Mục lục
NOVEL SUAMIKU TERNYATA SEORANG PRESDIR
Thiết lập
Thiết lập
Kích cỡ :
A-
18px
A+
Màu nền :
  • Màu nền:
  • Font chữ:
  • Chiều cao dòng:
  • Kích Cỡ Chữ:

Bab 620 Dunianya Hanya Ada Sepasang Ibu Dan Anak Itu


Tanggal 24 Desember 2013 adalah hari di mana Ariella dikhianati oleh pacar dan kakak perempuannya, lalu ia ditinggal oleh keluarganya, menjadikannya seorang anak yang tak kehilangan rumah.


Tanggal 24 Desember 2013, di hari yang sama, ia bertemu dengan Carlson, orang yang paling penting dan membekas sangat dalam di hidupnya.


Hari yang sama dengan dua jalan hidup yang berbeda, yang satu begitu rusak, yang satu lagi permulaan kehdupan yang sepenuhnya baru.


Jadi untuk melihat baik buruknya suatu hal yang terjadi, tidak dapat diputuskan saat itu saja.


Kalau seandainya hari itu ia tidak dikhianati oleh orang yang tak peduli dengannya, ia tidak akan pergi minum-minum, tidak akan mungkin muntah di Carlson, dan tidak mungkin memberikan kesan yang dalam bagi Carlson.


Setelah beberapa tahun berlalu, Carlson tidak mungkin mengenalinya saat ia pergi ke kencan buta, dan ia mungkin akan memilih pria lain untuk berkencan.


Perjalanan hidup selama setahun itu telah ditakdirkan, karena ia minum hingga mabuk, sampai ketika ia terbangun pun ia tak mengenali siapapun lagi, bahkan ia tidak ingat Carlson.


Sebaliknya Carlson, pria yang dingin itu, bukan hanya ingat pada Ariella, ia bahkan menggunakan tanggal pertemuan pertama mereka sebagai password di mana-mana.


Begitu memikirkan hal ini, hati Ariella terasa tersayat-sayat, Carlson telah melakukan terlalu banyak hal padanya, tapi ia bahkan belum pernah melakukan apapun untuknya.


Ketika Ariella tengah kebingungan, sebuah folder di desktop menarik perhatiannya, folder dengan judul ??Ariellaku??!


Ya, nama folder itu ??Ariellaku??.


Ariella membukanya, di dalamnya terdapat sebuah file word dan sebuah PPT.


Ariella membuka PPT terlebih dulu, setelah membukanya, muncullah foto-fotonya. Foto-fotonya tampil selembar demi selembar, dan setiap foto ada keterangan.


Seperti tahun sekian bulan sekian tanggal sekian, bagaimana suasana saat ia mengambil fotonya, draft desainnya mendapat penghargaan tinggi oleh klien, ia sangat senang, ia memasak dua jenis masakan sendiri.


Atau seperti tahun sekian bulan sekian tanggal sekian, hari ini mood Ariella sedang tidak baik, ia tidak bersuara sedikitpun, ia tidak berbicara satu patah katapun.


Setiap foto, entah ia sedang senang atau sedih, ada dalam PPT itu dan diberi keterangan dengan jelas, membuat orang yang melihatnya tersentuh.


Satu per satu foto ditampilkan, sampai di bagian akhir ketika tidak ada foto lagi, muncullah sebuah kalimat sederhana, ??Hari ini hari ke-30 Ariella meninggalkanku, hatiku pun ikut pergi selama 30 hari.??


Membaca kalimat itu, Ariella kembali ke foto sebelumnya, ternyata tanggalnya adalah tanggal 30 hari sebelum kalimat itu.


Jadi bisa dikatakan bahwa setelah 30 hari Ariella menghilang, 30 hari pula Carlson tidak menyentuh folder ini?? Tapi yang terpenting bukan bahwa dia tidak menyentuh folder ini, tapi adalah bagaimana Carlson bisa bertahan selama 30 hari ini?


Ariella kembali melihat ke slide setelahnya untuk melihat kelanjutannya, tapi Carlson hanya mencatatkan sebaris kalimat ini mengenai kepergiannya. Tidak ada yang lain lagi.


Di belakang file itu, seluruhnya adalah foto Oriella. Deksripsi foto itu juga tidak lagi ditulis sendiri oleh Carlson, melainkan ditulis oleh Ariella.


Setiap kalimat itu selalu diakhiri dengan kalimat yang sama, Oriella sayang, meskipun Ibu tidak lagi di sisimu, tapi kasih sayang Ibu padamu tidak berkurang.


Sejak foto pertama Oriella hingga foto terakhirnya, setiap kalimat selalu diakhiri dengan kalimat itu.


Melihat sampai sini, hati Ariella menjadi begitu bergejolak dan sakit. Apa yang Carlson lakukan padanya jauh melebihi apa yang ia bayangkan, meskipun ia tidak pernah mengatakannya.


Banyak orang memberitahunya, setelah 3 tahun sejak kepergiannya, Carlson hidup dengan pahit. Ia yang begitu kuat rupanya hampir ikut terhilang karena kehilangan dirinya.


Ariella mendengar semua ini dari orang lain, Carlson tidak pernah mengatakan apapun padanya. Ini semua adalah record yang dibuatnya sendiri, bukan hanya soal dia dan Oriella, bahkan tidak ada sedikitpun catatan tentang dirinya.


Tidak, ada juga tentang dirinya, tapi ia hanya menjadi pelengkap. Entah itu berdiri di belakangnya, atau berdiri di belakang Oriella.


Di hadapan kedua ibu dan anak itu, keberadaannya hanyalah sepintas mata belaka.


Semakin memikirkannya, hati Ariella semakin nyeri.


Ia tak ingin Carlson terluka karena dirinya, ia mau sungguh-sungguh melindunginya, bukan untuk menghindarinya, melainkan berdiri di sampingnya dan menjaganya.


Ia ingin memberitahunya bahwa seumur hidupnya hanya dialah prianya seorang, ia tidak akan membiarkan seorangpun melukainya.


Ia ingin menyerbu Carlson dan mengatakannya dengan keras, bahwa tak peduli sesusah apa jalan yang dihadapinya kelak, ia tidak akan menyerah padanya.


Ia ingin bersamanya, ingin bersama-sama membesarkan anak mereka, menjadikannya seorang anak yang paling bahagia.


Ariella bangkit berdiri, tapi karena terlalu bersemangat, sementara kedua kakinya masih lemas, ia pun spontan berlutut. Tapi ia tak mempedulikan hal itu lagi, yang ia tahu adalah ia ingin kembali ke sisi Carlson.


Ia membuka pintu ruang baca, seketika ia menabrak dan masuk ke dalam pelukan.


Ia bahkan tak tahu, setelah ia dikurung dalam ruang baca, Carlson segera menjaga pintu ruangan tersebut, khawatir ia akan lenyap.


Melihat pria di hadapannya, Ariella segera mengulurkan tangan dan memeluknya erat, “Carlson, maaf!”


Carlson merangkulnya, tubuhnya mengejang, “Aku sama dengan Oriella, kami tidak ingin mendengar permintaan maafmu.”


Ariella minta maaf padanya karena ingin memberitahunya bahwa ia juga tak mengerti mengapa ia terus bersikeras untuk pergi.


Carlson tidak ingin mendengar pernyataan ini, karena itu ia juga tak ingin mendengarnya mengucapkan maaf!


“Kedepannya aku tidak akan lagi mengatakan ingin meninggalkan kau dan Oriella. Kalian berdua adalah orang yang paling kukasihi, bagaimana mungkin aku tega meninggalkan kalian.” Dia sungguh bodoh, Carlson sudah mengatakan padanya dengan sangat jelas, tapi ia bahkan tetap tak mengerti.


“Ariella, apa katamu?” Carlson sampai tak berani memercayai telinganya sendiri. Begitu berhadapan dengan Ariella, ia baru bisa merasa tak percaya diri.


Ariella yang berada di pelukannya terus menangis, sambil mengucapkan sekali lagi dengan yakin, “Kubilang kedepannya sekalipun kau mengusirku pergi, jangan pikir aku akan pergi dari sisimu. Aku ingin terus berada di sisimu dan Ariella, tidak akan berpisah lagi dari kalian.”


Sebenarnya ia sendiri sudah sangat jelas tahu isi hatinya, hanya saja beberapa kejadian yang terjadi membuatnya takut, membuatnya tak memiliki keberanian untuk menghadapinya. Meskipun ia pernah menjadi sangat lemah dan pengecut seperti itu, tapi tolong percayalah padanya, ia tak akan melakukannya lagi.


Carlson ternyata masih tak pasti, ia bertanya, “Pikiranmu sudah jernih?”


Ariella menjawab, “Tidak!”


“Tidak?” Carlson seperti berencana mengoyak orang, ingin rasanya ia mengoyakkan Ariella.


Ariella mengusap-usap pelan di pelukannya, sambil menghapus air mata ia berkata, “Aku tidak berpikir jernih, yang kutahu aku hanya ingin tetap di sisimu, tak peduli apapun yang terjadi, kita hadapi bersama.”


Melihat sikap Ariella yang tiba-tiba berubah, Carlson masih tak terlalu bergembira. Bahkan ia berpikir bahwa wanita ini sedang bermain akal (mind game) dengan dirinya, sengaja membuat cengkeramannya longgar sehingga ia bisa diam-diam melarikan diri.


“Carlson, apa kau tidak menginginkannya?” Akhirnya Ariella menyadari sikap Carlson yang tampak tak senang.


Carlson berkata dengan suara berat, “Ariella, setiap kata yang kukatakan padamu itu sangat serius. Jika kau berani menganggapnya main-main, aku pasti tidak akan membiarkanmu.”

Danh Sách Chương:

Bạn đang đọc truyện trên website TruyenOnl.COM
BÌNH LUẬN THÀNH VIÊN
BÌNH LUẬN FACEBOOK