Mục lục
NOVEL SUAMIKU TERNYATA SEORANG PRESDIR
Thiết lập
Thiết lập
Kích cỡ :
A-
18px
A+
Màu nền :
  • Màu nền:
  • Font chữ:
  • Chiều cao dòng:
  • Kích Cỡ Chữ:

Bab 883 Sebenarnya Ini Perasaan Cinta Atau Tidak


“Sebastian, aku adalah aku yang bagaimana, apa hubungannya denganmu?” Oriella melihatnya sebentar dan turun dari mobil.


Dia tidak peduli dengan salju yang terus turun dari langit, ia terus berjalan menuju ke sebuah batu besar dan duduk diatasnya, dan menikmati salju yang terus turun dari langit.


“Kita semua adalah anak dari ayah dan ibu, kamu masih bilang masalah kamu tidak ada hubungannya denganku?” Sebastian juga turun dari mobil dan berjalan kke arah Oriella dan duduk disampingnya, lalu menjulurkan tangannya dan menepul-nepuk pundaknya, “Oriella, kamu pernah mendengar cerita ini tidak?”


“Aku tidak mau dengar cerita yang kamu bilang.” Sejak kecil, cerita yang selalu diceritakan oleh Sebastian semua adalah cerita yang sadis, waktu kecil cerita itu pernah menakutinya dua kali, setelah itu ia tidak mau mendengar cerita itu lagi.


Oriella tidak mau mendengarnya, tetapi Sebastian tetap terus berbicara, : “Orang bilang ketika seorang wanita memilih pasangan hidupnya, carilah laki-laki yang mencintaimu lebih dari kamu mencintainya, jangan memilih laki-laki yang kamu cintai, kalau tidak hidup kamu nantinya akan sangat susah.”


“Sebastian, tolong kamu tidak usah banyak bicara didepan aku. Aku kasih tahu kamu, Abang Hansel itu sangat sayang sama aku, ia tidak seperti apa yang kamu pikirkan.” Sebastian sama sekali tidak menyebutkan nama, Oriella sendiri yang berpikir seperti itu, sebenarnya perasaan mereka masih sangat tidak jelas.


Dia percaya Miguel sangat mencintainya, tetapi ia sendiri merasa didalam hati Abang Hansel itu ada banyak hal dan orang lain, tidak bisa mencintainya sepenuh hati dan apa yang ia inginkan adalah Abang Hansel mencintainya sepenuh hatinya.


“Aku pernah bilang ia tidak mencintaimu?” Sebastian tersenyum lembut, lalu berkata, “Oriella, kamu kenapa terburu-buru begitu menjelaskannya, ini menunjukkan hatimu juga tidak pasti.”


Oriella: “Aku…….”


Perasaan ada orang yang bisa melihat isi hatinya seperti ini sangat tidak menyenangkan, ingin sekali rasanya menendang laki-laki ini supaya ia jatuh ke jurang itu dan tidak ada lagi orang yang bisa melihat isi hatinya.


Sebastian mengikuti Oriella memandang kearah yang jauh, lalu menarik nafas dalam-dalam, lalu berkata: “Oriella, kamu bisa menjamin perasaan kamu pada Miguel itu adalah perasaan apa? Kamu bisa menjamin perasaan Miguel padamu adalah perasaan apa?”


Oriella terbengong sejenak, lalu mengalihkan pandangannya dan melihat kearahnya: “Sebastian, kamu mau bilang apa, bilang aja langsung, kalau tidak aku tidak tahu apa yang kamu bicarakan.”


Sebastian tersenyum, dan berkata: “Kamu sangat pintar, bagaiman bisa kamu tidak mengerti maksud pembicaraanku. Jangan menghindarinya lagi, hadapi ini semua dengan baik-baik.”


Benar, ia tahu apa yang dimaksud oleh Sebastian, karena itulah ia menghindarinya dan berpura-pura ia tidak mengerti apa yang dikatakan Sebastian.


Karena pertanya dari Sebastian sama dengan pertanyaan yang ada didalam hatinya, adalah apa yang paling ia takutnya.


Ia takut selama ini Abang Hansel begitu menyayanginya karena masih menganggapnya anak yang masih berumur 3 tahun itu, ia takut perasaan Abang Hansel terhadapnya hanya perasaan kasih sayang keluarga dan bukan perasaan cinta.


Tapi dia?


Kadang-kadang ia juga bisa berpikir, perasaan ia terhadap Abang Hansel adalah perasaan untuk bergantung padanya atau perasaan cinta?


Ia juga pernah berpikir, apakah ia benar-benar mau menjadi pendamping hidup Abang Hansel, ataukah ia hanya ingin mengembalikan laki-laki yang dulu menjaganya saat itu kecil itu kembali ke sisinya.


Setelah tahu perdebatan yang ada di dalam hari Orellia, Sebastian lanjut berbicara: “Oriella, pikir baik-baik dan benar-benar perasaan kamu kepadanya.”


“Aku ingin menikah dengannya dan menjadi istrinya.” Oriella menggigit bibirnya dan terus berkata.


Menikah dengan Abang Hansel dan menjadi istrinya, selamanya bersamanya, ini adalah pemikiran ia sejak ia kecil, dan juga alasan ia datang jauh-jauh kesini untuk mencarinya.


Sekarang ia sudah menemukan Abang Hansel, dan ia juga sudah memikirkan untuk menyerahkan dirinya kepada Abang Hansel, didalam hatinya tentu ia masih berasa ragu dan tidak pasti.


Sebastian lalu berkata: “Kamu jangan menjelaskannya pada aku, kamu raba sendiri hati kamu dan bertanya baik-baik pada hatimu, membujuk diri sendiri itu lebih baik daripada membujuk orang lain.”


“Sebastian, kalau kamu memang benar-benar tidak ada kerjaan, bagusan kamu minta pekerjaan sama Ayah. Buat laki-laki seperti kamu, rajin bekerja itu lebih baik daripada tiap hari gossip disini.” Oriella tidak mau Sebastian tahu apa yang sedang dipikirkannya, jadi ia berusaha untuk mengalikan topik pembicaraan.


Sebastian tersenyum, dan tidak berbicara lagi, dan dengan tenang menemani Oriella duduk disamping jurang dan melihat salju yang terus turun dari langit itu.


Ketika mereka datang, langit sudah mulai gelap, setelah duduk beberapa saat, sekarang langit itu sudah benar-benar hitam, kalu bukan dari cahaya lampu, mereka sama sekali tidak bisa melihat apa-apa lagi.


Tetapi sudah segelap ini, Oriella masih belum mengajaknya pulang, Sebastian juga tidak membahasnya, dia hanya duduk disampingnya dan menemaninya—walaupun harus menemaninya selama seharian, ia juga rela.


[ Oriella, kamu sedang ngapain? Abang Hansel mencarimu! Cepat angkat! Cepat angkat!]


Tiba-tiba terdengar suara telepon, dan menghancurkan suasana yang tenang itu.


Walaupun ia sangat sedih, takut dan gugup, Oriella tetap mengangkat teleponnya dan benjawab: “Hallo…….”


Yang didalam telepon itu tidak menjawabnya.


Beberapa waktu yang lalu, ia yang menyuruhnya untuk menjauh darinya, dan berkata bahwa ia tidak mau mendengar suaranya lagi, ini sekarang didalam telepon ia juga tidak mengatakan apa-apa, ia sebenarnya mau ngapain?


Perasaan sedih didalam hatinya itu terus menumpuk sedikit demi sedikit, pada akhirnya semua itu meledak dan ia tidak bisa menahannya lagi, dan perasaan sedih itu pun berubah menjadi perasaan marah.


Dia menjerit didalam telepon: “Miguel, kamu tidak bicara, sebenarnya apa yang kamu mau?”


Orang yang didalam telepon itu tetap tidak menjawab apa-apa.


Oriella menunggunya untuk berbicara, tetapi sudah menunggu lumayan lama, ia tetap tidak mendengar apa-apa, ia pun mengigit-gigit bibirnya, berkata: “Miguel, aku tidak mau menjalani hidup yang tidak jelas seperti ini denganmu lagi, kita putus saja.”


“Putus?” Dari dalam telepon itu terdengar suara itu, suara itu sangat rendah, seperti suara iblis yang ada di neraka.


“Iya! Putus! Aku tidak mau menyukaimu lagi! Selamanya tidak mau lagi!” Selesai berbicara, Oriella langsung menutup teleponnya.


Mau bilang dia emosional, mau bilang dia kekanakan, pokoknya ia tidak mau membuat dirinya merasakan perasaan sakit hati seperti ini lagi.


Teleponnya sudah dimatikan, dan hubungannya dengan orang itu juga sudah selesai, ia melihat layar handphonenya dan menekan tombolnya, Oriella tidak bisa menahan air matanya lagi dan air matanya pun terus mengalir dan membasahi pipinya.


Oriella pun langsung membuang handphonennya kedalam jurang, mengangkat kepalanya untuk menahan ia matanya: “Oriella, kamu nangis apa, cuman seorang laki-laki saja, apakah pantas kamu nangis?”


Sebastian berkata: “Tidak pantas masih menangis sampai seperti ini?”


Oriella memarahinya: “Gak usah ikut campur.”


Sebastian mengambil tisu dan membantunya menghapus air matanya: “Aku tidak peduli padamu, kamu sepertinya sudah berencana untuk duduk disini sampai besok pagi kan?”


Oriella: “……”


Sebastian menarik Oriella untuk berdiri, dan membersihkan kepalanya dan bahunya dari salju: “Ayok, pulang. Tidak peduli apa pun yang terjadi, jangan bermain-main dengan kesehatan tubuhmu.”


Benar, apa yang dikatakan Sebastian benar, tubuhnya adalah pemberian orang tuanya, bagaimana bisa ia menyakitinya tubuhnya hanya karena seorang laki-laki.


Lalu, disaat dia membalikkan badannya, ia melihat bayangan seeseorang yang berdiri dibelakang mereka.

Danh Sách Chương:

Bạn đang đọc truyện trên website TruyenOnl.COM
BÌNH LUẬN THÀNH VIÊN
BÌNH LUẬN FACEBOOK