“Baik baik baik, apa yang kamu katakan benar, apa yang dikatakan Direktur Carlson kita selalu benar.” Ariella berjalan kebelakangnya, membantu dia memijit pundaknya,”Tuan Carlson, beberapa hari ini kamu pasti memikirkan anak gadismu hingga tidak bisa tidur nyenyak.”
Carlson tidak ingin mengakuinya:”tidak memikirkan.”
Ariella kembali berkata:”anak gadismu, memiliki kepribadian yang sangat mirip denganmu, sangat kuat. Jika kamu tidak memperdulikannya, maka kamu jangan berharap jika dia akan memperdulikanmu.”
Wajah Carlson kembali meredup, keriput di dahinya sudah bermunculan.
Ariella kembali berkata:”anak gadis kita adalah milik kita, jika kamu rela anak kita mengalami kesulitan, maka kamu tidak usah memperdulikan dia.”
Beberapa hari ini, lelaki ini bertapa memikirkan anak perempuannya, sebagai orang yang tidur disebelahnya, Ariella bagaimana bisa tidak mengetahuinya, hanya tidak bisa menyangka, kepribadian ayah dan anak ini begitu keras, siapapun tidak ada yang bersedia untuk menghubungi terlebih dahulu.
Carlson membalikkan dokumen, masih tidak berkata apa-apa.
“Carlson, kamu sejak kapan bisa melihat jika Sebastian memiliki perasaan kepada Riella.” Ariella masih mengingat jika kecerdasan emosional Carlsonnya sangatlah rendah, bagaimana bisa dia melihat terlebih dahulu jika Sebastian memiliki perasaan kepada Riella.
“Karena aku adalah lelaki.” Meskipun kecerdasan emosional dia tidaklah tinggi, tetapi kemampuan pengetahuan dia sangatlah tinggi, tatapan mata seorang lelaki kepada wanita tidak bisa membohongi orang, tentu saja anak yang hidup dibawah penglihatannya tidak usah berfikir untuk luput dari kedua bola matanya.
“Sudahlah, urusan anak-anak lebih baik agar mereka mengurusinya sendiri. Kita sebagai tetua hanya bisa memberi mereka sedikit arahan.”
Ariella kembali berkata, memikirkan panggilan telepon bersama Sebastian hari ini, anak itu begitu pintar dan mengerti hal, dia pasti akan mengerti niat baik kedua orang tuanya.
Perasaan merupakan hal yang disetujui oleh kedua pihak, dan jelas bukan hasil dari suatu pemaksaan.
??..
Cuaca di kota Atmajaya sangatlah baik, sering terdapat angina laut yang bertiup, kualitas udara juga begitu baik, udara dipagi hari terdapat wangi bunga segar.
Oriella dengan malas membalikkan tubuhnya, masuk kedalam selimut dan melanjutkan tidurnya.
Memikirkan kemarin malam, dimana Abang Hansel menemani dia disisnya, menemani dia hingga dia tertidur, mulutnya membuat lengkungan senyuman.
Dan merasa, meskipun dia sudah tidur selama beberapa jam, tetapi dia masih saja tidak memiliki maksud untuk bangun, dan handphonenya yang terletak di sampingnya yang berbunyi membangunkan dia.
Meraba-raba mencari keberadaan handphonenya, pada saat mengambilnya, dia melihat jika paman Henry lah yang meneleponnya.
Paman Henry adalah asisten kepercayaan ayahnya, paman Henry pasti akan selalu mengikuti keberadaan ayahnya.
Oriella mengetahui sangat jelas, telepon ini sudah jelas-jelas menunjukkan paman Henry lah yang meneleponnya, tetapi terdapat begitu besar kemungkinan jika ayahnya lah yang meneleponnya.
Padahal sudah jelas dialah yang tidak mengangkat telepon ayahnya, tetapi beberapa saat tidak melihat nomor ayahnya, dia merasa begitu sedih.
Setelah berfikir, Oriella lebih baik mengangkatnya:”halo paman Henry.”
Dia berusaha membuat suaranya terdengar begitu bahagia, seperti pada saat masa kecil dia berbicara dengan paman Henry, paman Henry menyayangi dia, maka ada kemungkinan bisa membantunya mengatakan perkataan yang enak didengar dihadapan ayahnya.
“Nona, Direktur Carlson ingin bertemu denganmu!” suara Henry perlahan-lahan terbang masuk kedalam telinga Oriella.
“Ayah ingin bertemu denganku?” Oriella sudah mengetahuinya, jika paman Henry meneleponnya sudah pasti karena disuruh oleh ayahnya, tetapi pada saat dia mendengar ayahnya ingin bertemu dengannya, punggunngnya merasa berubah menjadi dingin,”tetapi aku sekarang berada di negara A, tidak terlalu mudah untuk pulang.”
Henry berkata:”nona, Direktur Carlson berada dibawah gedungmu.”
“Apa?” mendengar perkataan Henry, Oriella segera meloncat turun dari ranjangnya, membuka jendela melihat, terdapat sebuah mobil yang berhenti didepan halaman mereka.
Dan mobil tersebut, merupakan mobil perjalan bisnis ayahnya.
Beberapa tahun ini, dia tidak pernah meliha ayahnya mengendarai mobil selain mobil Bentley ini, menunjukkan jika hatinya begitu setia, bukan hanya untuk orang, tetapi juga kepada pakaian dan mobil sekalipun.
Aaaa—
Ayahnya, kecepatan ini selalu membuat orang terkejut, kemarin dia baru saja menelepon dirinya, dan kemungkinan dia masih berada di New York, dalam waktu satu malam saja dia sudah bisa terbang ke negara A dan datang ke kota Atmajaya.
Melihat hal ini, sepertinya ayahnya benar-benar marah, dia pasti akan menangkapnya untuk pulang, Bagaimana ini? Bagaimana?
Oriella merasaa cemas dan berputar-putar, benar-benar tidak terfikir ingin melakukan hal seperti apa?
“Nona, kamu ingin turun dan bertemu dengan Direktur Carlson, atau Direktur Carlson yang naik keatas untuk bertemu denganmu?” suara Henry sekali lagi terdengar didalam telinga Ariella.
“Aku,aku??.paman Henry, Bagaimana caranya kalian bisa masuk?” kemarin pada saat sopir membawanya masuk, sepanjang jalan terdapat begitu banyak pusat keamanan, bisa dikatakan tidak bisa sembarangan orang bisa masuk kedalam, Bagaimana caranya ayahnya masuk?
“Nona, Apakah menurutmu ada tempat yang tidak bisa dimasuki oleh Direktur Carlson jika dia sudah menginginkannya?” suara Henry tidak ringan dan juga tidak berat bertanya satu kalimat, nada bicaranya seperti mengatakan jika kamu gadis kecil belum terlalu mengenal ayahmu.
“Aku??.”ternyata, dia terlalu memandang rendah ayahnya, bahkan kepala pemimpin negara akan memberi ayahnya muka, hanya datang ketempat ini, sama sekali bukanlah masalah besar menurut ayahnya.
“Nona?”
“Aku akan turun.” Oriella mematikan telepon, dengan cemas masuk kedalam rumah dan melihat, ingin melihat apakah selain pintu besar masih ada jalan lain untuk dia keluar dari sini.
Membuat dia merasa kecewa, dia sudah mengelilingi tempat ini berkali-kali tetapi tetap tidak bisa menemukan jalan keluar untuk kabur, maka dari itu dia hanya bisa pasrah bertemu ayahnya dan memiliki kemungkinan besar untuk ditangkap dan dibawa pulang.
Mobil tersebut berhenti didepan pintu utama, jarak dari pintu rumah hingga pintu utama hanya berjarak beberapa meter, Oriella memperlambat jalannya, memperlambat hingga membutuhkan waktu beberapa belas menit baru bisa sampai kesamping mobil.
Henry sudah sejak awal menunggu dibawah mobil, melihat Oriella, dia tersenyum bahagia dan berkata:”nona, kamu sudah datang.”
“Selamat pagi paman Henry! Oriella berkata dengan begitu manis.
“Pagi?” Henry mengadahkan kepalanya melihat langit, berkata,”matahari hari ini berjalan dengan begitu cepat, begitu cepat hingga sudah berada diatas langit.”
Perkataan Henry sangat jelas ingin mengatakan jika waktu sudah tidak pagi lagi, ini sudah siang, pada pagi hari Direktur Carlson sudah membereskan begitu banyak hal, akun banknya juga tidak tahu sudah masuk seberapa banyak uang, dan beberapa rencana akusisi sedang berlangsung.
“Paman Henry, kamu semakin hari semakinn lucu. Bagaimana mungkin Oriella tidak mengetahui maksud ucapan Henry, hanya saja beberapa tahun ini, dia sudah terbiasa.
“Nona, presiden berada didalam mobil.” Henry menunjuk pintu bagian belakang, dan kembali memberikan isyarat kepada Oriella, memberitahu dia, kemungkinan ayahnya masihlah marah.
Oriella mengangguk-anggukkan kepalanya, berjalan kesisi mobil, membuka pintu mobil:”Ayah.”
Carlson yang sedang memakai baju kemeja putih dan dipadukan dengan celana hitam, duduk diebalakang mobil, ditangannya terdapat satu buah dokumen, sedang menundukkan kepalanya dan membaca, dia tidak menjawab dia.
“Ayah??.” Dia sama sekali tidak membalasnya, Oriella kembali memanggillnya sekali lagi tetapi kepala ayahnya masih saja tidak menaikkan kepalanya, seperti sama sekali tidak mendengar panggilan dia.
“Ayah!” Oriella masuk kedalam mobil, mendekat kesamping Carlson, menaruh kepalanya dibahunya,”ayah, apakah kamu bermaksud seumur hidup tidak memperdulikanku?”
Carlson masih saja memperhatikan dokumen ditangannya, mengenai anak perempuannya yang bertingkah manja disampingnya, dia masih saja tidak memperdulikannya.
“Ayah, apakah kamu benar-benar tidak akan memperdulikan Riella?” Oriella mengetahui jika kali ini dia sudah kelewatan, membuat ayahnya sangat marah, tetapi dia tidak menyangka jika ayahnya benar-benar tidak memperdulikan dia.
Carlson masih tetap tidak menjawabnya, seperti di dalam matanya hanya terdapat dokumen ditangannya sama sekali tidak melihat anak perempuannya.