Mục lục
NOVEL SUAMIKU TERNYATA SEORANG PRESDIR
Thiết lập
Thiết lập
Kích cỡ :
A-
18px
A+
Màu nền :
  • Màu nền:
  • Font chữ:
  • Chiều cao dòng:
  • Kích Cỡ Chữ:

Bab 154 Berita Luar Biasa





Waktu setengah bulan pun dengan cepat berlalu.





Beberapa hari ini, cuaca di Kota Pasirbumi sudah mulai memanas, tiap hari selalu ada matahari yang sangat terik, membuat semua orang sangat nyaman.





Selesai makan siang, ibu menarik Ariella dan Efa untuk duduk di taman sambil menikmati indahnya matahari dan berbincang-bincang.





Ibu menepuk-nepuk tangan Ariella sambil berkata: “Ariella, besok kita akan pulang ke Amerika. Setelah besok hanya kamu dan Carlson berdua saja yang ada di Kota Pasirbumi, kalian berdua harus baik-baik berkomunikasi.”





“Ibu, kata ini harusnya disampaikan ke abangku. Kalau mereka berdua bertengkar, itu pasti karena abangku tidak pintar membuat kakakku senang.” Efa dengan cepat merebut untuk menjawab duluan.





“Aku sebenarnya ingin memberitahunya, tetapi lihatlah kapan aku bisa menemukan waktu untuk berbicara dengannya? Setelah hari raya imlek ke 7 lewat, dia langsung mulai sibuk berkerja, setiap hari berangkat pagi pulangnya malam, bayangannya pun tak kelihatan, bagaimana mencari kesempatan untuk berbicara dengannya.” mengungkit anaknya sendiri, ibu Carlson mengomel dengan panjang lebar.





Dia sudah tahu dari awal bahwa anaknya gila bekerja, dalam setahun setiap hari hanya tahu sibuk kerjaan, sekarang sudah mempunyai istri, sepertinya juga tidak berubah.





Mungkin dia lebih mengerti, masalah ini tidak boleh menyalahkan Carlson, masalah ini semua dimulai darinya, kalau bukan karena kesehatannya yang kurang baik, ayah Carlson juga tidak mungkin dengan begitu cepatnya menyerahkan semua pekerjaannya ke Carlson.





“Kalau begitu kamu juga tidak boleh membebankan kakak iparku.” Efa berkata dengan mulutnya yang cemberut, sambil melihat Ariella yang tidak berkata apa-apa disampingnya,” kakak, benar kan menurutmu.”





“Ha? Apa?” Ariella dengan tidak jelas bertanya balik.





“Kakak, apakah abangku membuatmu marah lagi?” melihat keadaan Ariella yang tidak fokus, Efa merasa abangnya yang bodoh itu benar membuat kakak iparnya marah lagi.





“Kita baik-baik saja.” Ariella dengan tidak semangat menjawab.





Dia juga tak tahu kesehatan dirinya lagi seperti apa, beberapa hari ini dia sering mengantuk.





Pagi setelah Carlson berangkat kerja, dengan jarak waktu yang lama, dia baru bangun, malam sebelum dia pulang, dia juga sudah tertidur, tetapi setelah setiap hari tidur begitu lama, masih saja ngantuk.





“Ariella, apakah kamu sedang tidak enak badan? Atau Carlson membuatmu marah lagi?” ibu Carlson juga sadar kalau Ariella berbeda dari hari biasanya, tidak semangat.





“Aku bukan sakit.” Ariella berkata, tetapi melihat tatapan mata ibu Carlson yang meragukannya, dan demi menenangkan perasaan ibu Carlson, dia berkata lagi,”Mungkin karena semalam tidurnya kurang nyenyak, hari ini ada sedikit ngantuk.”





Dia berkata begitu supaya ibu Carlson tidak mencemaskannya, tetapi apa yang didengar oleh ibu Carlsonn dan Efa berbeda dengan apa yang dimaksudnya.





Ibu Carlson tersenyum, dengan lembut berkata:”Kalau sudah lelah, maka tidurlah sejenak, setelah tidur puas baru bangun saja.”





Ariella ngantuk berat sesampai matanya sudah tidak bisa buka lagi, juga tidak memerhatikan maksud lain yang disampaikan oleh ibu Carlson, mengangguk:”Kalau begitu aku pergi ya.”





Sungguh ngantuk sekali, Ariella juga tidak ingin memaksa, kalau sudah tidur puas baru bisa menemani ibu Carlson dan Efa untuk berbincang-bincang.





Setelah bersama-sama hampir 1 bulan, Ariella merasakan senior keluarga Carlson begitu peduli dan sayang ke dia.





Terutama ibu Carlson, dia seperti ibu kandungnya sendiri, selalu saja tersenyum manis kepadanya, sebegitu lembutnya sesampai membuat orang-orang ingin memeluknya dan berakting manja.





Seorang wanita bisa bertemu dengan ibu mertua seperti ini, takutnya pahala yang didapatkannya sebelum kehidupan ini sangatlah banyak.





Grup Primedia diinvestigasi, beberapa karyawan tingkat tinggi ditangkap, berita ini sudah tersebar luas di kota Pasirbumi, hampir semua berita utama di link internet juga tentang itu.





Saat imlek ini, Ariella sama sekali tidak ingin menghiraukan semua hal tentang Ivander dan Elisa, dengan otomatis juga tidak tahu berita mengenai mereka.





Tetapi, berita ini terlalu mengejutkan, Ariella sesampai di kamar, berita yang ada di telepon genggamnya juga bermunculan.





Setelah melihat berita tersebut, perasaan di hati Ariella sangat susah untuk dideskripsikan, setelah membalas dendam pun tidak ada perasaan senang seperti yang diprediksinya, tetapi mempunyai seberkas perasaan yang tidak bisa dideskripsinya.





Kehidupan ini begitu tidak pasti, beberapa menit pun bisa menaikkan derajat seseorang ke tempat yang sangat tinggi, tetapi juga dengan beberapa menit bisa membuat orang terjatuh ke bawah.





Sewaktu di awal, Grup Primedia sangatlah hebat.





Tuan muda Ivander sangat diperhatikan oleh banyak orang, tetapi sekarang pun malah menjadi seorang tunawisma.





Bisa dalam waktu sesingkat ini membuat Grup Primedia jatuh, sepertinya tuan Xu lebih tinggi kemampuannya dari apa yang dipikirkannya. Orang seperti ini, dia harusnya lebih menjauhi, jangan sampai ada hubungan dekat dengannya.





Dan mengenai Zeesha, dengar-dengar sudah melarikan diri, kenapa bisa membiarkan orang yang seperti monster itu lari begitu saja?





Sesaat dia lagi pikir, Carlson meneleponinya.





Ariella mengangkatnya, dan mendengar suara serak Carlson bertanya:”Lagi ngapain?”





“Lagi merindukanmu.” dia sambil tertawa menjawab.





Setelah mendengar jawaban ini cukup yakin bahwa pria yang berada di satu sisi lagi pun diam.





Dia berkata lagi: “Kamu tidak berharap aku merindukanmu kah?”





Carlson: “Bukan.”





Ariella: “Jadi?”





Carlson: “…..”





Ariella: “Baiklah. Kalau kamu tidak ingin menjawab maka biarlah. Aku sedang ingin tidur, tidak ingin berbicara denganmu lagi.”





Sebenarnya dia masih ingin mengobrol dengannya, ingin mendengar suaranya, tetapi perasaan ngantuknya ini yang sangat menyebalkan.





Carlson: “Ariella….”





“Aku tidak marah.” mendengar suaranya yang sebegitu putus asa, dia tidak menahan tawa, dan berkata lagi: “Tetua-tetua di rumah besok akan kembali ke Amerika, apa yang harus disediakan?”





Carlson: “Tidak usah.”





Ariella menghembuskan nafasnya lagi:”Kita semua bersama tinggal hampir 1 bulan, mereka akan segera pulang, sesaat merasakan hatiku sepertinya kosong begitu, sangat tidak merelakan.”





“Kamu masih ada aku.”





“Kamu ya kamu, mereka ya mereka, itu kan berbeda.”





“Bagaimana berbeda?”





Ariella menyandarkan kepalanya di atas bantal, dengan suara yang kecil berkata:”Karena kamu adalah suamiku, menurutku kamu itu tiada duanya, ya pasti sangat berbeda.”





“Ya. Aku sudah tau.”





Jawabannya yang sangat singkat dan kurang ajar, kalau dia sekarang lagi berada di sisinya, Ariella akan mengigitnya dengan keras.





“Kalau begitu aku tutup dulu ya.” tidak menunggu jawabannya, diapun menutup telepon, di balik selimut, menutupnya dan bersiap untuk tidur, telepon yang terletak di satu sisi pun berdering lagi.





Ariella menjawabnya:”Masih ada perlu apa lagi?”





“Ariella, apakah kamu sudah tau bahwa Grup Primedia sudah bangkrut, sungguh menyenangkan.” suara Puspita pun terdengar dari telepon.





“Ohh…..” Ariella dengan lemah menjawab.





“Grup Primedia bangkrut adalah hal yang menyenangkan, kenapa dari suaramu terdengar seperti sedih?” Puspita dengan tidak puas berkata.





“Aku baru saja mau tertidur lelap, dibuatmu bangun, aku tidak memarahimu pun sudah baik, apa yang kamu inginkan lagi?” sewaktu dia ingin tertidur ada saja yang membuatnya bangun, emosi Ariella pun naik.





“Baiklah baiklah, aku telepon di waktu yang tidak tepat. Tetapi aku ingin bertanya padamu, kapan kamu mulai bekerja lagi?”





“Mungkin besok siang.” besok setelah mengantar kepergian tetua keluarga Carlson maka dia akan berangkat kerja, seharian mempunyai banyak hal yang disibukkan, mungkin dia tidak akan begitu ngantuk lagi.

Danh Sách Chương:

Bạn đang đọc truyện trên website TruyenOnl.COM
BÌNH LUẬN THÀNH VIÊN
BÌNH LUẬN FACEBOOK