Setelah Carlson pergi, Riella kecil mengambil stroberi dan memakannya, kemudian tangannya menyentuh wajahnya yagn membuat seluruh wajahnya kotor, dia terlihat seperti seekor kucing belang kecil, Riella masih ingat untuk tersenyum pada Ariella dan berkata dengan sedikit memerintah,”kakak, ayo cepat makan.”
“Riella pelan-pelan,”ucap Ariella menyuruh Riella kecil untuk makan secara perlahan. Ariella juga merasa lapar akan tetapi dia tidak bisa tidak memperdulikan Riella dan makan sendiri. Ariella meraih tisu dan membersihkan noda yang ada di wajah Riella kecil.
Papa Riella kecil cukup lapang dada, dia dan Riella baru saja bertemu 2 kali dan sekarang dia sudah mempercayakan Riella pada Ariella, bagaimana kalau Ariella adalah orang jahat apakah dia tidak takut dirinya akan mencelakai Riella?
“Kakak, papa pergi dinas ke luar kota apakah kamu bisa pulang ke rumah bersama Riella?” Baru saja Ariella membersihkan wajah Riella, dia lagi-lagi menyentuh wajahnya dengan tangannya yang penuh dengan makanan dan itu membuatnya terlihat seperti kucing belang lagi.
Sambil membersihkan wajah Riella kecil Ariella berkata,”Sore nanti kakak masih ada kerjaan di kantor, sehabis makan Riella pulang ke rumah dulu ya, nanti malam kakak telpon Riella.”
“Riella ingin kakak temani Riella,”ucap Riella tanpa rasa bersalah.
Riella tidak bisa melupakan perintah papanya, papa menyuruhnya untuk membujuk Riella besar agar dia mau kembali ke rumah, Riella sudah menggunakan ilmunya yang terbaik untuk merayunya jadi Riella besar tidak mungkin tidak terpancing.
“Tapi….,” Ariella memang harus bekerja akan tetapi dia tidak tega untuk menolek permintaan Riella kecil, Ariella tidak tahu harus menolak atau mengiyakan permintaan Riella kecil ini.
“Riella temani kakak bekerja, kakak temani Riella pulang ya.” Di saat yang tepat lagi-lagi Riella kecil mengutarakan idenya agar Ariella tidak menolaknya. Riella juga memasang ekspresi ‘kalau kamu menolakku aku akan segera menangis’ di wajahnya, mata bulatnya berkedip-kedip dan sinar matanya melebihi sinar mata papanya membuat orang susah untuk menolaknya.
Ariella menghela nafas dan bertanya pada diri sendiri membatin, ada apa dengan papa dan anak ini?
“Oke,” hati Ariella melemah dan dia menyetujui permintaan Riella kecil itu. Papa juga tidak akan keberatan, lagipulan papa Riella tidak di rumah jadi menemani Riella kecil bukanlah sebuah masalah yang besar kan?
……
“Setelah aku menerima telponmu aku segera membeli tiket untuk kembali ke kota Pasirbumi, dan sekarang kamu memberitahuku kalau Ariella hilang ingatan tentang semua kejadian dulu dan aku tidak boleh bertemu dengannya?” Setelah mendengar ucapan yang dikatakan Carlson, Ferdian mengomel, kabar kali ini lebih mendebarkan dibandingkan berita Ariella meninggal 3 tahun lalu. Setelah mendengar kabar Ariella meninggal 3 tahun lalu, yang Ferdian lakukan pertama kali adalah kembali ke kota Pasirbumi, akan tetapi di saat terakhir dia tidak bisa melihat wajah adik kandungnya sendiri dan keluarga Carlson sudah membakar jasadnya. Jika kejadian ini terjadi pada orang lain pasti mereka juga tidak bisa menerimanya. Saat itu Ferdian bertengkar hebat dengan Carlson meskipun dia tahu dia tidak bisa mengalahkan Carlson akan tetapi Carlson sama sekali tidak membalas pukulan Ferdian dan dia dipukul olehnya sampa babak belur. Saat itu adalah kali pertama Carlson menerima pukulan dari orang lain. Sebenarnya Ferdian mengerti, Ariella menghilang Carlson lah orang yang paling sedih dibanding siapapun dan 3 tahun ini Carlson jalani setengah mati.
Ketika Carlson memutuskan untuk memberitahu Ferdian bahwa Ariella masih hidup, ketika itu Ferdian mengutus orang untuk mencarinya akan tetapi dunia begitu besar tidak mudah menemukan seorang Ariella di dunia ini. Orang tua Ferdian sudah tiada sejak awal dan Ariella lah saudara terdekatnya sekarang. Dia kembali dan menutup kantornya, dia mencari dan terus mencari sampai keluar negeri, dia mencari ke setiap tempat yang mungkin Ariella akan datangi. Selama 3 tahun ini dia sudah pergi ke banyak tempat dan sudah menanyai banyak orang akan tetapi tidak ada satu pun tempat dan orang yang mengetahui kabar mengenai Ariella. Ferdian tidak putus asa, Carlson bahkan tidak putus asa untuk mencarinya apalagi dirinya kakak kandung Ariella, dia tidak akan pernah menyerah untuk mencari Ariella.
Ketika dia baru mendapat kabar bahwa Ariella mungkin berada di Milan dia mendapat telpon Carlson yang mengatakan bahwa Ariella masih hidup. Ariella masih hidup akan tetapi dia melupakan semua kejadian yang dulu pernah terjadi, bisa dibilang dirinya di hati Ariella hanyalah seorang asing yang tidak memiliki hubungan apa-apa dengannya. Mendengar semua ini Ferdian naik darah akan tetapi dengan cepat dia bisa menenangkan dirinya lagi. Setelah dia merasa tenang, Ferdian merasa sedikit was-was, mengenai Ariella yang hilang ingatan ini pasti bukan Carlson yang menginginkan hal ini terjadi pada Ariella. Ferdian marah pada Carlson itu semua karena dia ingin meluapkan semua amarah dan perasaan yang tertahan selama 3 tahun terakhir ini. Dia bisa melampiaskan semua itu pada Carlson, akan tetapi bagaimana hal nya dengan Carlson? Carlson hanya bisa menelan semuanya sendiri dan menanggung semuanya sendiri.
Menerima semua amarah yang dilampiaskan Ferdian padanya Carlson masih tetap bersikap tenang dan berkata,”Malam ini Riella kecil akan mengajak Ariella pulang ke rumahku, kamu pergilah ke sana dan ajaklah dia bicara sebanyak mungkin.”
Ferdian mengangkat alis penasaran dan bertanya,”Kamu tidak pulang?”
“Aku dinas ke luar kota,” jawab Carlson.
Ferdian tidak percaya mendengar jawaban Carson itu dan berkata,”Tidak kusangka pimpinan Group Aces Carlton juga bisa berbohong.”
“Di dalam ingatan Ariella tidak lagi ada aku, aku tidak tahu apa yang akan diriku lakukan padanya dan aku tidak tahu harus berbuat apa, jadi aku mengundang seorang ahli Psikolog untuk datang ke rumahku dan berbincang-bincang dengannya.” Carlson sangat mengerti jika dia ada di rumah Ariella pasti tidak akan bersedia pulang bersama Riella kecil, dia hanya menggunakan hati Ariella yang menyayangi Riella kecil itu sebagai umpan agar Riella kecil bisa terus bertemu dengan Ariella. Semua mengatakan hubungan darah itu kental, seorang anak adalah seonggok daging yang dilahirkan oleh seorang mama, siapa tahu dengan mereka berdua sering bertemu dan mengobrol suatu hari nanti Ariella akan mengingat kembali Riella kecil. Carlson tidak bisa mempercayai Psikolog lain jadi ketika dia mengetahui bahwa Ariella hilang ingatan dia langsung mengingat Ferdian kakak kandung Ariela dan Carlson segera menyuruhnya kembali.
“Pinjamkan mobil Ferarri mu padaku 2 hari biarkan aku terlihat tampan selama 2 hari ini,” ucap Ferdian. Ferdian meskipun terlihat seakan tidak peduli terhadap hal apapun akan tetapi di dalam hatinya dia cukup memiliki kepedulian. Baginya asalkan Ariella kembali itu sudah cukup tidak peduli dia mengingat hal dulu atau tidak itu tidak penting baginya. Melihat Carlson laki-laki yang begitu sukses dan memiliki syarat yang cukup bagus Ariella tidak menyukainya itu merupakan hal yang mustahil bukan. Lain halnya dengan dirinya dan Riella kecil, mereka dan Ariella memiliki hubungan darah meskipun Ariella tidak mengingat mereka akan tetapi mereka adalah keluarga terdekat Ariella. Setelah menyadari hal ini Ferdian memiliki hati untuk bercanda lagi dan bahkan dia memikirkan untuk tampil tampan di hadapan Ariella. Mengendarai mobil seperti Ferarri di kota Pasirbumi, menginginkan perempuan seperti apa pun pasti dapat.
“Asalkan Ariella bisa pulih kembali mobil itu aku berikan padamu, ambil saja,”jawab Carlson.
“Bisa memiliki adik ipar sepertimu ini aku anggap diriku untung ya,” ucap Ferdian sambil menepuk pundak Carlson kemudian dengan santai berkata,”satu adik bisa menghassilkan sebuah mobil Ferarri, kalau aku tahu dari awal aku akan menyuruh papa mamaku melahirkan lebih banyak anak perempuan, seumur hidupku ini bergantung pada adik ipar sepertimu saja aku sudah cukup.”
Cralson memberi tatapan dingin pada Ferdian dan seketika itu juga Ferdian segera mengatupkan mulutnya dan tidak berkata apa-apa lagi. Carlson sekarang sedang merisaukan Ariella, jika Ferdian terus bercanda seperti ini dengan Carlson yang rugi nanti juga pasti dirinya sendiri, Ferdian bukan hanya satu dua kali termakan umpan Carlson dia jelas mengerti Carlson orang seperti apa.