Mục lục
NOVEL SUAMIKU TERNYATA SEORANG PRESDIR
Thiết lập
Thiết lập
Kích cỡ :
A-
18px
A+
Màu nền :
  • Màu nền:
  • Font chữ:
  • Chiều cao dòng:
  • Kích Cỡ Chữ:

Bab 155 Orang Tua Menyiapkan Pernikahan





Memasuki malam hari, Ariella dengan cepat sudah tidur lagi.





Setelah tidur lama di siang hari, sewaktu Efa memanggilnya untuk makan malam, dia baru bangun, setelah makan malam dia pun segera kembali ke kamarnya dan dengan cepat tertidur lagi.





Dia tak tahu sudah tidur berapa lama, terdengar suara pintu terbuka, dan terdengar suara langkah Carlson yang sangat kecil memasuki kamar mereka.





Dia tertidur lelap, sangat ingin bangun dan mengobrol dengannya, tetapi tetap saja sangat malas dan ngantuk untuk bangun.





Dia merasakan saat Carlson berjalan ke arahnya, merasakan dia berdiri di samping kasurnya, pandangannya dengan serius melihatnya terus, setelah melihat dia cukup lama, dia berjalan ke arah kamar mandi.





Setelah itu, Ariella tertidur dengan lelap, tetapi mendengarkan sewaktu dia keluar dari kamar mandi, dia mengangkat kepalanya: “Sibuk ngurusin pekerjaan sampai se malam ini lagi?”





“Ya.” dia berjalan sampai sampingnya dan berbaring, memanjangkan tangannya untuk memasukkan Ariella ke dalam pelukannya, dan menciumnya.





“Aku sangat ngantuk.” Ariella tidak menghindarinya, tetapi juga tidak mempunyai tenaga untuk melayaninya.





“Apakah kamu sedang tidak enak badan?” sore sewaktu dia meneleponinya, dia pun sedang tertidur.





“Mungkin cuma ngantuk di musim semi saja. Cuaca seperti ini memang sangat menyebalkan.” Ariella berkata.





“Tidurlah.” dia menciumi dahinya sekali lagi, dan tidak mengangguinya lagi.





Apa yang tidak ingin dilakukannya, Carlson juga tidak akan pernah untuk memaksanya.





Setelah menggantikan posisinya di dalam pelukannya, menutup mata sejenak pun sudah tidur lelap lagi.





Ada Carlson berada di sampingnya, membuatnya bisa tidur dengan sangat lelap.





Melihat muka tertidurnya yang sangat tenang, Carlson sangat susah untuk tertidur.





Bekerja sampai sangat malam, pulang ke rumah selalu ada yang menunggu, perasaan seperti ini, benar-benar nyaman.





Hari berikutnya.





Ariella tertidur sampai siang hari baru bangun lagi, saat membuka matanya dia segera melihat Carlson yang lagi duduk di samping jendela sambil melihat koran.





“Sudah bangun.”





Suaranya terdengar sampai ke tempatnya.





“Ya.”





Dia mengangguk-angguk.





“Kalau memang ngantuk tidurlah sejenak lagi, aku saja yang antar tetua dan Efa ke bandara.”





“Tidak bisa.”





Ariella segera bangkit, dan berjalan ke kamar mandi untuk beres-beres.





Setelah tetua keluarga Carlson pergi, sepertinya untuk waktu yang sangat lama baru bisa bertemu lagi, dia bagaimana rela untuk tidak mengantar mereka.





Saat mereka turun ke bawah, tetua sudah bangun semua, menunggu mereka untuk sarapan bersama.





Selesai sarapan, kakek memesan Ariella dan Carlson lagi, menyuruh mereka cepat melahirkan anak, bisa dengan cepat membuatnya menjadi kakek buyut.





Setelah kakek berjalan pergi, ibu memberi tahu mereka lagi, melahirkan anak tidak bisa dipaksa, segalanya harus menunggu waktu yang tepat.





Sekeluarga pun sudah sampai di bandara, Efa memeluk Ariella berkata:”Kak, aku hanya kembali ke sekolah untuk registrasi ulang. Setelah itu, aku dengan cepat sudah kembali ke sini lagi, kamu jangan terlalu merindukanku.”





“Baiklah. Aku akan menunggu kepulanganmu.” Ariella dengan tersenyum berkata.





“Bang, kamu harus memperlakukan kakakku dengan baik, kamu kalau berani memperlakukannya dengan buruk, aku akan mencarimu.” sambil berbicara, Efa memperlihatkan tinjuannya ke Carlson.





“Setelah kamu pulang kesana, jangan membuat kakek, ayah dan ibu mencemaskanmu, belajar dengan baik, jangan hanya fokus ke akting.” Carlson dengan muka serius mengatakannya.





“Bukan urusanmu.” Efa dengan tidak senang berkata.





“Sudahlah, kalian dua bersaudara jangan bertengkar lagi.”ibu sambil tertawa menjawab, berkata lagi,”Carlson, biasanya kamu sibuk bekerja, tetapi kamu harus ingat sekarang kamu sudah mempunyai istri, jangan sering meninggalkannya seorang diri.”





“Ya.” Carlson menganggukan kepalanya.





Kakek berkata “Setelah kamu selesai mengurusi pekerjaan, kalau ada waktu bawalah Ariella ke rumah kita. Dan mengenai pesta pernikahan kalian, tidak usah mencemaskannya, hal ini akan diatur oleh kita.”





“Kakek, hal ini…..”





“Baiklah.” kakek melambai-lambai tangannya, menandai memberhentikan percakapan tentang hal ini, “Kita akan segera memasuki zona imigrasi, kalian cepatlah pulang.”





Carlson tidak menjawabnya, karena tentang pestanya, sebenarnya dia ingin mengurusinya sendiri.





Ariella mengetahui dia sangat memperhatikan hal ini, mengenggam tangannya, bersenyum kepadanya, sebenarnya kalau pesta mereka dipersiapkan oleh tetua juga bagus, itu menandakan mereka bersedia menerimanya.





Melihat mereka melewati imigrasi, Carlson menggandeng tangan Ariella dan berjalan pergi.





Carlson bertanya:”Kamu ingin pergi kemana?”





Ariella menjawab:”Antar aku ke kantor saja.”





“Baik.” Carlson mengangguk kepalanya, memesan sopirnya untuk mengantarkannya ke tempat kerja.





“Hari ini kamu sibuk urusin apa?” Ariella bertanya lagi.





“Grup Aces lagi sibuk mengurusi perpindahan kantor di Kota Pasirbumi, pasti akan lebih sibuk dari biasanya.” Carlson berkata.





“Sesibuk apapun juga harus ingat makan ya.” Ariella berkata.





“Kamu juga.” dia mengelus-elus kepalanya.





“Ya. aku sudah tau.” Ariella dengan tersenyum menganggukan kepala.





Dia menyandar ke sisinya, merasakan ngantuknya lagi. Mobil baru berjalan tidak lama, dia sudah tertidur lelap.





Carlson berpikir, beberapa hari ini dia sibuk menjaga keluarganya, mungkin sudah terlalu capek, dan tidak memikirkan kemungkinan lain, tidak punya pengalaman membuatnya tidak berpikir ada kemungkinan lain lagi.





Satu jam berlalu, Ariella sudah sampai di tempat kerjanya.





Dua designer di kantornya sedang cuti, dimana salah satunya lagi cuti melahirkan, jadi belum bekerja lagi, Puspita juga menerima orderan banyak, sedari awal mengharapkannya untuk cepat kembali bekerja.





Melihatnya, Puspita sangat senang: “Dewa uangku, aku menantikanmu seperti menantikan bintang-bintang di langit, akhirnya kamu sudah datang.”





Ariella menguap lagi, dengan malas berkata:”Bos besar, kalau kamu berkata begitu, sepertinya kamu ingin memecatku.”





“Aku bos kamu, tapi kamulah bos toko ini, aku mana mungkin berani untuk memecatmu.” Puspita berkata, sambil memperlihatkannya orderan mereka,”Ini permintaan pelanggan, kamu sendiri melihatnya.”





“Baik. Aku akan melihatnya sendiri, kamu sibuk kerja urusanmu saja.” selesai berbicara, Ariella menguap lagi.





“Aku bingung Ariella, cowokmu seberapa ganasnya sih?”





“Maksudmu apa?”





“Lihatlah kamu sudah dibuatnya begitu lelah, baru saja bekerja sudah menguap berapa kali, kamu mau memperlihatkannya ke siapa?”





“Kita tidak melakukannya.” mengungkit mengenai hal ini, Ariella tiba-tiba terpikir masalah semalam saat dia menolaknya, dengan cemas berkata,”Puspita, jika laki-laki sedang memintanya, kalau ditolak oleh kita apakah dia bisa sedih?”





“Kenapa menolaknya?”





“Jawablah pertanyaan aku dulu.”





Puspita berpikir lagi: “Aku bukan pria, tidak tau apakah kalau ditolak bisa sedih atau tidak, tetapi seperti yang dikatakan oleh novel, ada sebagian pria akan sedih.”





Sambil berkata, Puspita jalan ke depan Ariella:”Ariella, kamu kenapa menolak cowokmu?’





“Nona, kamu jangan begitu kepo akan hal ini, hati hati Gustin akan memutusimu.”





“Bocah itu takkan berani. Dan juga, bulan depan dia akan ditransfer ke kota Pasirbumi, di saat itu kita bisa setiap hari bersama-sama melewati hari.





“Kalau begitu selamat kepadamu.”





“Sama sama, tetapi kamu begitu suka tidur, dan bukan karena cowokmu, apakah kamu sudah hamil?”





“Hamil?” Ariella berpikir terus, dan bukanlah tidak mempunyai kemungkinan ini.





Dia dulunya tidak begitu doyan tidur, tetapi beberapa hari ini berbeda dengan biasanya, dan……





Setelah mendengarkan kata-kata Puspita, dia baru teringat, biasanya dia tiap bulan sangat teratur datangnya hal wanita itu, tetapi kali ini juga belum datang.





Tetapi sebelum dikonfirmasi, sebaiknya jangan asal ngomong dulu, kalau hanya kesehatannya yang bermasalah, tidak baik kalau bahagia sesaat ini berubah menjadi penyesalan.

Danh Sách Chương:

Bạn đang đọc truyện trên website TruyenOnl.COM
BÌNH LUẬN THÀNH VIÊN
BÌNH LUẬN FACEBOOK