Elisa masih tetap tidak ingin bersikap lunak, Tuan Xu semakin kuat melakukannya, bahkan setiap kali dia hampir saja melakukan kekerasan agar dia dapat menaklukkannya.
Lalu semua itu tidak ada gunanya, Elisa tetap mengigit bibirnya lalu diam-diam menangis, intinya ia tetap tidak ingin mengalah padanya.
“Elisa??” Tuan Xu sekali lagi dengan sekuat tenaga, sambil berteriak namanya, “Respon aku. Panggil nama aku!”
Elisa masih menggigit erat bibirnya yang telah ia gigit hingga sobek, lalu dengan tersenyum berkata: “Tuan Xu, aku dari tadi sudah merespon kamu.”
Tuan Xu memegang erat dagu Elisa lalu memaksanya untuk melihat kearah dia, lalu dengan kasarnya berkata: “Wanita sialan, aku suruh kamu panggil nama aku!”
“Nama kamu?” Elisa mengepal erat kedua tangannya lalu kembali tertawa.
Maaf banget nih ya!
Mereka sudah kenal bertahun-tahun, tetapi ia selalu memanggilnya Tuan Wiradinata atau Tuan Xu, tidak pernah ia memanggil namanya, terkadang ia bahkan lupa dan tidak tahu namanya siapa.
“Aku memintamu untuk memanggil namaku, kamu denger ngga?” tidak mendapatkan respon dari Elisa, Tuan Wiradinata seperti orang gila, mencengkram leher Elisa dan mencekeknya dengan kasar.
Tenaga Tuan Wiradinata yang kuat, membuat Elisa semakin sulit bernafas, pikirannya menjadi kosong.
Dia mengepal tangannya semakin erat hingga matanya melotot, tetapi ia tetap keras kepala tidak mau mengaku kalah.
Walaupun sih Marga Wiradinata tadi sudah membuat sekujur tubuh Elisa penuh dengan memar, tetapi Elisa masih tidak ingin menyerah, sekalipun ia sakit hingga dapat menahannya lagi, ia hanya akan mengeluarkan suara.
“Hanya panggil nama aku kenapa begitu tidak bersedia?” Tuan Wiradinata mulai merenggakan pegangannya, lalu mendorongnya ke meja, lalu memulainya lagi.
Elisa tidak tahu kapan penderitaan ini akan berakhir, jadi dia hanya bisa melewatinya dengan menggigit bibir.
Semua orang merendahkan dirinya merasa dia seorang wanita yang mudah diajak bermain, tetapi dia tidak boleh merendahkan dirinya sendiri.
Dia juga seorang manusia, seseorang yang juga memiliki pemikirannya sendiri.
Dia juga ingin melewati hidupnya dengan baik, aman dan tentram. Tetapi ia tidak mempunyai kesempatan.
Setiap hari kehidupannya terus berubah layaknya drama sinetron, ketika ia kecil, ia dikontrol oleh orang yang bernama Zeesha.
Setelah dewasa, kehidupannya dikontrol oleh Ivander.
Lalu setelah ia memukul Ivander hingga mati, ia berpikir ia akan bebas, tidak peduli hidup atau mati, yang penting ia sudah bebas.
Siapa yang bisa menyangka, takdir kembali membawanya ke sisi marga Wiradinata, orang yang membawanya ke jalan yang tidak benar.
Apasih jalan yang tidak benar?
Menyinggung Carlson pemimpin Group Aces, itulah yang dimaksud berada dijalan yang tidak benar.
Kemudian, tidak tahu sudah melewati waktu berapa lama, rasa sakit yang dirasakan Elisa pelan-pelan mulai tidak dirasakannya lagi, ia bahkan mulai seperti tidak tahu apa yang terjadi, seakan jiwanya sudah keluar dari tubuhnya.
Dia tidak dapat melihat apapun lagi, tidak dapat merasakan apapun lagi, tidak dapat melihat pria yang sedari tadi menyiksanya, tidak dapat lagi merasakan penyiksaan yang dilakukan pria itu.
Dia sepertinya akan mati!
……
“Kalian melihat berita di Internet tentang kasus pembunuhan di Pelabuhan?”
“Berita itu jadi trending topik di Internet, bagaimana mungkin ngga lihat.”
“Ia ia, aku juga lihat.”
“Yang mengherankan, berita itu menjadi trending topik selama dua jam, tapi tiba-tiba saja berita itu dihapus, dan diinternet sama sekali ngga bisa nemuin lagi berita itu.”
“Ngomongin masalah ini, benar-benar terasa aneh, kenapa secepat itu langsung dihapus?”
“Mungkinkah pembunuhnya punya latar belakang yang oke? Kalau ngga, mana mungkin dalam waktu sesingkat itu berhasil membuat berita itu di hapus habis tak tersisa.”
Ariella pergi ke pantry dan toilet, ia mendengar rekan kerjanya semua sedang membicarakan kasus pembunuhan di Pelabuhan, bahkan ketika ia balik kekantor semua rekan kerja yang lainnya juga sedang membicarakan hal yang sama.”
Semua orang berdiskusi dengan excited, seakan mereka melihat langsung kejadian pembunuhan itu dan melihat korban dibuang kelaut dengan kepala mata mereka sendiri.
Masalah ini, Ariella tidak melihatnnya di Internet, tetapi dia malah melihatnya di grup chat mereka, bahkan siang tadi ada orang yang menyimpan gambar yang sempat terekspose tadi, lalu dikirim kembali di grup.
Tiga lembar foto, semua dapat dengan jelas melihat luka yang ada ditubuh korban, luka-luka itu terlihat sangat dalam, setiap luka yang ada kemungkinan dapat merengut nyawa.
Ariella hanya melihat sekilas dan akan menghapus fotonya, tetapi disaat inilah, sesuatu yang aneh terjadi, foto diinternet dihapus semuanya oleh polisi internet, alasannya karena itu semua foto-foto kekerasan.
Begitu semua foto ini dihapus, rekan kerja dikantor kembali bergosip tentang hal ini, semua ingin tahu siapa korbannya, siapa pembunuhnnya, terlebih ingin tahu siapa yang dapat menutup berita sebesar ini?
Biasanya sifat Ariella tidak suka bergosip, tetapi ia penasaran dengan berita ini.
Bayangkan orang yang hidup baik-baik, harus kehilangannya nyawanya, dan lagi tidak membiarkan orang untuk berdiskusi diinternet, masalah seperti ini siapapun akan tahu kalau ini ada masalah.
Ketika Ariella sedang bengong, tiba-tiba ia merasakan ada seseorang yang sedang menatapnya, ia mendongakkan kepalanya dan dengan pas melihat tatapan mata Henry yang panas.
Melihat Ariella yang menghadapnya, Henry melambaikan tangan, tersenyum dengan licik dan mesum, tatapannya membuat Ariella merasa seakan dia berdiri didepan Henry dalam keadaan telanjang.
Senyuman Henry membuat Ariella merasa jijik, sangking jijiknya ia bahkan ingin sekali memuntahkan makanan yang ia makan pagi tadi.
Perutnya kembali tidak enak, membuatnya ingin muntah.
Kandungan diperutnya sudah lama tidak berkontraksi, sepertinya bayi diperutnya juga merasa jijik dengan Henry.
Kalau ayah dari anak ini sedang menyium mereka, bayi diperut tidak akan menendang ibunya.
Kelihatannya walaupun bayi diperut masih sangat kecil, tetapi ia masih mengenal ayahnya, jadi hanya menerima ciuman dari ayahnya saja.
“Ariella!” Henry berjalan kesamping Ariella, mendengar dia memanggil namanya, Ariella langsung merinding.
Ariella dengan cepat berdiri, lalu mundur dua langkah kebelakang agar memberikan jarak diantara keduanya.
Henry tertawa dan berkata: “Direktur Billy menyerahkan kepada kita dua design, sekarang semua anggota tim sudah berkumpul, ayo kita diskusikan bersama.”
Sikap Henry yang serius dalam pekerjaan memang patut diancungkan jempol, semua omongan akan menaati aturan, dan seolah-olah tindakan tadi yang dilakukan ke Ariella bukanlah dia.
Yang digunakan oleh Henry adalah sikapnya dalam bekerja, kalau Ariella masih ingin perhitungan dengannya, mungkin kemungkinan besar ia bisa saja kehilangan pekerjaannya.
Ariella membasahi bibirnya , lalu menganggukkan kepala: “Baik.”
Didalam pekerjaan, Henry tipikal orang yang sangat serius, pengalaman desainnya juga bagus, tidak, tidak hanya bagus, tetapi perfect.
Setiap kali dia memberikan ide, ia memberi tahu seluruh idenya, semua anggota tim selalu puas terhadap designer yang tiba-tiba datang ini.
Kalau mengenyampingkan keluhan pribadinya, Ariella masih bersedia bekerja sama dengan orang yang serius, bertanggung jawab, dan memiliki kemampuan seperti dia.
Hanya saja pertemuan pertamanya dengan Herny, Henry mencium paksa dirinya di dalam lift, ketakutan tersebut tidak akan bisa hilang dari dalam dirinya.