“Kamu bahkan belum melihatnya, apakah kamu yakin kamu menyukainya?” Carlson menaikkan alisnya, dengan datar kembali bertanya.
Semuanya, merupakan persiapan yang dilakukannya dengan sepenuh hati, tujuannya hanya untuk membuat putrinya senang, membuat putrinya tetap bisa merasakan sedang tinggal dirumah meskipun dia sedang berada dinegara lain.
Tetapi putrinya bahkan belum melihat, dan langsung berkata jika dia menyukainya?? membuat dia tidak merasa yakin, apakah putrinya benar-benar menyukai apa yang dia persiapkan untuknya.
Oriella memeluk ayahnya, berkata dengan manis:”ayah, hanya dengan ayah yang menyiapkannya untuk Riella, maka Riella pasti akan menyukainya.”
Sedari kecil hingga besar, ayahnya tidak pernah membuatnya merasa kecewa, pengetahuan dia terhadap apa yang disukainya, masih jauh lebih jelas dibanding dirinya sendiri.
Ini merupakan ayahnya yang dilihat begitu dingin oleh orang lain, tetapi begitu hangat dan perhatian kepadanya, sama sekali tidak pernah bersikap dingin.
“Iya, jika tidak suka, ingat beritahukan kepada ayah, ayah akan menyuruh orang untuk menggantinya.” Carlson dengan lembut mengelus kepala putrinya, melihat tatapan matanya yang begitu lembut.
“Ayah, aku snagat menyayangimu!” Oriella sudah sedari kecil hidup di New York, sudah menerima kehidupan dengan budaya barat, dia sedari dulu tidak pernah merasa sungkan menunjukkan rasa kasih sayangnya kepada orang lain.
“Sudah tahu.” Carlson menjawab dengan datar, meskipun dia menunjukkan ekspresi yang dingin, tetapi hati kecilnya sangatlah lembut.
“Ayah hanya mengatakan satu kalimat sudah tahu?” melihat Carlson yang tidak bersuara lagi, Oriella tidak bisa menahan dan memberikan protes.
Carlson:”??..”
“Ibu, tidak apa-apa jika ayah tidak mengatakan dia menyayangi ku, aku mengetahui isi hatinya sudah cukup bagiku.” Oriella dengan cepat menggantikan ayahnya berbicara.
“Iya, baguslah jika kamu bisa mengerti.” Ariella sembari berbicara, sembari mausk kearah dapur, didalam panik masih terdapat daging yang sedang dia masak, sudah akan segera matang.
Menghirup wangi masakan yang memenuhi dapur, air liur Oriella sudah akan mengalir, sembari meraba perutnya bertanya:”Ibu, aku sudah lapar, apakah aku sudah boleh makan?”
Ariella menaikkan kepalanya dan melihat jam yang berada didinding:”tunggulah sebentar lagi, kakakmu sudah akan datang, tunggulah dia lalu kita akan makan bersama-sama.”
Mendengar Sebastian yang akan datang, wajah Oriella berubah menjadi suram, berkata:”ternyata dia datang.”
“Riella, Sebastian adalah kakak dari kamu dan adik imut, kamu harus menyayangi dia, seperti menyayangi ayah dan ibu.” Ariella berkata.
“Aku tidak ingin menyayanginya.” Sebenarnya bukan karena dia tidak enak dipandang, tetapi karena hal yang dilakukan oleh Sebastian untuknya, membuat dia membencinya.
“Adik imut, coba kamu telepon kakakmu, tanya dia sudah berada dimana?” suara Ariella masih belum menghilang, bel pintu rumah sudah berbunyi.
Jonathan segera berlari menuju pintu, dan melihat kearah orang yang membunyikan bel dan ternyata orang tersebut adalah Sebastian, dia dengan segera membukakan pintu:” kakak, semua orang sedang menunggumu.”
Jonathan selalu bersikap dingin kepada orang lain, tetapi terhadap kakaknya dia akan bersikap begitu hormat, meskipun umurnya masih kecil, siapa yang bermaksud baik kepadanya, dia mengerti dengan jelas didalam hatinya.
“Iya, Jojo sudah lama kita tidak bertemu.” Sebastian meraba Jonathan yang tingginya baru sampai di pinggangnya, begitu dia sampai hal yang pertama dia lakukan adalah menyapa kedua orang tuanya,”ayah, ibu??..” dia melihat kearah Riella,”Riella.”
“Kak??.” Oriella tidak bersedia memanggil Sebastian kakak, tetapi dia juga tidak ingin mempersulit ayah dan ibunya, akhirnya dengan baik memanggil dia kakak.
“Sebastian, kamu sudah sampai, mari kita mulai makan.” Ariella yang sedang sibuk menyiapkan malam siang didapur mengeluarkan kepalanya.
“Ibu, aku akan membantumu.” Karena tidak ingin melihat Sebastian, Oriella masuk kedalam dapur dan membantu ibunya menyiapkan makanan.
“Riella, kamu tunggulah diluar, ibu tidak membutuhkan bantuanmu.” Ariella tidak akan rela membuat tubuh anaknya memiliki aroma minyak.
“Ibu, aku sudah besar, sudah seharusnya aku belajar sedikit.” Setelah selesai belajar, nantinya dia bisa membuatkan makanan untuk Abang Hansel nya, memikirkannya juga bisa membuatnya senang.
“Ibu, Apakah masih ada yang bisa aku bantu?” Sebastian masuk kedalam dapur, pandangan matanya tidak lepas dari Oriella.
Kemarin malam, dia dan Miguel bermalaman bersama, apakah terjadi sesuatu diantara mereka?
Sebastian ingin mengetahuinya, tetapi dia juga tidak bisa membuka mulut dan bertanya kepada Oriella, hanya bisa mencari tanda di tubuhnya.
“Sebastian, kamu pergi saja temani ayahmu, ini sudah akan siap.” Ariella sibuk menggoreng sayur terakhirnya, dia bahkan tidak menoleh dan berbicara.
“Iya, baik.” Sebastian menjawab, tetapi dia tetap tidak memiliki maksud untuk keluar, pandangan matanya masih sama melihat kearan Oriella.
Hari ini dia menggunakan pakaian yang dia suka, kaos putih ditambah dengan celana pendek, rambut panjangnya diikat asal, benar-benar merupakan busana yang sangat sederhana, terdapat wangi yang begitu fresh dan bersih.
Mungkin itu juga merupakan wangi khusus yang ada di umurnya sekarang, umur begitu muda yang penuh dengan semangat.
“Ibu menyuruhmu keluar, apakah kamu tidak mendengarnya?” orang ini kembali melihat dia, tidak tahu apa yang dia lihat, dia juga tidak sebegitu enak dipandang.
Tidak tahu mengapa, Oriella sangat tidak suka tatapan yang diberikan oleh Sebastian kepadanya, seperti dia hanyalah seekor domba kecil dimatanya, dan dia hanyalah seekor serigala yang sedang memakai kulit domba.
Dia kapanpun bisa melepaskan penyamarannya, dan berubah menjadi serigala jahat yang bisa memakan orang.
“Iya.” Sebastian menyimpan pandangannya, menyembunyikan pandangan yang sebenarnya tidak bisa dia alihkan
Pandangan matanya sudah meninggalkan tubuhnya, tetapi hatinya masihlah berada disana, otaknya seperti sedang memutarkan sebuah film, selalu memunculkan wujudnya.
Jelas-jelas dia mengetahui jika dia adalah adiknya, jelas-jelas dia mengetahui jika dia tidak sepantasnya memiliki perasaan seperti ini, tetapi dia juga tidak bisa mengontrol hatinya sendiri.
Dia bukan hanya ingin menjadi kakak yang baik, pada saat dia selalu melihatnya bertumbuh dewasa, melihat dia tumbuh menjadi seorang gadis dewasa, dia ingin jauh lebih banyak lagi.
Tetapi dia sangat mengetahui, jika anak gadis yang begitu disayangi oleh keluarganya selamanya tidak akan menjadi miliknya.
Apakah selamanya tidak akan bisa?
Kemungkinan iya.
Tetapi kehidupan ini masihlah sangat panjang, siapa yang tahu hal yang akan terjadi di masa depan, siapa yang tahu apakah dia akan menjadi miliknya atau tidak.
Selama ini, dia selalu meyakinkan dirinya, hanya dengan dia bekerja keras maka tidak akan ada yang tidak mungkin didunia ini!
“Sebastian??..” Carlson mengeluarkan suara memanggil dia.
Sebastian sedang dalam pemikirannya sendiri, sama sekali tidak mendengar panggilan ayahnya.
“Sebastian, nanti malam pergilah bersama ayah bertemu satu orang.” Carlson sedikit menambah nada bicaranya.
Baru saja pandangan Sebastian yang selalu melihat kearah Oriella sudah terekam dengan jelas di matanya.
Sepertinya, pembicaraan yang dia katakan kemarin dia belum juga mengerti, apa yang seharusnya dia lakukan, dia harus membuat dia mengerti, dia hanyalah kakak dari Oriella.
“Baik.” Sebastian memperbaiki emosinya, menganggukkan kepala.
Tatapan mata ayahnya ketika melihat orang sedikit pedas, dia tidak ingin apa yang dia pikirkan tadi??ditunjukkannya dihadapan ayahnya.
“Sudah, jangan berdiri lagi, mari kita makan.” Ariella bersama dengan Oriella, menghidangkan berbagai macam sayur diatas meja.
Beberapa sayur, terlihat sangatlah sederhana, tetapi Ariella membuatnya dengan begitu teliti sesuai dengan selera mereka masing-masing, menyiapkan makanan kesukaan mereka.
Mereka sekeluarga sudah lama tidak makan bersama, suasana di ruang makan sangatlah hidup.
“Ibu, ibu makanlah lebih banyak.” Adik imut Jonathan terlebih dahulu memberikan sayur kepada ibunya, benar-benar merupakan anak yang mengerti hal.
“Terima kasih adik imut.” Karena putranya merupakan cetakan langsung dari Carlson, melihat dia, Ariella bisa membayangkan Carlson mereka pada saat masih kecil.
Pada saat Carlson baru berumur beberapa tahun, dia seharusnya masih begitu dingin dan masih sama selalu membuat orang merasa begitu senang dengannya.