Mục lục
NOVEL SUAMIKU TERNYATA SEORANG PRESDIR
Thiết lập
Thiết lập
Kích cỡ :
A-
18px
A+
Màu nền :
  • Màu nền:
  • Font chữ:
  • Chiều cao dòng:
  • Kích Cỡ Chữ:

Bab 420 Hati Yang Menyembunyikan Sesuatu





Ariella menarik nafas dalam-dalam: virus HDR di tubuhnya itu belum terurai, virusnya itu menekan saraf penglihatannya dan menyebabkan dia tidak dapat melihat, tapi agar orang lain tidak khawatir dengan dia, dia meminta dokter untuk jangan memberitahukannya ke semua orang.”





Mendengar ucapan Ariella, Ferdian yang emosinya selalu stabil itu marah dan melompat: “dia…… dia terlalu seenaknya, hal serius seperti ini dia bisa-bisanya menyembunyikan ke semua orang?”





Walaupun marah, tapi Ferdian mengerti mengapa dia meminta dokter berbuat seperti itu.





Carlson selalu menjadi tulang punggung di keluarganya, dia sudah terbiasa untuk menanggung semua tanggung jawab.





Kalau dia ada apa-apa, keluarganya pasti akan khawatir, karyawannya pun juga akan berantakan, jadi cara terbaiknya adalah tidak memberitahukan ke siapa-siapa.





“Bang…..” Ariella melihat Ferdian, dan berbicara dengan lembut, “Sekarang aku perlu kamu untuk membantu satu hal.”





Ferdian menepuk-nepuk dadanya, dan dia merangkul bahu Ariella: “Selama aku bisa membantu, jangankan satu hal, 100 atau 1000 pun aku pasti akan bantu.”





“Ada satu orang yang punya cara agar Carlson dapat melihat kembali, tapi orang itu juga mungkin tidak bersedia untuk memberitahukan caranya, jadi aku ingin meminta kamu bersama aku berbicara dengan dia.” Ferdian dengan cepat menyetujuinya.





Ferdian juga lanjut bertanya dengan cepat: “Orang ini siapa?”





Membicarakan hal ini dengan dia itu memang tepat.





Dia sudah melakukan riset tentang psikologis bertahun-tahun, dia paling ahli untuk menebak pikiran orang lain, selain pikiran Carlson, dia belum pernah kesulitan untuk menebak pikiran orang lain.





Ariella menggigit bibirnya, dia bicara dengan terpatah-patah: “Daiva.”





“Dia lagi!” Wanita itu, dua tahun lalu saat Ariella tidak ada, Ferdian sering melihat dia saat bertemu dengan Carlson.Saat itu dia sudah merasa pandangan dia itu ada masalah, tapi setelah dipikir-pikir, pria luar biasa seperti Carlson, ada orang yang mendambakannya itu juga hal biasa.Carlson juga tidak peduli, tapi tidak habis pikir Daiva itu bisa meracuni Carlson.





Ariella menganggukkan kepalanya: “Daiva itu selalu membenci aku, lebih tepatnya dia membenci identitas aku sebagai istri Carlson. Aku sama dia pernah ada beberapa kali masalah, setiap kali dia juga sangat mau untuk menjatuhkan aku. Walaupun aku ke sana meminta caranya, aku rasa dia juga tidak akan kasih. Bang, beberapa waktu lalu kamu pernah bertemu dengan dia, kamu punya cara tidak?”





“Mulut wanita itu sedikit rapat, dan dia juga tidak peduli dengan siapapun selain dengan Abraham, jadi jika mau meminta dia hal yang tidak ingin dia bicarakan, tidak akan semudah itu.” Ferdian menjadi sedikit khawatir karena Daiva wanita yang gila itu.





Setelah mendengar Ferdian, wajah Ariella menjadi gelap, dia berkata dengan pelan: “Kamu pun juga tidak punya cara?”





Ferdian merangkulnya dengan erat dan menenangkannya: “Jangan menyerah, ada abang kamu. Kita coba saja, jika tidak dicoba siapa yang tahu bisa atau tidak?”





Ariella tersenyum: “Bang, terima kasih!”





Ferdian berkata: “Aku ini abang kamu.”





Ariella memeluk dia dengan erat: “Semoga di kehidupan selanjutnya aku masih bisa bertemu dengan abang sebaik ini.”





“Di kehidupan selanjutnya aku tidak mau bertemu dengan adik yang banyak urusan seperti ini.” Mulutnya berbicara seperti itu tapi di dalam hatinya dia berpikir, kalau benar ada kehidupan selanjutnya, mereka pasti masih menjadi adik kakak.





Ariella melihat jam tangannya: “Hari ini masih ada orang yang harus aku rawat, besok pagi kita jam 9 berangkat.”





“Baik.” Ferdian menganggukkan kepalanya dan melihat Ariella, “Ariella, kita itu adik kakak, keluarga yang punya hubungan darah, kalau ada masalah kamu cari aku saja, jangan lupa, kamu masih punya keluarga.”Ariella menganggukkan kepalanya: “Bang, aku tahu, ada abang seperti kamu, ada keluarga seperti kamu, benar-benar bagus.”





Ferdian mengelus kepalanya: “Sudah, kamu pergi dulu saja. Aku juga ada urusan, aku balik dulu ya.”





“Baik, besok aku cari kamu.” Ariella menekankan lagi, “Kalau kamu ada waktu kosong kamu bisa berpikir besok harus bagaimana agar Daiva mau buka mulut.”





“Kita belajar psikologis, kita paling menekankan setiap orang memiliki cara yang berbeda, mengenai hal ini kamu jangan memberi pendapat lagi.” Ferdian melambaikan tangannya, “Aku pergi dulu.”





Melihat Ferdian berjalan menjauh, sampai dia menghilang dari pandangannya, Ariella baru menarik pandangannya.





Mau membuka mulut Daiva, dia menyerahkan semuanya ke Ferdian, berharap besok mereka bisa menang.





Asal bisa menemukan cara melepaskan virus HDR, membuat mata Carlson membaik, batu besar yang menekan hatinya itu baru bisa terlepas.





Ariella kembali ke rumah dan bertemu dengan penjaga rumah Nurmala, dia pun bertanya: “Nurmala, sekarang nyonya kamu apa kabar?”





Nurmala menjawab dengan sopan: “Ada suaminya yang menemaninya, sekarang sudah membaik. Nona tidak perlu khawatir.”





“Ya.” Ariella menganggukkan kepalanya, “terima kasih sudah membantu.”





Ariella naik ke atas ke ruang buku Carlson, dia mengetuk pintu tapi tidak ada respon, dia pun membuka pintu sedikit dan melihat ke arah dalam.





Carlson lagi-lagi sedang melakukan rapat video, mendengar dia mengetuk pintu, dia pun tidak mengangkat kepalanya dan berkata: “Masuk dulu.”





Ariella masuk, dia pun berdiri di pintu dan tidak masuk ke dalam, dia mengerti dan tidak bersuara mengganggu dia.





Tidak lama, Carlson menyelesaikan rapatnya, dia mengangkat kepalanya melihat dia: “Ya, ada menyembunyikan sesuatu ya?”





Dia tidak bisa melihat dengan jelas ekspresinya, tidak bisa melihat matanya, tapi dia sangat mengerti, dia bisa mengerti dengan mendengar nafasnya.





“Ya. Aku ada sesuatu.” Ariella berjalan mengarah ke dia, baru sampai ke sampingnya, dia langsung memeluknya dan memangkunya di atas kakinya.”Aa……” Ariella terkejut dan teriak.Carlson tertawa: “Aku yang peluk kamu, bukan orang lain, ini juga bisa buat kamu kaget.”





Ariella melihat dia: “Coba gantian, apakah kamu akan kaget juga?”





Carlson tertawa lebih dalam: “Coba kita tukar posisi.”Melihat senyumannya, tapi tidak bisa melihat bintang-bintang di matanya lagi sama sekali.





Ariella mengulurkan tangannya, dengan pelan dia memegang wajahnya, dan menciumkan bibirnya ke bibir dia.





Gerakan dia membuat Carlson sangat kaget, hanya dalam satu dua detik, Carlson mengambil inisiatif.





Dia mundur satu langkah dan membuka mulutnya, dengan nakal dia menggigit bibir bawahnya, lalu dia tersenyum dengan dalam: “Hari ini adalah masa berbahaya kamu, kita tidak lakukan.”





Mendengar ucapan Carlson, wajah Ariella langsung memerah!





Dasar, dia hanya mau menciumnya, benar-benar hanya mau menciumnya, tidak ada pikiran lainnya sama sekali.





Ariella mengepalkan tangannya dan mengarahkan ke Carlson, tapi ditangkap oleh Carlson dan diciumnya: “Benar-benar semau itu?”

Danh Sách Chương:

Bạn đang đọc truyện trên website TruyenOnl.COM
BÌNH LUẬN THÀNH VIÊN
BÌNH LUẬN FACEBOOK