Sinar matahari, membuat orang yang duduk diantara setumpuk salju tebal perlahan-lahan berubah menjadi hangat.
Tetapi, hangatnya matahari tidak bisa menghangatkan hati seseorang, teruta hati seseorang yang sudah terkena luka sebelumnya dan belum pernah merasakan sekali lagi rasa kasih sayang.
Miguel berdiri dihadapan pemakaman ibunya, dalam diam menatap foto pemakaman ibunya, ekspresi wajahnya sangatlah datar, tetapi tidak dengan hatinya begitu kacau.
Sedari awal dia sudah mengetahui, jika ayahnya hanya dihadapannya saja seperti terlihat begitu baik kepadanya, terlihat seperti menyayangi dia, tetapi dia sama sekali benar-benar menyayangi dia sebagai anaknya.
Gregorio baik kepadanya, itu hanyalah sebuah kebohongan, hanya untuk membuat musuh Gregorio menaruh perhatiannya kepadanya, dan mengakibatkan begitu banyak musuh yang mengejarnya dan membuat dia menerima banyak luka.
Jika bukan karena nasibnya, dia mungkin sudah mati karena peluru, tidak akan bisa hidup hingga seperti hari ini melihat sinar matahari yang begitu cerah.
Tidak apa-apa jika Gregorio tidak menganggapnya sebagai anak, tetapi pada saat mendengar orang tersebut dengan sendirinya memberitahu dirinya jika dia membunuh istrinya dan dia tidak melakukan pergerakan apapun.
Sikap Gregorio, membuat Miguel tidak berhenti untuk meragukan, apakah pada saat itu kematian ibunya hanya karena Ashanty seorang dan tidak memiliki hubungan apapun dengan Gregorio?
Memikirkan sikap Gregorio selama ini, dan kembali melihat pemakaman ibunya, hati Miguel merasa sangat sakit:”ibu, ibu sudah melihatnya, lelaki yang kamu berikan segala sesuatu untuknya, ibu lihat apa yang dia lakukannya kepada ibu?”
“Ibu jelas-jelas mengetahui jika dia tidak mencintai ibu, jelas-jelas mengetahui jika dia selalu mempergunakanmu, mengapa kamu masih begitu bodoh terus menemani dia disisinya, dan akhirnya demi dia kehilangan nyawa.”
“Demi seorang lelaki yang tidak menyayangimu, apakah ibu merasa ini pantas? Coba bertanya pada hatimu, apakah ini pantas?”
Dalam satu hembusan nafas, Miguel sudah berkata sebanyak ini, mengatakan semua perkataan yang selalu ingin dia katakan tetapi tidak sempat untuk mengatakannya.
Tetapi tidak ada orang yang menjawab dia, dia juga tidak bisa mendengar suara ibunya, pada saat ini dia sudah mempercayai jika ibunya sudah benar-benar meninggalkan dia, meninggalkan dunia ini.
Dia ingin mendengarkan keluhan ibunya, mendengarkan nasihat ibunya, ingin mendengarkan ibunya yang mengatakan kepada dirinya:”Miguel, kamu adalah seorang lelaki, lelaki dari keluarga Ferguso, kamu berbeda dari yang lain, kamu memikul tanggung jawab satu negara.”
Dahulu, pada saat mendengar ibunya yang mengatakan hal ini, Miguel merasa sangat kesal, dan hari ini dia begitu ingin mendengarnya, tetapi dia tidak akan bisa lagi mendengarnya.
“Ibu??.anakmu sudah menemukan siapa yang membunuh drimu, ibu sudah bisa beristirahat dengan tenang.” Perkataan ini, Miguel katakan dengan sangat sakit.
Mengatakan untuk beristirahat dengan tenang, sebenarnya bukanlah benar-benar untuk menyuruhnya beristirahat dengan tenang, ini merupakan perkataan yang dibuat oleh orang yang masih hidup untuk membuay dirinya sendiri menjadi lebih tenang.
Setelah mengatakan hal tersebut, Miguel tidak lagi berusara, dalam diam berdiri dihadapan pemakaman ibunya, dalam diam melihat, seperti seakan-akan dunia sedang berhenti.
Dia merasa dirinya sedang berada didunia yang begitu dingin, sekelilingnya semua terasa sangat dingin, dingin hingga tidak terasa kehangatan apapun, begitu dingin hingga tidak terdapat perasaan apapun.
Perasaan dingin ini, membuat dia merasa dingin hingga kedalam hatinya, seakan-akan kapapnpun bisa menelannya dan masuk kedalam neraka.
“Abang Hansel??..”
Tidak tahu sudah berapa lama, pada saat Miguel merasa dirinya sudah tidak bisa keluar dari dunia yang dingin ini, terdengar suara yang begitu lembut memanggilnya.
Dia memutarkan kepalanya melihat, melihat didepan pintu berdiri seorang gadis, tersenyum dengan begitu cemerlang, membuat kehangatan masuk kedalam hatinya.
“Riella??.”
Dia membuka mulutnya, berfikri ingin memanggil dia, tetapi pada akhirnya kembali memasukkan semuanya kedalam lubuk hatinya, dia takut jika gadis yang berdiri dihadapannya ini dibuat oleh imajinasinya, seperti beberapa saat yang lalu.
“Abang Hansel!” Oriella maju kehadapannya, menyentuh tangan yang sudah dingin seperti es,”jangan takut, aku ada disini.”
Dia mengatakan, jangan takut, dia ada disini.
Perkataan Oriella yang begitu mudah , tetapi benar-benar bisa membuat hati Miguel merassakan kehangatan yang begitu luar biasa, dan dengan cepat menghapuskan rasa dingin ditubuhnya.
Dia membuka mulutnya, tersenyum begitu cerah, menujukkan gigi putihnya, mengangkat tangannya perlahan meraup wajahnya:”iya, ada kamu disini, aku tidak akan takut apapun.”
Jelas-jelas dial ah yang merupakan lelaki disini, sudah jelas seharusnya dirinyalah yang melindungi dia, tetapi pada saat ini, dia benar-benar membutuhkan “perlindungan” dia.
Dia sama sekali tidak membutuhkan dia melakukan hal lainnya, dia hanya ingin agar dia selalu berada disisinya, membuat dia bisa mendengar suaranya.
“Abang Hansel, hari ini aku datang kesini, apakah kamu tidak ingin memperkenalkanku kepada tante?” Oriella tersenyum, berkata.
Dia tahu pada saat dia merindukan ibunya, hati kecilnya akan terasa sangat sakit, tetapi dia tidak akan bertanya, dia akan menggunakan cara lain untuk membuat rasa sakit itu keluar.
Miguel termenung, tetapi juga dengan cepat membuat reaksi:”iya, baik??.sudah seharusnya, sudah seharusnya aku mengenalkan Riella kepada ibuku.”
“Tante sangatlah cantik, Abang Hansel juga sama seperti tante, maka dari itu Abang Hansel sangatlah tampan.” Oriella melihat foto diatas pemakaman itu, dan memujinya.
“Benarkah? Mengapa aku merasa tidak sebagus hidupku?” melihat foto ibunya, Miguel masih meraba-raba wajahnya, terlihat sangatlah lucu.
“Abang Hansel, apakah kamu mengetahui kesopanan yang berlebihan sama dengan kesombongan. Terlebih lagi aku akan memberitahu kepadamu, jika orang yang dipuji oelh seseorang selalu merasa dirinya tidak sebagus yang dikatakan.” Dia meraba wajahnya, kembali berkata,”kamu lihat, aku juga tidak merasa diriku sangat cantik, tetapi aku berjalan dimanapun pasti akan banyak orang yang memuji ku. Penderitaan ini, juga hanya bisa dirasakan oleh orang yang memili paras cantik.”
Mendengar suara bahagia Oriella, melihat kesombongannya yang mengatakan dirinya paling cantik didunia ini, Miguel tidak bisa menahannya, dan tertawa.
Oriella melemparkan tatapn malasnya kepada Miguel, dan kembali mengalihkannya kepada foto tersebut:”tante, coba kamu lihat Abang Hansel, dia selalu membully aku. Aku hanya membicarakan kebenaran, dan dia memakai ini untuk menertawakanku?”
“Aku tidak sedang menertawakanmu, aku hana bahagia.” Baru saja dia merasa jika dunia ini sudah runtuh, tetapi sekarang dia merasa terdapat matahari kecil yang menyinari dunianya.
Miguel tidak akan mungkin menertawakan Oriella, dia hanya mengekspresikan dirinya yang merasa begitu bahagia.
Dia mengetahui, seumur hidup ini dia tidak akan lagi merasakan kesepian, karena matahari yang begitu terang terus menemaninya disisinya.
Pada saat dia merasa begitu sedih, dia akan selalu datang menemani dia.
Apa yang sudah dia alami selama ini, dia tidak akan begitu mudah menyerah dan meninggalkannya.
“Apakah kamu benar-benar tidak menertawakanku?” kali ini, Oriella merasa tidak percaya, dia tertawa begitu berlebihan, bagaimana melihatnya pasti membuat orang merasa jika dia sedang menertawakan dia.
“Tentu saja tidak.” Miguel membersihkan kerongkongannya,”Riella, apakah kamu sudah siap? Sekarang aku akan memperkanalkanmu kepada ibuku.”