Wajahnya sudah berubah, suaranya juga sudah berubah, tetapi cara memperlakukannya sama sekali tidak berubah, tetap saja seperti dulu begitu memperdulikannya.
Sangking peduli dengannya sampai mungkin ia bisa menghancurkan seluruh dunia ini demi dirinya!
Bagaimana ia bisa tahu?
Lourdes melihat Vanessa dengan serius, dari mata Vanessa yang indah dan berkaca-kaca bak permata itu, ia bisa melihat bayangannya sendiri didalam matanya.
Benar, ia mengakuinya, kalau wajahnya sudah berubah, dan itu sama sekali tidak sama dengan dia yang dulu.
Setelah ia selesai operasi, ia pernah sekali melihat dirinya didalam cermin, pada saat itu dia sangat terkejut sampai-sampai ia menghancurkan cermin itu, setelah kejadian itu dia baru perlahan belajar untuk mencintai wajahnya yang sekarang ini.
Pada awalnya ia juga tidak bisa menerima wajahnya yang sangat berbeda dengan wajahnya yang dulu itu, ia tentu saja mengerti kalau Vanessa tidak bisa mengenalinya.
Setelah Vanessa menerima telepon dari “Lourdes”, ia mulai mencurigainya, tetapi ia juga memahaminya dan tidak menyalakannya.
“Kamu ini benar-benar Lourdes?” Seteleh berlalu beberapa saat, Vanessa membuka mulut dan bertanya tentang pertanyaan yang sama berkali-kali.
Dia tidak tahu ia harus mempercayai siapa, hanya saja indra keenamnya memberitahukannya bahwa kata-kata laki-laki yang ada didepannya ini bisa dipercayai.
Kalau ia mempercayai perkataan laki-laki yang ada didepannya ini, itu menandakan ia sudah mengakui kalau laki-laki yang ada didepannya ini adalah Lourdes yang asli.
Tetapi laki-laki yang meneleponnya itu bukan hanya memiliki suara yang sama dengan suara Lourdes, tetapi ia juga tahu rahasia diantara mereka berdua, jadi orang itu bisa jadi adalah Lourdes yang sebenarnya.
Seorang pria yang memiliki suara yang sangat mirip dengan suara Lourdes, dan seorang pria yang ia percayai berdasarkan feelingnya, ia benar-benar tidak bisa membuat keputusan mana Lourdes yang asli.
Karena ia sama sekali tidak bisa menentukan Lourdes yang sebenarnya, hatinya sangat kacau, ia hanya bisa melototi laki-laki yang ada didepannya itu, lalu ia melihat lurus kedalam matanya dan berkata: “Apakah aku benar-benar bisa mempercayaimu?”
“Iya!” Tatapan mata Lourdes dan Vanessa pun bertemu dan Lourdes menggenggam dengan erat tangan Vanessa lalu mengangguk-nganggukkan kepalanya, “Vanessa, kamu bisa mempercayaiku!”
“Tapi….” Vanessa masih merasa ragu-ragu, bagaimana kalau ia salah memilih orang?
“Katakanlah.” Lourdes tahu ada yang ingin ia katakan.
“Aku mau pergi menemui orang itu, aku ingin pergi melihatnya, aku ingin melihatnya dengan mata kepalaku sendiri, setelah itu aku baru bisa merasa tenang.” Vanessa mengigit-gigit bibirnya dan berbicara.
“Baik, aku temenin kamu pergi kesana” Vanessa ingin pergi melihat orang itu dan memastikan siapa orang itu, ini semua karena ia masih merasa ragu dengan Lourdes yang ada didepannya, tetapi Lourdes tidak ada pilihan.
Pas sekali, ia juga ingin memastikan siapa laki-laki itu, kali ini mereka tidak akan melepaskan orang yang terus bersembunyi dan mengganggu mereka dibelakang ini.
“Kamu mau pergi?” Vanessa juga tidak tahu ia sedang mengkhawatirkan apa, ia hanya merasa kalau mereka eprgi bersama untuk menemui orang itu rasanya tidak begitu cocok.
“Sudah yah, aku temenin kamu pergi.” Lourdes langsung mengumumkan sendiri kalau ia sudah memastikannya dan tidak memberikan kesempatan kepada Vanessa untuk menolaknya.
Vanessa : “……….”
Dia yang dulu memang selalu seperti ini, di beberapa hal tertentu ia akan selalu begitu, tidak pernah mendiskusikannya terlebih dahulu dengan orang lain.
Lourdes lalu berkata: “Kamu pergi ganti baju dulu, aku juga pergi siap-siap dulu. Setelah aku selesai mempersiapkannya, kita langsung pergi ke Menara Bulan di selatan kota.
“Kamu….kamu juga tahu tentang Menara Bulan!!” Walaupun hati Vanessa mempercayai laki-laki ini, tetapi setelah ia mendengar nama tempat ini, hatinya menjadi lebih tenang lagi.
“Emangnya aku tidak boleh tahu?” Lourdes mengerutkan alisnya dan bertanya.
“Bukan, bukan begitu…….” Menjadi penduduk di negara A, kalau tahu tentang Menara Bulan itu adalah hal yang wajar, apa yang membuat Vanessa tenang adalah ia tahu kalau tempat ia janjian dengan orang yang ada didalam telepon itu adalah tempat ini.
Menara Bulan bukan menara yang paling tinggi di kota Atmajaya, tetapi ia ada nama lain yang lebih terkenal dikalangan penduduk kota—Menara Cinta.
Nama ini lebih familiar dikalangan warga sekitar sini, nama ini diberi oleh sepasang kekasih yang datang kesini dan meminta agar mereka berdua bisa hidup bersama selama-lamanya.
Semua laki-laki dan perempuan yang sedang pacaran mengharapkan hal itu.
Vanessa dan Lourdes juga tidak terkecuali, mereka berdua bersama dengan pasangan yang lainnya juga meminta permintaan yang sama ditempat ini.
Maka dari itu, tempat ini menjadi destinasi yang penting didalam hubungan percintaan mereka dan tidak ada duanya.
Orang yang tadi meneleponnya memintaanya untuk bertemu di tempat biasa, tempat biasa itu pastinya Menara Bulan, tidak ada tempat lain lagi.
…………….
Mengambil kesempatan disaat Vanessa mengganti pakaiannya, Lourdes langsung menghubungi Miguel: “Orang-orang dibelakang aku kali ini sudah mulai ada pergerakan, kali ini mereka berpura-pura menjadi aku.”
“Orang itu sudah tidak sabar menunggu, kali ini kita harus bisa berhasil menangkap mereka, sama sekali tidak boleh ketinggalan.” Dari dalam telepon terdengar suara Miguel yang dingin, kalau didengan baik-baik suara itu bisa menghancurkan hati seseorang, “Kalau mereka sudah berani berpura-pura menjadi kamu, kita biarkan saja mereka berpura-pura menjadi kamu, aku malah mau melihat mereka masih ada permainan apa.”
Lourdes tidak setenang Miguel, dengan cemas dia berkata: “Aku tidak peduli mereka masih ada permainan apa, aku hanya khawatir dengan Vanessa yang dibohongi mereka.”
Karena saat ini Vanessa masih belum mempercayainya seratus persen, ia takut kalau mereka berhasil meyakininya dan ia akan pergi bersama dengan mereka dan tidak mempercayainya lagi.
Dia bahkan tidak berani membayangkan kalau Vanessa tidak mau mempercayainya lagi, ia harus bagaimana…….
Lourdes mengkhawatirkan hal ini, Miguel langsung memberikan sebuah jawaban yang terus terang: “Lourdes, kalau kamu mengira Vanessa adalah wanita yang ssangat mudah dibohongi seperti itu, aku rasa kamu masih butuh waktu yang cukup lama untuk bisa mengertinya.”
Lourdes langsung terbengong: “Apa maksudmu?”
Miguel menjawab: “Karena ia mencintaimu, jadi ia tidak akan bisa salah mengenali orang.”
Tidak tahu karena apa. Miguel begitu yakin kalau Vanessa tidak akan bisa mengenali orang yang salah.
Atau mungkin karena hati Miguel juga sudah dipenuhi oleh seseorang, dia mencintai Oriella dan ia akan mengenali semua tentang dia, tentu saja dia tidak akan bisa mengenali orang yang salah.
Mencintai seseorang, maka orang itu dimata dia tidak ada duanya, dan tidak kan bisa tergantikan.
Walaupun perawakannya sudah berubah, tetapi dia pasti bisa menemukan suatu hal yang mirip dengan orang yang dicintainya itu didalam tubuh orang itu, hanya saja butuh waktu.
Setelah mendengar apa yang dikatakan Miguel, Lourdes menjadi lebih tenang lalu berkata: “Ada orang yang berpura-pura menjadi aku dan menghubungi Vanessa, dan meminta untuk ketemuan dengannya di tempat biasa, sebentar lagi kita akan pergi kesana, kamu atur beberapa orang untuk melihat keadaan di Menara Cinta.”
Miguel menjawab: “Aku akan segera mengatur beberapa orang kesana, kalin berdua hati-hati, jangan sampai ada yang tahu alamat tempat tinggal kalian saat ini.”
Lagian, masih ada kasus pembunuhan yang berhubungan dengan Vanessa yang belum terselesaikan. Sebelum semua ini terselesaikan, ia tidak akan membiarkan ia muncul di hadapan publik.
Sekarang jangan membiarkan dia keluar dihadapan publik, biarkan dengan perlahan orang-orang mulai melupakannya, cara ini adalah cara yang paling bagus untuk melindunginya.
Lourdes menganggukkan kepalanya: “Hal ini kamu tidak usah khawatir.”