Mục lục
NOVEL SUAMIKU TERNYATA SEORANG PRESDIR
Thiết lập
Thiết lập
Kích cỡ :
A-
18px
A+
Màu nền :
  • Màu nền:
  • Font chữ:
  • Chiều cao dòng:
  • Kích Cỡ Chữ:

Bab 265 Perasaan Yang Akrab





Setelah pulang kerja dari luar kota, istri sudah tidak ada, Carlson pasti sangat putus asa





Apakah yang dia lihat selama ini?Dia sendiri membawa Riella dengan harapan yang begitu kecil, setiap hari berharap istrinya kembali ke mreka.





Carlson mengelus kepalanya berkata: “Kalau lapar duduk dulu saja, sebentar lagi selesai.”





Sekarang maslaah terbesar mereka bukan Ariella lupa ingatan, tapi bagaimana cara buat Ariella mau menceritakan masalahnya.





Carlson juga mengerti, untuk dia bercerita itu bukan hal yang mudah.





Dia tidak memiliki ingatan masa lalu, dan juga baru mengetahui ayah yang dia begitu percaya membohongi dia, jadi dia menutup pintu hatinya, jangan sampai ada yang mendekat.





Makanan sudah selesai dimasak, Carlson melepaskan apron dan duduk di samping Ariella: “Hari ini makanan agak tawar, lain kali aku gantikan rasa.””Tuan , dulu kamu yang masak atau nyonya ?”Ariella sangat penasaran, seperti pria yang ada kedudukan bukankah harusnya kebiasaan meminta makan, mengapa dia bisa masak, dan masakannya juga enak.





“Saat baru nikah, nyonya yang masak, aku bantu cuci piring.” Bilang masalah itu, Carlson lumayan malu, pertama kali dia cuci piring sudah memecahkan satu piring, dia sangat ingat ekspresi Ariella saat itu.





“Kamu cuci piring?” Ariella mengulang kalimat itu, dan di otaknya muncul gambaran pria yang tidak terbiasa sedang mencuci piring.





Telinganya terdengar suara piring jatuh, bantu Ariella bangun dari imajinasi dia, kaget sampai dia sedikit bergetar.





“Kenapa?” Carlson menyadari kebengongan Ariella, dan letakkan tangannya di pundak dia, mencoba cara untuk memberi kehangatan dengan cara itu.





Ariella melihat dia, buru-buru bertanya: “Apakah kamu pernah memecahkan piring?””Iya.” Carlson mengangguk, dengan seru berkata: “Ariella, kamu kepikiran apa?”





Ariella mengurut kepalanya, dia ingin mengingat lebih banyak, tapi dia tidak mengingat apa-apa.





“Jangan cemas, tidak apa-apa, makan dulu saja.” Carlson selalu bisa mengerti Ariella, dia cemas, tapi tidak mungkin Carlson tidak cemas.





Bantu dia cari ingatan, hanya bisa pelan-pelan, dia tidak bisa memberikan tekanan terlalu besar.





Ferdian pernah mengamati Ariella, mengecualikan kemungkinan kepala dia terbentur, kira-kira juga bisa mengecualikan kemungkinan Ariella hilang ingatan karena obat.





Mengecualikan 2 kemungkinan ini, Ferdian sementara tidak bisa terpikir alasan dia kehilangan ingatan.





Mungkin karena obat, tapi obat apa yang begitu hebat, mereka sementara tidak tahu, masih sedang menganalisa, berharap bisa cepat temukan alasan.





Carlson mengambilkan semangkok kuah untuk Ariella, dan Ariella minum, mengkritik: “Tuan , sepertinya ini sedikit asin.”





“Asin?” Carlson cepat ambil satu mangkok, dan mencoba.





Melihat Carlson yang begitu cemas, Ariella tertawa: “Tuan , aku bercanda, masa kamu tidak tahu?”Ariella juga menggunakan nada bercanda untuk menghibur dia, Carlson tiba-tiba tidak bisa bereaksi.





Ariella melambaikan tangan depan muka dia: “Tuan , apakah muka aku ada sesuatu?”Dia sedang tertawa, tidak seperti biasanya yang dipaksa, tapi ini sedikit lucu. Ariella yang seperti ini adalah Ariella saat mereka pertama menikah.





Muka dia tidak ada apa-apa, hanya saja Carlson merasa muka dia ada sesuatu, ada ingatan ytang dia sangat familiar, wajah yang mudah malu.





Tidak bisa tahan lagi, Carlson mengetuk kepalanya, mendorong dia ke dirinya dan dengan lembut menciumnya.





Dia mencium seperti ingin memberi seluruh dunia ke Ariella.





Ariella juga tidak menghindar.





Jidat mereka slaing bersentuhan, hidung mereka juga, dan juga bibirnya, bisa merasakan nafas satu sama lain dari jarak paling dekat, merasakan kehangatannya.





Detak jantung Ariella berdetak kencang, muka dia memerah, dia ingin menghindar tapi tidak ingin juga.





Benar-benar membuat galau.





….





Makan malam mereka berdua, selesai setelah satu jam.





Carlson bagian cuci piring, Ariella duduk di ruang tamu nonton tv, tapai dia tidak fokus ke tv, melainkan hujan deras di luar.





Papa dan mama tidak ada di sampingnya, cuacanya hujan dan ada petir, Riella sendirian dirumah, apakah dia tidak takut?Mungkinkah dia merasa tidak ada mama disampingnya, papa juga tidak mau dia?Anak yang berumur 3 lebih paling sensitif, dia tidak boleh membiarkan Riella ada pikiran seperti itu, kalau begitu dia akan merasa berslah selamanya.Walaupun Riella ada banyak orang yang menemani dia, tapi dia bukan ayah yang dia paling dicintai, dia pasti tidak biasa.





Lalu bagaimana??Dia ingin sekali ke samping Riella dan menjaganya.





Pikir sampai sini, Ariella melihat ke dapur, pas-pasan melihat Carlson keluar dari dapur, dia bertanya: “Kenapa? Apa yang kamu pikirkan?”





Ariella berkata: “Aku kangen Riella, pikir apakah dia akan kangen kamu?”Carlson jalan ke samping dia dan duduk, memeluk dia dan menciumnya: “Jangan khawatir, ada Efa yang menjaga dia, Efa paling jago menghibur Riella, Riella tidak akan bosan.””Tapi..””Tidak ada tapi. Hari ini kita kembali ke waktu kita baru nikah, tidak ada Riella, jadi jangan pikir lagi.””Aku tetap khawatir.”Bagaimanapun dia tidak mau mendengar, Carlson juga tidak bicara lagi, langsung mencium dia.





Terkadang bicara tidak ada guna, dengan aksi akan lebih berguna.





Sudah dibilang hari ini adalah waktu mereka berdua di dunia mereka berdua, tidak peduli Riella atau siapa, dia tidak mau diganggu.





Ariella mendorong Carlson. Tapi pria ini sangat kuat, biasa terlihat sangat kurus, tapi badannya sangat kekar.





Mungkin karena dia sering olahraga, di moonriver ada ruang gym, tapi Ariella tidak pernah melihat dia olahraga disana.





Lalu, Carlson mencium semakin mendalami, sampai Ariella tidak bisa berpikir, otaknya masih bingung, seperti melihat Carlson mencium Ariella yang satu lagi.





Seperti mau menghisap pergi jiwanya.





Tanpa disadari, Ariella mengulurkan tangannya, dan melingkar di pinggang Carlson, mencoba membalas ciuman dia.





Semakin dicium dia meras semakin familiar, seperti dia pernah dicium seperti itu.

Danh Sách Chương:

Bạn đang đọc truyện trên website TruyenOnl.COM
BÌNH LUẬN THÀNH VIÊN
BÌNH LUẬN FACEBOOK