Mục lục
NOVEL SUAMIKU TERNYATA SEORANG PRESDIR
Thiết lập
Thiết lập
Kích cỡ :
A-
18px
A+
Màu nền :
  • Màu nền:
  • Font chữ:
  • Chiều cao dòng:
  • Kích Cỡ Chữ:

Bab 170 Bagaimana Menyelamatkan Diri Sendiri





Mesin penggalih?





Ariella baru saja mengucapkannya, dan merasa bibirnya sakit, namun belum sempat bereaksi, langsung dicium oleh Carlson.





Dia dengan penuh energi membuka dan masuk ke mulutnya, memaksanya untuk menerima ciumannya.





“Pfft—” Ariella menonjok dada dia, “Bajingan, lepaskan aku!”





Dia bahkan tidak sadar memarahinya begitu, tapi Carlson mengabaikannya dan tetap ingin mencium dan menggigitnya bagaikan singa ngamuk.





Ciumannya terlalu kuat, sehingga tenaga Ariella untuk memberontak pun tidak ada, namun dia juga tidak akan mengalah.





Ariella tidak dapat mendorongnya, memukulnya pun juga tidak sakit, tenaga pria ini sangat mengagetkan orang, bahkan otot di tubuhnya juga sangat mengagetkan orang.





Ariella sangat marah, namun marahnya agak tidak jelas, dia memasuki tangannya ke dalam kancing jasnya dan mencubitnya dengan kencang.





Carlson gemetar dan melepaskannya, mendorongnya, dan menatap wajahnya.





“Bajingan!” Ariella megulurkan tangganya dan mencubit dia, kemudian dia menonjok dadanya dua kali, “Dungu, memangnya kamu tidak bisa lihat betapa pedulinya aku denganmu?”





Pengakuannya yang mendadak membuat Carlson kaget, dan mendengarnya berkata lagi: “Aku sedang peduli denganmu, sanking pedulinya ketika aku bermimpi kamu meninggalkan aku, aku merasa sangat sedih. Setiap kali bila kepikiran ada kemungkinan tidak bisa bersama kamu lagi, hati aku langsung sangat sedih.”





Carlson dengan kaget memanggil: “Ariella—”





“kamu jangan bicara, dengarkan aku sampai selesai dulu.” Ariella dengan kejam memotong pembicaraannya, seperti seekor hewan kecil berkecok, “kamu bilang kamu ingin menjaga aku seumur hidup, aku mana mungkin tidak ingin kamu jaga seumur hidup. Aku ingin kita melahirkan banyak anak, bersama-sama menemani mereka bertumbuh bersama. Kelak sudah tua, bisa seperti bapak dan ibu kamu pergi kemana-mana.”





“Ariella, kamu, apakah yang kamu katakan itu benar?” setelah lama, akhirnya Carlson menemukan kembali suaranya, bahkan ada sedikit kegagapan.





Carlson sudah pernah berbicara di depan umum dengan jumlah puluhan ribu orang, sangat tenang, elegan, dan percaya diri, namun kini hanya karena satu perkataan dari Ariella, dapat membuatnya menjadi tegang sampai gagap.





“Yang masak!” Ariella dengan kesal mengatakannya.





Carlson kaget sampai tidak dapat mengatakan apapun, hanya bisa merasakan detak jantungnya begitu cepat, pertama kali begitu cepat, seakan-akan sudah mau loncat keluar dari kerongkongannya.





Dia tidak dapat mengatakan apa-apa, dan juga tidak tahu harus mengatakan apa, memegang kepalanya lagi, dan menciumnya dengan keras.





“Pfft—” Ariella mendorong dan meninjunya, pria ini ada masalah ya, waktu marah memeluk dia dan menggigitnya, dia hampir kehilangan nafas dicium olehnya.





Setelah lama, Carlson melepaskannya, jari-jari kasarnya membelai wajanya yang lembut dan halus, dengan suara rendah memanggil namanya: “Ariella—”





“Kalau begitu apakah kamu ada sesuatu yang ingin disampaikan?” dia sudah menyatakan perasaannya, Carlson juga seharusnya menunjukkan sesuatu.





“Ya, aku tahu.” Carlson menarik dia ke pelukannya, memeluknya dengan erat, sanking kuatnya seakan-akan ingin memeluknya sampai ke dalam tubuh.





Dia sudah tahu?





Ini jawaban macam apa?Ariella ingin menggigit orang lagi, jadi membuka mulut dan menggigit dadanya, hatinya kesal mengatakan: “Bajingan! Dungu! Kenapa bisa membuat orang kesal begini!”





“Carlson, perutku sepertinya sedikit sakit.” Di saat Ariella sedang memarahinya, tiba-tiba merasa perutnya sakit, menakutkan diri sendiri sampai lemah.





“Om Gunwan, pergi ke rumah sakit!” Carlson meneriak ke mobil dan menopang perut kecil Ariella dengan pelan, “Jangan takut, tidak ada masalah.”





Supirnya Gunawan langsung segera mengemudi mobil menuju rumah sakit terdekat.





Sekali mobil mereka pergi, tuan Xu yang tak pernah kelihatan akhirnya jalan keluar, melihat mobilnya yang berpergian, tersenyum mengatakan: “Carlton, aku ingin berterima kasih kepadamu. Kalau bukan bantuanmu, mana mungkin harapan aku tercapai begitu cepat, Ivander mana mungkin mati di dalam tangan Elisa begitu cepat.”





Orang lain tidak tahu, namun dia sangat jelas, masalah yang terjadi belakangan ini, semuanya dikontrol dari belakang oleh Carlton dari Group Aces.





Kalau bukan Carlton, ada siapa lagi yang punya kemampuan bisa membuat Group Primedia yang pernah terkenal menghilang dalam sekejap.





Semua ini diperbuat oleh Carlton, membuat jebakan kematian dimana jika ada satu orang masuk ke jebakan tersebut, dia tidak akan bisa memanjat keluar lagi.





Dari awal Group Primedia jatuh dalam masalah, Ivander memberi Elisa kepada orang lain, pengkhianatan Elisa terhadap Ivander, Marsh ditangkap, Ivander dibunuh, semua tahap berdasarkan tahap yang sudah disiapkan oleh Carlton, tidak ada satupun yang terjadi kesalahan.





Jika mau dibilang ada kesalahan, itu mungkin adalah dia tidak kepikiran bahwa istrinya akan datang ke Kyoto.





Carlton begitu cepat menyamparinya ke Kyoto, selain khawatir dengan keamanan istrinya, juga lebih takut dia tahu tentang hal ini, bahwa dia adalah pengontrol semua ini di belakang?





Tatapan tuan Xu mengikuti mobilnya sampai tidak kelihatan lagi, dia baru jalan pergi, dan datang lagi ke halaman Elisa.





Dia mendorong pintu di halaman dan berjalan masuk, datang ke kamar Elisa dan duduk, tersenyum dan mengatakan, “Melihat musuh percintaan sekarang hidup bahagia, apa perasaanmu?”





Elisa mengangkat kepalanya dengan kalem melihatnya, setelah waktu yang lama baru membuka mulut berkata: “Aku sudah gila, masih bisa ada perasaan apa?”





“Aku putarkan sebuah video untuk kamu nonton ya?” dia sedang bertanya, namun tidak mendapatkan jawaban setuju darinya, kemudian membuka video di ponselnya.





Di dalam video terdengar suara marahan Ivander, dan juga ada teriakan Elisa, serta suara terakhir Elisa membunuh Ivander.





Elisa hanya melirik sedikit dan tidak melihatnya lagi, kaget sampai berkeringat: “Kamu sudah mendapatkan segalanya yang kau inginkan, kamu sebenarnya masih ingin apa?”





“Sebenarnya aku hanya ingin memberitahu kamu, kamu dulu bisa membunuh Ivander dan hari ini terkurung di sini, boss di belakang yang sebenarnya itu bukan aku, dia adalah pria tadi.”





Tuan Xu tertawa-tawa, kemudian berkata lagi: “Sampai di sini, kita hanya bahan catur yang dimainkan oleh dia. Dan setelah catur ini sudah tidak ada gunanya, pasti akan dibuang. Mengenai kondisi dibuang, kamu seharusnya lebih mengerti daripada aku, Ariella yang dulu adalah contoh terbaik.”Setelah mendengar perkataan Tuan Xu, Elisa tidak ada reaksi untuk cukup lama, menunggu sampai dia sudah hilang kesabaran, baru mendengarnya mulai berkata: “Apakah dia sungguh peduli dengan wanita tersebut?”





Tuan Xu berkata lagi, “Kalau bukan peduli, apa lagi? Kamu coba pikir dengan teliti, orang-orang yang pernah melukai Ariella, kini mana ada yang tidak bangkrut, mati, dan gagal.”





Elisa langsung menarik tuan Xu: “Kalau begitu bagaimana caranya kita menyelamatkan diri?”





Melihat Elisa cemas, tuan Xu tetap tersenyum dan berkata: “Kalau ingin menyelamatkan diri, pertama-tama jaga diri, jangan menarik perhatiannya lagi.”

Danh Sách Chương:

Bạn đang đọc truyện trên website TruyenOnl.COM
BÌNH LUẬN THÀNH VIÊN
BÌNH LUẬN FACEBOOK