Mục lục
NOVEL SUAMIKU TERNYATA SEORANG PRESDIR
Thiết lập
Thiết lập
Kích cỡ :
A-
18px
A+
Màu nền :
  • Màu nền:
  • Font chữ:
  • Chiều cao dòng:
  • Kích Cỡ Chữ:

Bab 324 Memanfaatkan Kesetiaannya





Ia juga tida sadar ia sudah mengungkit masa lalu mereka, atau ia sudah nangis berlebih, tangan Carlson yang digenggam Ariella tiba-tiba mulai bergerak.





“Carlson—-“Ariella menggenggam tangan Carlson, dengan sangat agresif, “Kamu dengar aku bicara kan?





Carlson memberikan balasan yang lemah, bagi Ariella ini adalah kabar baik baginya dari Tuhan, membuktikan Carlson bukan tidak punya perasaan, ia hanya koma tidak bisa bangun, dia bisa mendengar semuanya, dia juga bisa merasakannya……….





“Carlson, Carlson—-“Ariella langsung menerobos kearah badan Carlson, memeluknya dengan erat, agresif sampai ia tidak tahu harus berbicara apa kecuali menyebutkan namanya.





Tapi tidak peduli bagaimana Ariella memanggilnya, Carlson tidak bisa membalasnya, gerakan tangannya tadi, Ariella menggira matanya sendiri yang kabur.





Dia melepaskan pelukannya, dan mencium keningnya, lalu berkata: “Carlson kamu tidak membalasku tidak apa-apa, aku tahu kamu bisa mendengarku, itu sudah cukup.”





Dia lalu duduk disamping kasurnya, mengusap kepala Carlson: “Carlson, kamu terlalu lelah, kamu istirahat baik-baik beberapa hari, hal lain kamu tidak usah khawatir, kamu masih punya aku.”





Dulu Carlson selalu menjaga orangtuanya, mulai sekarang biarkan aku yang menjaga mereka, percaya dia juga bisa menjaga mereka sendiri agar ia tidak khawatir lagi.





Hari ini sangat panas, tapi dingin di dalam kamar sangat cukup, tapi badannya juga gampang kotor.





Ariella mengambil handuk kecil dan baskom untuk menampung air hangat di kamar mandi, dengan teliti ia membersihkan badan Carlson.





Carlson laki-laki ini adalah laki-laki yang pembersih, ia sangat memperhatikan kebersihan, kalau saja dia bangun dari koma setelah beberapa hari. Dan badannya masam, dia pasti akan sangat frustasi.





Apa yang dikenakan Carlson lagi-lagi adalah kemeja putih yang sering ia kenakan, Ariella membuka kancingnya satu per satu, memperlihatkan warna kulit tubuhnya yang sehat berwarna gandum dan juga delapan buah roti sobeknya.





Memang, Carlson bukan hanya terlahir tampan, tapi badannya juga sangat memukau……orangnya juga sangat pengertian.





Mengingat sikap Carlson yang perhatian, mata Ariella langsung mengeluarkan air mata, melihatnya yang sangat lembut, bisa bertemu dengan Carlson pasti adalah keberuntungannya yang sudah dikumpul selama beberapa generasi.





“Carlson kita bukannya sudah janji mau foto keluarga? Kamu cepetan sadar, setelah kamu sadar kita bertiga bisa foto keluarga.”





“Ada lagi, kamu janji mau membawa Riella main-main, tapi sudah begitu lama, kita masih belum membawanya keluar bermain, jadi kamu harus cepat sadar, jangan biarkan Riella khawatir.”





“Carlson, bukan hanya Riella kecil yang mengkhawatirkan ayahnya, Riella besar juga bisa mengkhawatirkan suaminya, kamu pasti tahu.”





“Aku tahu kamu pasti mendengarnya………”





Ariella masih berbicara, tiba-tiba Ferdian langsung menerobos masuk: “Ariella, bagaimana keadaanya sekarang?”





Ariella melihat ke arah Ferdian dan berkata: “Dia hanya koma sementara, setelah mendapatkan cara untuk mengeluarkan racunnya, ia akan langsung baikan.”





Sewaktu datang ke rumah sakit, Ariella mengirimkan pesan pada Ferdian, setelah melihat pesan itu, ia langsung lari ke rumah sakit, sekarang setelah melihat kehadiran Ferdian, Ariella menjadi lebih tenang.





Ferdian berjalan kesebelah Carlson dan melihatnya dengan teliti, lalu berkata: “Tubuh Carlson selalu sehat, ia pasti bisa melewatinya, kamu jangan terlalu khawatir.”





“Iya, aku tahu beberapa hari lagi ia pasti bangun.”Ariella mengangguk-nganggukkan kepalanya, dia berbicara begitu kepada Ferdian, sebenarnya ia juga bicara kepada dirinya sendiri.





Carlson bentar lagi pasti akan bangun, pasti bisa, karena ia pasti tidak akan membiarkan Ariella dan Riella kecil khawatir.





Ferdian berkata: “Ariella, barang yang kamu berikan padaku beberapa hari yang lalu, sudah selesai aku perbaiki.”





Mendengar Ferdian berbicara, Ariella langsung sadar, dikamar ini pasti ada dipasang kamera pengintai, yang artinya apapun yang mereka lakukan disini bisa dipantau oleh orang lain.





Ariella tersenyum, lalu berkata: “Kak, Terima kasih!”





Ferdian mengusap-usap kepala Ariella: “Aku adalah abangmu, ngapain sungkan begitu.”





Ariella tertawa, dan berkata: “Kak, dua hari ini aku akan menjaga Carlson disini, kalau kamu punya waktu luang, tolong bantu aku jaga Riella, jangan kasih tahu dia kalau papanya lagi sakit, jangan biarkan dia cemas.”





Ferdian membalas: “Malam ini saya tidur di Moonriver, melihat kondisi Carlson seperti ini sepertinya masih harus tinggal dua malam disana, besok saya datang kesini jagain Carlson, jadi kamu bisa pulang istirahat dulu.”





Ariella mengangguk-ngangguk: “Iya.”





Ariella menebak ada sesuatu yang ditemukan Ferdian, tetapi sekarang mereka tdak bisa mengatakannya, begitu dikatakan bisa jadi bukti itu langsung diambil orang lain, bahkan mungkin bisa sampai mengancam hidupnya.





Carlson telah membuat sistem keamanan Moonriver sebaik mungkin, Ariella menyuruh Ferdian untuk menjaga Riella sekalian menaruh buktinya di Moonriver, jadi ia tidak usah khawatir buktinya diambil orang lain.





Mereka berdua tidak membahas apapun tentang bukti itu, orang yang sedang nguping juga tidak bisa mendapatkan informasi apa-apa dari mereka.





……………..





Ketika diperjalanan pulang menuju rumah, Daiva mengeluarkan handphonenya yang satu lagi dan menghubungi nomor tidak dikenal.





Setelah menelepon, dalam waktu yang sangat singkat telepon itu sudah diangkat, didalam telepon itu terdengar suara laki-laki yang sangat rendah: “Ada apa?”





Daiva menggigit rambut panjangnya dan berkata: “Ariella wanita itu sepertinya sudah mencurigaiku, dia membiarkan aku pulang untuk beristirahat, saya tidak bisa pergi ke rumah sakit dan perusahaan. Wanita itu lebih sulit ditangani dari yang kita pikirkan.





Laki-laki itu berkata: “Kamu sudah bertahun-tahun disamping Tuan muda, apa yang kamu pelajari juga tidak sedikit, terlebih lagi semua orang di Aces siapa yang tidak tahu kamu adalah tangan kanannya Tuan Muda. Ariella wanita itu identitasnya saja tidak jelas, emangnya dia pikir dia siapa berani-beraninya menyuruh-nyuruhmu?”





“Dia adalah…….”





“Tuan muda sampai sekarang belum pernah mengumumkan identitasnya, emangnya buku nikah yang ada ditangannya itu apa hebatnya? Dia juga tidak pernah mengikuti acara Aces, kondisi Tuan muda seperti sekarang ini, ia tidak mungkin bisa menggantikannya. Dia sekarang masih bisa berkoak-koak karena ia masih belum tahu situasinya. Tidak ada Tuan muda yang mendukungnya di belakang, dia tidak bisa berbuat apa-apa.”





“Tapi Henry mau menurutinya.”





“Kamu sudah bekerja dengan Henry selama puluhan tahun, kamu pasti tahu jelas dia orangnya gimana. Dia menuruti permintaan Ariella karena ia mengormati Tuan Muda. Dan apa yang harus kamu lakukan sekaranga adalah buat Henry percaya sama kamu bukan cewek itu.”





Mendengar ucapan laki-laki itu, Daiva langsung sadar, dia bukan tidak bisa mengalahkan Ariella, ia hanya merasa bersalah padanya, dibabak pertama ini ia masih belum bisa mengalahkannya.





Daiva menganggukkan kepalanya: “Saya mengerti.”





Didalam pekerjaan, Henry bagaikan mikrofon Carlson, jika Henry keluar dan berbicara, itu sama saja seperti Carlson sedang berbicara.





Daiva mau memanfaatkan kebaikan Henry, menemukan cara agar ia tidak lagi mempercayai Ariella, kalau itu berhasil, maka Ariella benar-benar tinggal sendirian.

Danh Sách Chương:

Bạn đang đọc truyện trên website TruyenOnl.COM
BÌNH LUẬN THÀNH VIÊN
BÌNH LUẬN FACEBOOK