Belum sempat menyantap makanan yang disiapkan asisten rumah tangga, Carlson tiba-tiba mendapat telepon penting, dan langsung bergegas pergi dengan Ariella.
Penelepon itu adalah Henry. Ia menghubungi Carlson untuk melaporkan mengenai orang misterius itu. Carlson lalu memintanya untuk menunggunya di Moonriver, sampai ia tiba untuk melanjutkan pembicaraan penting tersebut.
Saat Carlson dan Ariella tiba di rumah, Henry sudah menunggunya sedari tadi. Carlson pun langsung mengajaknya ke ruang baca.
Ariella yang masih diselimuti kegembiraan karena bisa belajar dan bekerja sama dengan Ivan, belum menyadari keanehan pada diri Carlson.
Seketika setelah pintu ruang baca ditutup, Henry bergegas menyerahkan beberapa foto kepada Carlson: “Tuan Carlson, kami sudah berhasil menemukan tempat tinggal sementara orang misterius itu, tetapi saat kami ke sana, ternyata rumah itu sudah kosong.”
“Kalian sudah menemukan rumahnya, tapi masih membiarkannya melarikan diri?” Carlson sedikit mengangkat alisnya dan menatap Henry dengan tatapan dingin. Meskipun Carlson jelas-jelas tidak dapat melihatnya, namun Henry yang mendapat tatapan seperti itu merasa punggungnya membeku seketika.
Henry buru-buru menjawab: “Kewaspadaan orang misterius itu terlalu kuat, bahkan saat rumput bergoyang tertiup angin pun ia dapat menyadarinya. Tetapi ia juga terlalu terburu-buru kabur, hanya membawa dirinya pergi, barang-barang dalam rumahnya ditinggalkan begitu saja. Kami sudah memotretnya untuk diperlihatkan kepada Anda.”
“Barang apa?” Carlson mengambil foto dan memperhatikan dengan menggunakan instingnya, namun tetap tak dapat melihat dengan jelas barang apa yang ada dalam foto tersebut.
Henry menyadari bahwa jenderal mereka itu tidak dapat melihat dengan jelas, maka ia pun menjelaskan: “Ada foto Nyonya dan Nona Riella dalam kamar pria misterius itu, dan foto-foto tersebut menunjukkan ulang tahun dan hobi mereka. Selain itu ada pakaian dan sepatu yang cocok dengan Nona Riella yang sudah besar. Keduanya dibuat dari benang menggunakan tangan, tampaknya dibuat dengan sepenuh hati.”
Carlson tidak membiarkan Henry berhenti menjelaskan, Henry pun melanjutkan: “Jenderal, tidak banyak barang yang terdapat dalam ruangan itu, tetapi kebanyakan barang tersebut merupakan barang yang disukai oleh wanita dan anak-anak. Diatur dengan sangat rapi, seperti sesuatu yang penuh nilai dan sangat dihargai.”
Ada banyak petunjuk yang mengarah ke Fernando sebagai sosok misterius itu. Setelah mendengarkan penjelasan Henry, Carlson semakin yakin dan hampir dapat sepenuhnya menegaskan bahwa pria misterius itu benar adalah Fernando yang sudah mati.
Henry berkata lagi dengan penuh kekhawatiran: “Jenderal, orang misterius itu telah mengetahui banyak informasi mengenai Nyonya dan Nona Riella, apakah kita harus mengirim seseorang untuk melindungi Nyonya, supaya jangan sampai konspirasinya berhasil.”
“Tidak perlu.” perkataannya terhenti sejenak, lalu ia melanjutkan, “Singkirkan beberapa orang dari sampingnya dan lemahkan perlindungan terhadap Nyonya.”
Fernando adalah ayah kandung Ariella. Ia membuat panggilan anonim untuk Ariella dan diam-diam mengikutinya dari jauh, hanya demi dapat lebih sering melihat anaknya itu.
Asalkan sosok misterius itu menyadari bahwa perlindungan terhadap Ariella sudah melemah, ia akan memikirkan cara untuk dapat berhubungan lebih dekat dengan Ariella.
Begitu tingkat kewaspadaan pria misterius itu melemah, mereka pun dapat lebih mudah mengetahui keberadaannya. Setelah itu Carlson akan mencari cara untuk melihat sosok pria misterius ini terlebih dahulu dan menyelidiki apa yang terjadi pada Fernando selama 20 tahun terakhir. Bagaimana bisa ia hidup tetapi tidak mengenal anaknya sendiri?
“Jenderal, lepaskan perlindungan terhadap Nyonya?” Henry tidak percaya dengan apa yang didengarnya, atau mungkin Carlson mengatakan sesuatu yang salah.
Seberapa besar kepedulian dan rasa kekhawatiran Carlson terhadap keselamatan Ariella, semua orang sudah mengetahuinya. Bagaimana mungkin disaat genting seperti ini ia malah melepaskan penjagaan terhadap Ariella?
Carlson mengangkat alisnya dan berkata: “Ada yang salah?”
Henry buru-buru menjawab: “Tidak.”
Carlson berkata lagi: “Setelah menemukan orang misterius itu, kau tidak boleh bertindak gegabah dan tidak boleh menyakitinya. Kau harus membawanya dengan selamat kepadaku. Jika ia meminta sesuatu, terlepas dari seberapa besar permintaannya, kau harus segera memberitahuku.”
Walaupun Henry tidak tahu apa yang ingin dilakukan Carlson, tapi ia tidak banyak bertanya. Tuannya sendiri yang sudah memberi perintah, tentu saja ia punya alasan.
Setelah mendapat informasi dari Henry, Carlson bergegas ke rumah sakit untuk melihat Efa, dan berencana untuk mendapatkan beberapa petunjuk darinya.
?Dalam dua hari terakhir ini, Efa masih marah dengan Darwin, sangat marah sampai-sampai lukanya terbuka, sekaligus juga telah kehilangan kepercayaan terhadapnya.
Jelas-jelas ia tidak melakukan apa-apa, tetapi ia ingin membiarkan dokter mengira bahwa walaupun ia terluka namun ia tidak takut mati, dan bersama dengan Darwin membintangi film aksi percintaan yang paling penuh dengan emosi tahun ini.
Mendengar suara pintu dibuka, Efa yang sedang terbaring sambil menutupi kepalanya dengan selimut mengira bahwa Darwin sudah kembali. Tanpa melirik siapa yang datang, ia meraih bantal dan melemparnya kearah pintu: “Menjauhlah dan jangan mendekat, jangan biarkan aku melihat wajahmu. Kalau tidak, melihatmu sekali aku akan memukulmu sekali.”
Carlson memalingkan kepala demi menghindar dari serangan Efa. Ia mengangkat alisnya dan berkata dengan suara yang dalam: “Lukamu belum sembuh benar, bicara apa kau ini?”
Mendengar suara Carlson, Efa segera bangun dari tidur, tersenyum dan berkata: “Kak, mengapa kau datang kesini? Aku pikir kau adalah Darwin.”
“Kalaupun benar aku adalah Darwin, apa boleh kau memukulnya sesuka hatimu?” Di depan Efa, Carlson selamanya adalah sosok kakak yang serius dan berwibawa.
“Siapa yang menyuruhnya untuk membuatku kesal terlebih dahulu? Aku tidak sampai merobek kulitnya, itu sudah merupakan anugerah baginya.” Tidak peduli seberapa banyak hal yang terjadi, setelah hal tersebut berlalu, setelah bekas luka tersebut membaik, Efa akan melupakan betapa menyakitkannya itu, dunia akan sama besar seperti sediakala baginya. Sungguh, hal ini membuatku cemburu kepadanya.
Carlson berkata dengan serius: “Duduklah, aku punya sesuatu untuk ditanyakan padamu.”
“Ada apa?” Efa mendengus dengan ketidakpuasan, tetapi tetap duduk dengan patuh. Ia tidak ingin sampai belum sembuh benar lukanya sudah mendapat hukuman lagi dari saudaranya ini: menghadap ke tembok dan merenung.
Carlson mulai angkat bicara: “Apa kau masih memiliki gambaran mengenai orang yang menculikmu hari itu?”
“Tidak.” Efa tanpa berpikir panjang langsung buru-buru membantahnya.
“Tidak?” Rupanya Carlson tidak percaya jawaban Efa.
Efa terus mengelak: “Ia memukulku sampai pingsan saat itu. Bagaimana ia menyakitiku, aku sama sekali tidak ingat.”
“Ia tidak mengatakan apa-apa padamu?”
“Aku benar-benar tidak sadar, bahkan jika ia mengatakan sesuatu, aku juga tidak bisa mendengarnya.”
“Efa, meskipun kau tidak memberitahuku, kami akan tetap menemukan orang itu, hanya saja butuh lebih banyak waktu.” Tidak berhasil, Carlson mengubah strategi.
“Sebenarnya … Kak, lupakan saja, jangan mencarinya lagi.” Efa menghela nafas pelan. “Penculik itu menangkapku juga karena kakekku pernah menyakitinya. Aku memang pantas menerimanya.”
“Kau tidak bersedia mengatakannya? Itu karena kau sudah bisa menebak siapa penculiknya.” Carlson berkata dengan sangat yakin.
Efa adalah orang yang selalu berusaha untuk membalaskan dendamnya. Jika ia dapat dengan mudahnya melupakan amarahnya, terlebih lagi tidak bersedia untuk mengungkit masalah itu, maka hanya ada satu kemungkinan, ia juga sudah dapat menebak siapa orang yang menculiknya.
Ia sudah mengetahuinya namun tidak bersedia mengatakannya, jadi pelakunya siapa lagi kalau bukan Fernando?
“Bagaimanapun, orang yang diculik adalah aku, aku tidak akan mengejarnya lagi, dan kalian juga tidak boleh mengejarnya.” Akhir-akhir ini Efa sudah mempertimbangkan dengan matang dan memutuskan bahwa ia tidak akan memberitahu siapapun tentang orang yang telah menculiknya. Kalau tidak, ia akan menjelma menjadi penghancur keharmonisan keluarga besarnya.