Mục lục
NOVEL SUAMIKU TERNYATA SEORANG PRESDIR
Thiết lập
Thiết lập
Kích cỡ :
A-
18px
A+
Màu nền :
  • Màu nền:
  • Font chữ:
  • Chiều cao dòng:
  • Kích Cỡ Chữ:

Bab 115 Gila Untukmu





Carlson menatap cincin yang diberikan oleh Ariella padanya, model cincin itu terlihat kuno dan warna cincin itu sudah kusam, sepertinya cincin ini benar-benar sangat tua. “Dapat dari mana cincin ini?” tanya Carlson.





Ariella tidak menjawab pertanyaan Carlson, dia mencondongkan tubuhnya dan mencium Carlson sebentar kemudian mengedip-kedipkan matanya sambil tertawa menatap Carlson.





“Kamu tidak ingin memberitahuku?” tanya Carlson.





“Eng,” jawab Ariella sambil mengangguk,”Hal ini tidak bisa aku katakan.”





Mama pernah mengatkan jika dia memberikan cincin ini itu berarti dia dan laki-laki yang menerima cincin ini akan hidup bahagia selamanya. Ini merupakan doa dan restu mamanya terhadap dirinya jadi dia tidak bisa mengatakannya pada Carlson jika dia mengatakannya keluar doa dan restu itu tidak akan terlaksana lagi.





Karena Ariella tidak ingin mengatakannya Carlson juga tidak memaksanya untuk menjawab pertanyaannya, dia hanya menatap kedua tangan Ariella. Dia menyadari mereka sudah cukup lama mendaftarkan pernikahan mereka berdua dan dia sama sekali tidak menyiapkan cincin untuknya.





Ariella menunjuk ke arah kiri mereka dan berkata,”Lihat, di sana terdapat lapangan luas dan salju sangat tebal, ayo kita ke sana dan membuat manusia salju, kamu mau kan menemaniku jalan-jalan?”





Carlson mengangguk. Asalkan dia senang Carlson bersedia menemaninya pergi ke manapun Ariella pergi. Ariella berlari ke sampingnya dan menggandeng lengan Carlson. Tiba-tiba Carlson menunduk dan mencium Ariella dan dalam waktu cukup lama baru melepasnya. Ariella memukul-mukul punggung Carlson, laki-laki ini terkadang sangat pelit. Ketika dia diam-diam menciumnya tadi dia membalasnya dengan cara ini. Carlson melepas Ariella yang dibuatnya malu itu, wajahnya merah padam dan perlahan Carlson menyentuh bibir Ariella yang baru saja dciumnya.





“Aku akan berusaha mengimbangimu,”ucap Carlson pelan.





Hah? Apa maksudnya? Tidak lama kemudian Ariella baru mengerti maksud Carlson, ternyata Carlson mengira jika dia tidak mencium Ariella, Ariella akan merasa tidak puas, jadi dia menciumnya.





“Dasar bodoh!”ucap Ariella sambil mengangkat kakinya dan menginjak kaki Carlson dengan marah kemudian berlari meninggalkan Carlson.





Carlson memandang punggung Ariella, bibir Carlson yang seksi tertarik naik dan tatapan matanya yang dingin terisi dengan rasa gembira di dalamnya. Carlson merasa sering-sering menggoda Ariella juga tidak ada salahnya, dia merasa luar biasa.





……





Setelah menemui Ariella, Elisa pergi menuju ke mall untuk membeli kosmetik dan Elisa merupakan orang yang cukup royal dalam hal merawat kulitnya. Wajahnya adalah modal hidupnya dia harus merawatnya dengan baik dengan begitu dia bisa terus mempertahankan wajahnya yang awet muda. Di mata orang luar keluarga Elisa termasuk sebuah keluarga yang menjalani hidup dengan cukup royal. Mobil Elisa adalah BMW dan itu tidak termasuk mobil yang sangat mewah akan tetapi juga tidak murah, keluarga mereka harus memiliki benda yang bisa memberikan muka bagi mereka sekeluarga kalau tidak bagaimana mereka bisa bertahan di dalam lingkungan pergaulan yang sekarang.





“Nona, anda sudah pulang,” pembantu baru di rumahnya menghampirinya dan mengambil belanjaan dari tangan Elisa dan membantunya membawanya kemudian lanjut berkata,” makan malam sudah siap, tuan sudah menunggu anda cukup lama.”





“Oke, aku tahu,” di depan pembantu rumahnya Elisa merupakan orang yang ramah dan mudah didekati.





Sesampainya di depan pintu rumah Elisa mengganti sepatunya dan masuk ke dalam ruang tamu dan melihat Zeesha sedang duduk di sofa, Elisa berjalan ke arahnya dan berkata, “Pa.”





Zeesha berdiri kemudian gerakan cepat tangan papanya mendarat di pipinya, Elisa masih belum sempat bereaksi tangan papanya sudah mendarat keras di wajahnya.





Plak!





Seketika itu juga terdapat bekas tamparan merah di wajah Elisa. Dia menyentuh bagian pipinya yang tertampar itu dan menahan tangis menatap laki-laki di hadapnnya, bibirnya bergetar dan berkata pelan,”Pa, kenapa kamu menamparku?”





“Satu laki-laki saja tidak bisa kamu taklukkan kamu masih memiliki kegunaan apa?” ucap Zeesha sambil mengangkat tangan yang satunya siap menamparnya sekali lagi.





“Pa, aku ini anakmu….”





“Anakku?” Tangan Zeesha lagi-lagi mendarat di atas pipi Elisa, dengan marah besar dia berkata,”Aku menghabiskan banyak uang untuk membesarkanmu, mengirimmu sekolah ke luar negeri dan kamu tidak bisa membuat laki-laki itu kembali padamu, kamu pikir uang Zeesha itu banyak atau apa?”





“Pa….” Elisa berperawakan kurus, tubuhnya lemah, sekali papanya menamparnya kedua matanya akan langsung menjadi gelap dan dia tidak tahu apa yang terjadi.





Ketika Elisa tersadar dan membuka matanya dia melihat Ivander duduk di tepi tempat tidur.





“Ivander….” Elisa tidak pernah menyangka ketika dia sadar orang yang pertama dia lihat adalah Ivander, hatinya merasakan perasaan yang belum pernah ada sebelumnya. Elisa segera bangkit dan duduk kedua tangannya memeluk Ivander dengan erat seakan-akan dia menemukan sebuah benda yang sangat berharga.





“Kamu lemah ya, baru saja menerima beberapa tamparan kamu sudah tidak sadarkan diri dan tidur untuk waktu yang cukup lama,” ucap Ivander tanpa perasaan dan semua itu di luar dugaan Elisa.





Elisa menggigit bibirnya dan berkata dengan pelan dan hati-hati, “Ada urusan apa kamu mencariku?”





Ivander tertawa dingin dan berkata,”Aku lihat Carlson melihatmu saja dia sudah tidak mau, kamu pikir aku ada urusan apa mencarimu?”





“Aku….”





Apa yang masih bisa Elisa katakan, dia merasakan sakit yang tidak bisa diucapkan dengan kata-kata di dalam hatinya. Elisa tahu di mata papanya dan Ivander dirinya hanyalah sebuah alat untuk merayu mendapatkan kembali Carlson. Jika dia berhasil merayunya dia menjadi sebuah pion bagus di mata papa dan Ivander, mereka tidak akan berani mengkritiknya dan mungkin mereka akan memperlakukan dia dengan baik. Akan tetapi sekarang dia gagal merayu Carlson, bagi Ivander kegagalannya ini sangat memalukan dan dia merasa Elisa tidak memiliki kehormatan.





“Elisa….” Ivander merengkuh dagu Elisa dengan erat dan menatapnya dengan kejam sambil berkata,”melihat caramu merayu orang, melihat tubuhmu yang bisa membuat laki-laki terpesona ini, mengapa hanya Carlson seorang yang tidak ingin melihatmu?”





“Ivander, sakit…” Elisa merasakan sakit di dagunya, air mata mengalir akan tetapi itu tetap saja tidak bisa membuat Ivander menatapnya dengan tatapan penuh belas kasihan.





“Sakit? Kamu masih memiliki hak untuk berkata sakit?” Kali ini Ivander menjambak rambut Elisa sambil berkata,” bereskan semuanya sampai beres, aku tidak tahu cara apa yang akan kamu gunakan untuk mendapatkan Carlton, kamu harus membuatnya mau bekerja sama dengan Group Primedia.”





“Ivander lepaskan aku.” Elisa yang kurus dan lemah itu seperti seekor burung yang lemah di dalam cengkraman Ivander.





“Dasar perempuan yang pantas mati dan tidak berguna, kamu tidak menyelesaikan masalahmu dengan baik dan kamu masih memiliki muka untuk pulang,” Ivander benar-benar kehilangan kesabarannya, dia menjambak keras rambut Elisa kemudian menamparnya keras-keras sampai Elisa terhempas jatuh.





“Ivander apa kamu sudah gila? Atas dasar apa kamu memukulku?” Dulu Ivander tidak mencintainya, dia tidak akan memperhatikan Elisa lebih akan tetapi dia tidak akan bertindak seperti ini, Ivander yang sekarang pasti sudah gila.





“Berani-beraninya kamu memarahi Tuan Ivander gila, aku akan tunjukkan padamu bagaimana jika aku gila.” Ivander dengan keras menendang bagian perut Elisa.





Sekalinya Ivander menendangnya, mata Elisa mulai gelap seakan dia akan kehilangan kesadaran sekali lagi, kemudian dia mulai bisa melihat lagi dan dia melihat Zeesha yang berdiri di depan pintu kamarnya.





“Pa…..” Elisa berusaha merangkak menuju ke arah papanya untuk meminta pertolongan akan tetapi Zeesha tetap berdiri di sana tidak bergerak sedikit pun seakan-akan dia sedang melihat sebuah komedi di hadapannya.

Danh Sách Chương:

Bạn đang đọc truyện trên website TruyenOnl.COM
BÌNH LUẬN THÀNH VIÊN
BÌNH LUẬN FACEBOOK