas menjemputnya aku bisa tenang, aku yang bertugas untuk menjaga ibu dan kakak.”
“Untung ada Efa yang bisa aku andalkan.” ayah dengan lembut mengelus kepala Efa, “Cepatlah ganti baju, kita menunggumu untuk makan sarapan bersama.”
“Siap, tuan besar!” Efa pun bersalut kepadanya, dengan langkah setengah berlari dan setengah meloncat naik ke lantai atas untuk ganti baju.”
Melihat keluarga Carlson yang begitu harmonis, Ariella pun ada sedikit iri, seberapa berharap dirinya bisa dengan cepat masuk dan menjadi bagian dalam keluarga yang hangat ini.
Setelah selesai sarapan, ayah dan Carlson pun segera berangkat menuju bandara untuk menjemput kakek, Ariella baru mengingat sendiri semalam dengan Carlson ada berdebat, karena begitu dia melupakan hal tentang memberikan kado ke ayah Carlson dan Efa.
Dia juga sangat segan untuk menanyakan Efa apa yang disukainya, kalau berbuat begitu takutnya kelihatan dia tidak sungguh-sungguh ingin memberikan hadiahnya.
Disaat dia memikirkannya, dia menerima pesan text dari Carlson: pergi ke kamar kita untuk lihat barang yang ada di atas meja di ruang tamu kita.
Dia tidak tahu apa yang akan Carlson perlihatkan dia, dengan nurut naik ke lantai atas, buka pintu kamar dan melihat ke arah meja tersebut, menyadari bawah di atas meja terletak dua bungkus kotak hadiah.
Ariella berjalan mendekatinya, satu kotak hadiah berisikan satu set perlengkapan teh, dan satunya lagi berisikan sebuah buku mengenai cara aktor/aktris melatih diri.
Setelah melihat dua hadiah tersebut, Ariella sekejap mengerti apa yang dipikirkan Carlson, rupanya ayah selain menyukai travelling diapun mempunyai hobi yang lain, tetapi dia hanya bisa memikirkan ide untuk hadiah travelling, dan melupakan ada jalan lain yang bisa digunakan.
Untuk Efa, dia suka akting, maka dari itu hadiah terbaik untuknya adalah memberikannya hadiah yang berhubungan dengan akting.
Bahkan Efa tidak kekurangan apa pun, tetapi mendapatkan hadiah seperti ini, ini merupakan cara kita untuk mendukung hobi dia, juga merupakan cara kita mendukung pekerjaan dia.
Melihat dari cara memilih hadiah, Ariella sadar bahwa terhadap kesukaan keluarga Carlson dia sedikit juga tidak paham, kedepannya harus lebih giat lagi untuk berusaha mengerti mereka.
“Kakak ipar, ibu pingin ke taman belakang untuk berjalan-jalan, kamu mau ikut kita tidak?” Efa dari pintu kamar dengan hanya sebagian kepala masuk di dalam, menggunakan nada ceria menanyakannya.
“Oke.” Ariella pun berbalik dan mengikuti Efa jalan keluar.
Taman belakang, adalah taman dari bagian belakang villa, areanya tidak begitu besar, tetapi ditanam dengan banyak spesies bunga langka.
Setelah berjalan-jalan sebentar, ibu Carlson sudah lelah, mereka istirahat di gazebo untuk berbincang-bincang.
“Efa, kamu pergi kedalam bawakan aku jaketku.” Ibu setelah menyuruh Efa untuk pergi ke dalam, secara otomatis dia pun mempunyai sesuatu yang perlu disampaikan ke Ariella berduaan.
Efa mendapatkan kasih sayang keluarga Tanjaya itu bukan hanya sifat dia yang ceria dan aktif saja, dia disaat yang diperlukan juga sangat mengerti orang lain, sangat bisa diandalkan.