Ariella ingin membalas dendam ayahnya bersama dengan Ferdian, terhadap Ferdian dia tentu tidak akan menyembunyikan apapun, dia pun mengatakan semua hal yang dia ketahui dengan jelas pada Ferdian.
Setelah Ferdian mendengarnya, dia yang awalnya yang tidak bersungguh-sungguh pun menjadi serius, setelah terdiam lama, langsung memukul ke mesin teh, dengan marah berkata: “Kakek tua keluarga Tanjaya itu mengira keluarga Fernando tidak ada pria yah?”
“Kak, kamu jangan gegabah. Semuanya sudah terjadi, walaupun kita marah juga tidak ada gunanya, kita harus memikirkan cara untuk menemukan bukti dia membunuh orang, baru kita bisa membalas dendam ayah.” Ariella juga ingin membalas dendam atas semua yang telah dia rasakan, tidak akan membiarkan dirinya menerima siksaan itu secara sia-sia.
“Ariella, kamu….sudah menderita.” Ferdian menggigit gigi dan berkata.
Kakek tua keluarga Tanjaya itu kalau berani maka lawan saja dirinya, jangan menyakiti wanita yang lemah, dasar pecundang. Padahal dulu Ferdian masih mengira orang tua itu begitu terhormat, tidak menduga ternyata dia begitu keji.
Selama itu, demi membantu Ariella menggembalikan ingatannya, Ferdian tidak sedikit menemukan informasi mengenai obat CR yang digunakan oleh tentara kota A.
Dia melihat setelah orang itu disuntik obat, rasa yang begitu menyakitkan, yang lebih menyiksa dari pada mati, orang yang bisa tetap hidup, maka mereka benar-benar seperti sudah pernah mati sekali.
Semakin memikirkannya, Ferdian semakin marah, tapi apa gunanya dia marah?
Bagaimanapun mereka bukanlah lawan situa itu, jadi yang dikatakan Ariella benar, mereka orang yang biasa jadi harus menggunakan cara orang biasa untuk menyelesaikannya.
Menemukan bukti si tua itu melanggar hukum, membesarkan masalah itu, sampai saat itu walaupun keluarga Tanjaya sangat hebat, juga tidak bisa melawan tekanan dari omongan orang.
Ferdian membalikan badan dan kembali ke kamar, saat keluar, tangannya ada sebuah cincin, sebuah cincin yang mirip dengan cincin yang ada di tangan Ariella.
Ferdian berkata: “Cincin ini adalah pemberian ayah padaku sebelum kecelakaan terjadi. Saat itu aku masih kecil, aku tidak tahu jelasnya bagaimana, hanya ingat dia menyuruhku harus menjaga cincin ini baik-baik.”
“Kak…..” Ariella dengan gugup menelan air liur, berhenti sejenak lalu berkata, “Apakah 2 cincin ini bisa membantu kita menemukan kebenaran orang yang membunuh ayah?”
Ferdian pun mengambil 2 cincin itu, melihat dari luar ke dalam, begitu bersih, bahkan 1 kata pun tidak ada.
Dia berkata: “Ariella, kamu pikirkan baik-baik, saat bibi menyerahkan cincin ini padamu, selain menyuruhmu memberikan cincin ini pada orang yang bisa menjagamu seumur hidup, apakah dia ada mengatakan hal lain lagi?”
Ariella berusaha mengingat keadaan saat itu ibunya membawanya dengan membawa cincin ini, dipikir-pikir, dia tetap hanya ingat ucapan itu.
Mungkin saat itu dia hanya merasa malu, sedang memikirkan bagaimana rupa pria yang akan menikahinya, jadi dia melupakan inti ucapan ibu.
Ferdian lalu berkata:”Aku juga akan berpikir dengan seksama dulu, tapi waktu sudah lewat terlalu lama. Saat itu dia juga tidak mengira itu adalah pembicaraan terakhir ayahnya padanya, dia sama sekali tidak mendengarnya dengan seksama. Dan karena ayah memarahiku makanya aku mendengarkan dia menyuruhku untuk menjaga cincin ini baik-baik.”
Fernando sudah meninggal 20 tahun, dia memberikan cincin ini pada Ferdian sebelum meninggal, sudah 20 tahun, Ferdian mana mungkin masih ingat apa yang dikatakan ayahnya.
Tapi cincin Ariella ini, diberikan oleh ibu tirinya setelah dia dewasa. Masih tidak begitu lama, Ariella mungkin masih bisa mengingatnya.
Masalah 20 tahun lalu, mereka kakak beradik masih kecil, masih tidak mengerti.
Petunjuk yang bisa Ariella pikirkan hanyalah cincin yang ibunya berikan, cincin yan kecil apakah bisa menyimpan rahasia?
Mereka berdua pun saling memandang dan dalam waktu bersamaan pun melihat cincin itu, menatap cincin itu sejenak, lalu mereka berdua pun seperti mengetahui sesuatu.
Ariella: “Kak, kamu rasa apakah…..”
Ferdian: “Ariella, kamu rasa apakah…..kamu katakan dulu.”
Ariella berkata: “Kamu lihat, 2 cincin ini adalah cincin pasangan, seharusnya adalah cincin pernikahan mereka. Ibu mengambil cincin ayah, ayah mengambil cincin ibu. Apakah cincin ini menunjuk ke sebuah arah?”
“Iya, mungkin saja.” Ferdian berpikir lalu berkata: “Mereka berdua dari kecil tumbuh bersama, adalah teman dari kecil, hubungan mereka berdua juga sangat baik. Aku rasa mereka ingin memberitahu kita untuk pergi ke tempat mereka pacaran. Petunjuk mungkin disembunyikan di sana.”
Setelah mereka mendapatkan kesimpulan, dengan cepat pun dirusak oleh mereka sendiri.
Kyoto berkembang dengan pesat, tempat puluhan tahun lalu pasti sudah digusur, mana mungkin bisa menemukan tempat dimana mereka sering pergi.
Ariella pun melihat ke2 cincin itu, 2 cincin yang begitu biasa, benar-benar tidak kelihatan apa istimewa.
Ferdian lalu berkata: “Zeesha mengatakan dia merekam percakapan dia dan kakek Tanjaya lalu mengirimkannya pada ayah. 20 tahun lalu, saat itu internet masih tidak begitu berkembang, dia menggunakan cara apa mengirimkannya pada ayah?”
Ariella berkata: “Kak, dengan menemukan cara pengiriman, kita akan menemukan arah.”
Mungkin setelah menemukan cara pengiriman rekaman, mereka pun akan menemukan rekaman dulu itu, arah yang di tunjuk ke2 cincin ini bukankah menyuruh mereka mencari rekaman itu?
Setelah dipikir-pikir, Ariella hanya merasa hadapannya menjadi terang, berkata: “Kak, kamu rasa apakah ke2 cincin ini memiliki informasi?”
Ferdian terdiam, langsung menepuk tangan: “Mungkin 2 cincin ini memiliki chip, kita hanya perlu memikirkan cara untuk mengeluarkannya saja.”
Ariella menganggukkan kepala, berkata: “Ayah memberikan cincin ini padamu, ibu memberikan cincin ini padaku, menyuruhku menyimpannya, walaupun direbut satu oleh kakek Tanjaya, kita juga masih memiliki 1 petunjuk lagi.”
Ferdian berkata: “Kalau begitu aku kita pergi mencari orang yang ahli dalam bidang teknologi, menyuruh mereka membantu kita melihatnya, mungkin mereka bisa menemukan kebenarannya.”
Ariella berkata: “Tidak boleh, kakek Tanjaya pasti menyuruh orang menyelidiki gerak-gerik kita, jika kita mencari orang, kemungkinan petunjuk kita akan direbut oleh orangnya.”
Ferdian berpikir lalu berkata: “Kalau begitu cari Carlson, dia ada begitu banyak bawahan hebat, untuk menyelidiki 2 cincin ini apakah memiliki chip atau tidak pasti bukanllah masalah.”
Ariella menggelengkan kepala, berkata: “Kak, masalah ini aku harap bisa menyelesaikannya sendiri, jangan cari Carlson.”
Jangan cari Carlson?
Mendengar ucapan Ariella, Ferdian pun terdiam, apakah karena dia juga orang keluarga Tanjaya, jadi Ariella tidak ingin mencari Carlson?
Tapi perasaan Carlson pada Ariella, Ferdian melihatnya dengan sangat jelas, Carlson tidak mungkin melindungi kakeknya sendiri dan melakukan sesuatu yang menyakiti Ariella.
Tapi didepan keuntungan dan keluarga, siapa pun tidak bisa melihat dengan jelas Carlson akan berdiri di pihak siapa, demi berjaga-jaga, Ariella memutuskan untuk tidak mencari Carlson, cara ini lah yang paling tepat.