Mục lục
NOVEL SUAMIKU TERNYATA SEORANG PRESDIR
Thiết lập
Thiết lập
Kích cỡ :
A-
18px
A+
Màu nền :
  • Màu nền:
  • Font chữ:
  • Chiều cao dòng:
  • Kích Cỡ Chữ:

Bab 851 Pergi Ke Mana Pun Boleh


“Sebenarnya apa yang terjadi antara kamu dan Lourdes?” Miguel sama sekali tak tau Vanessa sedang mengkhawatirkan apa, ia tanya berulang-ulang.


Vanessa: “Aku??..”


Dia menatap Miguel, hatinya sangat ragu, tak tahu entah Miguel tau atau tentang persoalan ia dipaksa oleh orang lain.


Hal ini membuat Vanessa berharap tak ada yang tau, tapi dia sangat mengerti bahwa di dunia ini tak ada dinding yang tak tembus angin.


Yang jelas sudah terjadi, cepat atau lambat akan di sebarluaskan, bawahan Miguel sangat banyak yang tau, dengan cepat pasti informasi tersebut akan masuk ke telinganya dan juga akan masukke telinga Lourdes.


Orang lain tau atau tidak ia tak perduli, yang ia perduli apabila Lourdes tau, ia akan merespon apa terhadapnya?


Miguel menghembuskan nafas dan berkata: “Vanessa, penderitaan Lourdes dalam satu tahun terakhir ini, takutnya kita tak bisa membayangkan bagaimana rasanya, kalau dia melakukan tindakan yang tidak bisa kita mengerti mohon di maafkan jangan salahkan dia.”


“Bagaimana aku bisa menyalahkan dia, aku hanya??.” Dia merasa bahwa dirinya tidak melindungi diri sendiri, tidak memberikan hatinya seutuhnya pada Lourdes, oleh karena itu dia selalu menyalahkan dirinya bukan menyalahkan Lourdes.


Miguel berkata: “Kita berdua adalah keluarga terakhir Lourdes yang masih ada didunia ini, kalau kita tak membantu dia keluar dari bayangan hitam, bagaimana dia melanjutkan hidiupnya? Siapa yang ia harapkan?”


Vanessa sedikit lama merespon, ia mulai mengerti Miguel sebenanrya ingin menyampaikan pemikiran apa: “Miguel, Lourdes sebenarnya kenapa? Apa yang sebenarnya terjadi padanya? Tahun ini kenapa dia tidak mencari kita, pasti ada kesedihan yang terdalam kan?”


“Kamu tak tau kah?” Miguel menjawab, pertanyaan tersebut sudah terucap, dia dengan cepat sudah mulai mengerti kaitan masalah yang terjadi.


Vanessa bersembunyi tak ingin bertemu Vanessa, alasan yang benar-benar harusnya dia tak tau identitas asli Lourdes, bukannya malah mempertanyakan hubungan di antara mereka.


“Miguel, Lourdes sebenarnya kenapa? Mohon jawab pertanyaanku.” Ia membayangkan penderitaan setahun ini, Vanessa menyalahkan dirinya sendiri sampai-sampai mengambil pisau dan mengoyak-ngoyak dirinya.


“Setahun yang lalu, Lourdes terluka berat??. Tapi syukurnya dia selamat hingga sekarang.” Miguel bercerita secara detil, tujuannya agar tidak membuat Vanessa cemas.


Lagipula masalahnya sudah lewat, Lourdes sudah hidup hingga sekarang, hal yang mereka lakukan bukan untuk luka yang sudah lalu, tapi untuk hidup dengan baik di masa yang akan datang.


Bagaimanapun juga Lourdes tetaplah orang terdekat mereka.


“Dia pasti sedih.” Jelas jelas tau terkena luka berat hingga hampir meninggal, makanya setahun ini tidak bisa menemukannya, tapi detik itu mendengar perkataan Miguel seperti demikian, Vanessa tetap merasa ada orang yang sengaja mengambil pisau dan menusuk hatinya, sakit hingga tak bisa bernafas.


“Dia tak masalah, kamu tidak perlu khawatir, tapi kamu harus berfikir lagi kemudian baru bertemu dia.” Tak perduli alasan apapun, Miguel tetap berharap Vanessa berani sedikit, “Watu yang cukup lama ini, orang yang paling ingin dia temui tentu saja kamu.”


“Aku ingin bertemu dia!” Di bandingkan rindu bertemu Lourdes, dia khawatir Lourdes bertemu dia yang tidak terlalu mempermasalahkan hal ini lagi.


Vanessa ingin sendiri memastikan bahwa Lourdes akan terus bertahan hidup selain itu balik ke Atmajaya, balik ke sisi mereka.


“Vanessa, aku bukan memaksamu untuk melakukan hal yang tidak ingin kamu lakukan, kamu tak perlu terlalu cepat untuk memutuskan.” Kalau Lourdes keluar dari persembunyiannya dan tidak bertemu Vanessa mungkin akan menimbulkan keraguan, tapi Miguel pasti akan memikirkan cara untuk memberikannya penjelasan, jadi dia masih berharap bahwa Vanessa sedang menenangkan diri untuk berfikir, dia tentu saja bersedia menghormati keputusannya.


“Aku tau, aku ingin bertemu dia, semakin cepat semakin baik.” Vanessa menarik nafas dalam-dalam, ia mengangkat kepalanya dan menghadap ke jendela, “Aku menunggunya pulang, sudah setahun ini. Dalam setahun ini aku selalu menunggunya, sampai sekarang ketika dia sudah kembali ada alasan apa untukku tidak bertemu menjumpainya?”


“Kak Vanessa, kalau kamu ingin bertemu ya bertemu saja, kalau tak ingin pergi ya tak usah pergi, jangan melukai diri sendiri.” Miguel tak perduli bahwa Vanessa sangat khawatir, tapi Oriella mengerti, ia berdiri di depan pintu sambut tamu, dia lupa dirinya sedang mendengar apa saja, karena dari dalam hatinya seperti ada orang yang menyayat-nyayat tubuhnya.


“Tidak ada paksaan. Mulai hari ini hingga nanti tak aka nada lagi yang memaksaku untuk melakukan apa yang tak ingin ku lakukan.” Vanessa tersenyum, tatapannya sangat yakin.


Orang yang ingin ditemui dia adalah orang yang selalu dirindukannya setiap waktu, ia ingin sekali bertemunya, bagaimana bisa termasuk paksaan.


Lourdes sudah kembali ke sisinya, ketika ada Lourdes, dia tak mungkin lagi membiarkan orang lain melakukan apa yang tak ingin dilakukannya.


Ya benar, perasaan Vanessa pada Lourdes sungguh yakin dan pasti.


????


Ratusan kilo di bawah Gunung Kabut Cinta, yaitu terletak di negara A ibu kotanya Atmajaya.


Kota ini adalah kota pusat perekonomian dan hiburan, selain itu juga tempat Lourdes, Miguel dan Vanessa lahir dan tumbuh besar.


Tempat dimana Lourdes sejak lahir kemudian dibesarkan hingga berumur 29 tahun, di sini adalah rumahnya, dia bersumpah akan membangun kota ini.


Kemudian terjadilah kejadian setahun yang lalu, membawa kabur seluruh nyawa keluarga Handaja kecuali dia, sehingga karena itulah ia meninggalkan tempat itu.


Berjarak satu tahun kemudian ia kembali, kota ini seperti banyak perubahannya, terutama jalan besar arah ke utara itu bernama Jalan Berawa.


Jalan Berawa dari awal adalah jalan utama yang sangat lengang, sampai sekarang keduanya dibangun menjadi sebuah taman indah, sehingga menjadi tempat yang menarik untuk dikunjungi di Atmajaya.


Tapi dalam setahun saja, ketika kembali ke kota yang sedang berkembang ini saja, Lourdes merasa dirinya hampir tidak mengenali kota itu.


Seperti kehidupan yang dia alami 29 tahun yang lalu itu adalah sebuah ilusi, ia merasa kota ini sangat asing, terlebih lagi orang-orang dikota itu juga menganggap dia asing.


“Tuan, sudah sampai, mau masuk melihat-lihat kah?” Mobil berhenti di depan rumah sakit sudah sekitar setengah jaman, tapi Lourdes tidak juga turun, Stephan meliihat nya tidak berkata apa-apa akhirnya memberanikan diri bertanya demikian.


Setelah bertanya, Lourdes tak menjawab, tatapannya menghadap arah sana, namun tidak tau apa yang sedang dilihat dan difikirkan.


Lourdes tak menjawab, Stephan tak berani lagi bertanya, dia hanya duduk tenang di kursi setir, mengikutinya menghadap arah sama, tapi tak ada satupun yang dilihat.


“Yuk pergi.” Setelah sangat lama hingga Stephan mengira waktupun ikut terhenti, Lourdes akhirnya membuka suara.


“Pergi? Pergi kemana?” Hari ini tujuan mereka turun gunung adalah menjenguk Nona Vanessa, sekarang sudah sampai ke rumah sakit, sementara Tuan-nya tidak beranjak bahkan tidak bergerak, Stephan sama sekali tidak bisa menebak apa yang sebenarnya ada di hati Lourdes?


“Pergi kemanapun boleh.” Lourdes menjawab demikian.


Pergi ke manapun boleh, asal tidak menetap di tempat ini, jangan membuatnya mengingat Vanessa, wanita itu.

Danh Sách Chương:

Bạn đang đọc truyện trên website TruyenOnl.COM
BÌNH LUẬN THÀNH VIÊN
BÌNH LUẬN FACEBOOK