Mục lục
NOVEL SUAMIKU TERNYATA SEORANG PRESDIR
Thiết lập
Thiết lập
Kích cỡ :
A-
18px
A+
Màu nền :
  • Màu nền:
  • Font chữ:
  • Chiều cao dòng:
  • Kích Cỡ Chữ:

Bab 534 Teman Lama Bertemu


Mendengar suara ini, Ferdian pun terkejut, segera dia pun teringat siapa itu: “Ternyata kamu yah. Sudah begitu lama tidak bertemu, sekarang kamu dimana?”


Orang yang ada di balik telepon berkata: “Minggu lalu baru kembali, dengar dari teman kamu juga sedang di Pasirbumi, jadi aku pun meneleponmu menanyakan apakah ingin keluar minum?”


“Kamu sedang di Pasirbumi?” Ferdian sangat terkejut.


“Apakah aku ada di Pasirbumi sangat aneh? Keluarlah, sampai jumpa di bar.”


“Baik!” Ferdian langsung menyetujuinya, bertepatan dia juga perlu menghindari Ariella yang terus bertanya padanya, dan juga harus memikirkan apa yang harus dia lakukan selanjutnya.


Alkohol kadang benar-benar adalah barang yang bagus, dia bisa menghilangkan rasa seseorang, membuat orang melupakan semua masalah untuk sementara.


“Berhenti.” Dia menyuruh supir menurunkannya.


“Kamu mau pergi kemana?” Ariella masih belum mendapatkan rekaman itu, tidak begitu ingin membiarkannya pergi, tapi dia juga tahu kalau dia tidak bisa menghentikannya.


“Aku mengajak teman lamaku bertemu, malam ini aku mungkin tidak pulang, kamu tidak perlu menungguku lagi.” Ferdian tidak melihat Ariella, langsung turun dari mobil dan menutup pintu lalu pergi.


Ariella membalikkan kepala melihat Ferdian naik ke sebuah taksi, setelah berpikir: “Paman, tolong kamu putar arah, kita ikuti dia dulu.”


Keadaan Ferdian beberapa hari ini sangat aneh, dia harus mengetahui apa alasannya, tidak boleh membiarkannya terus seperti itu.


……..


Tempat orang itu mengajakn Ferdian bertemu adalah bar terkenal di Pasirbumi, jalan bar, jalan itu ada banyak bar kecil.


Bar itu sangat kecil, tapi ada banyak jenis bir, orang yang menjalankan bar datang dari berbagai negara di dunia, semua jenis kulit juga ada, ingin melihat wanita seperti apa juga ada.


Ferdian pernah sekolah di luar negri selama beberapa tahun, pengetahuannya sangat luas dan pemaaf, tapi dia juga mempelajari kepribadian orang barat yang sangat terbuka.


Tempat seperti klub dan bar, dulu saat sekolah di luar negri dia sangat sering mengunjunginya, mengajak beberapa temu untuk keluar minum, kalau melihat wanita yang disukai pun digoda, kalau orang itu bersedia, malam hari mereka pun akan bermalaman bersama, hal itu sudah sangat sering.


Dulu Ferdian sering mengatakan, hidup ini sangat pendek, harus menikmati, dunia ini memiliki begitu banyak wanita cantik, bisa berhubungan dengan berapa juga tidak apa-apa.


Tapi perlahan menyadari, betapa menyenangkan pun hanyalah tubuh, setiap kali melakukannya, hatinya merasa sangat kosong.


Perlahan dia pun menjadi semakin sering pergi ke klub dan bar, dan mungkin karena semakin tua, dia mulai merasa bosan dengan kehidupan bebas seperti itu.


Dia juga berharap di sisinya ada orang yang bisa memperhatikannya, orang yang mengerti dirinya, 2 orang saling bersandar dan bergandeng tangan seumur hidup.


Tapi setelah begitu lama, dia tetap tidak menemukan wanita itu, atau mungkin setiap dia melihat seorang wanita, dia selalu bisa membaca pikiran orang itu.


Saat otak seorang wanita dengan jelas berada di hadapannya, dia juga tidak ada keinginan untuk mengejar orang itu lagi.


Saat melamun, waktu selalu lewat dengan begitu cepat.


Ferdian mengira taksi barusan melewati 1 kali lampu merah, namun supir taksi malah mengatakan kalau dia sudah sampai di jalan bar.


Setelah membayar, dia menarik nafas dan melihat toko yang mulai sibuk itu, dalam hatinya ada sebuah perasaan yang tidak bisa dia deskripsikan.


“Ferdian, sini!” dari tidak jauh, ada seorang pria yang tampan melambaikan tangan pada Ferdian.


“Tuan, lama tidak bertemu!” Ferdian sudah melihatnya, tersenyum dan berjalan ke arahnya, mereka berdua mengetos dengan kepalan tangan, adalah cara mereka saling menyapa selama ini.


Ferdian tersenyum berkata: “Tidak menduga begitu lama tidak bertemu kamu masih begitu saja, masih begitu tampan, kelihatannya pasti ada banyak wanita yang tergila-gila padamu kan.”


Tuan Martin berkata: “Mengatakan ini aku juga menyesal, tidak tahu apakah karena wanita yang menyukaiku sudah terlalu banyak atau bagaimana, tanpa sadar sampai sekarang aku masih sendiri.”


“Tidak perlu buru-buru, masih ada yang menemanimu.”


“Tapi kalau mengatakan tampan, aku tidak bisa dibandingkan dengan Abraham.” Mengatakan Carlson, Tuan Martin pun terlihat sangat kagum, “Dulu saat kita semua muncul bersama, wanita mana yang bukan duluan melihatnya. Hanya saja dia sangat dingin, tidak suka berbicara, wanita begitu antusias dan dia malah tidak menghiraukan mereka, jadi hanya bisa mencari kita untuk mendapatkan kenyamanan.”


Tiba-tiba mengungkit Carlson, wajah Ferdian langsung berubah, sama sekali tidak menyambung ucapannya.


“Ada apa? Apakah kamu dan Abraham ada masalah?”


“Aku mana berani mencari masalah dengannya.” Ferdian medengus, lalu berkata, “Dia sebagai pemimpin Group Aces, kalau aku mencari masalah dengannya, bukannya dia langsung menginjakku mati.”


“Sebenarnya apa yang terjadi?” Tuan Martin menepuk bahu Ferdian, “Jangan mengatakan antara kalian tidak ada masalah, kita adalah teman, kalau benar-benar tidak ada masalah, kamu tidak mungkin mengatakannya seperti itu kan?”


“Kamu mengajakku bertemu, jangan terus mengungkitnya.” Ferdian berjalan ke depan berkata, “Kita sudah begitu lama tidak bertemu, ayo minum, tidak mabuk tidak pulang.”


“Ayo, tidak mabuk tidak pulang.” Ferdian tidak ingin mengatakannya, Tuan Martin juga tidak bertanya lagi.


Karena dia tahu, Ferdian sekarang tidak ingin mengatakannya, tapi setelah minum banyak, dia pasti akan mengatakannya.


“Tapi, kenapa kamu tiba-tiba kembali?” Ferdian memalingkan kepala melihatnya, bertanya, “Aku ingat kamu pernah mengatakan kalau kamu tidak akan kembali meneruskan bisnis ayahmu.”


“Lahir dikeluarga sepertiku, ada banyak hal yang harus dipaksakan. Kalau aku tidak kembali, maka aku hanya bisa melihat putra dari istri kedua yang meneruskannya. Aku memang bisa tidak pulang ke rumah, tapi ibuku tidak bisa. Seumur hidup ini dia akan terus mengikuti ayahku, hidup adalah orangnya ayahku, matipun adalah hantunya, walaupun ayahku sudah melakukan banyak kesalahan padanya, tapi perasaannya pada ayahku tidak pernah berubah.”


Membicarakan masalah keluarganya yang tidak jelas, Tuan Martin pun sama sekali tidak terlihat sedih, mungkin dia sudah terbiasa.


“Iya, setiap keluarga pasti ada kesulitan sendiri.” Ferdian lagi-lagi menghela nafas, “Kita semua selalu hidup di dalam harapan orang lain.”


Orang memang begitu, selalu melihat sisi baiknya seseorang, selalu mengira orang lain hidup lebih baik dari kita, namun tidak tahu kalau diri kita sendiri juga adalah orang yang dikagumi orang lain.”


“Walaupun ayah dan ibumu begitu cepat meninggal, tapi selama ini kamu hidup dengan bebas, ingin melakukan apapunn tidak ada yang akan memperdulikanmu.”


“Jangan mengungkit masalah keluarga lagi, ayo minum.” Masalah ayahnya, Ferdian tidak ingin membiarkan orang lain mengetahuinya, dia masuk ke sebuah bar dan Tuan Martin juga mengikutinya.


Tapi disaat mereka masuk ke bar, tiba-tiba menghentikan langkah kakinya dan membalikkan kepala melihat ke pinggir jalan, tatapannya bertemu dengan Ariella yang sedang duduk di dalam mobil dan sedang melihat mereka.


Ariella tidak yakin apakah Ferdian melihatnya atau tidak, tapi saat tatapannya melihat kearahnya, sekujur tubuhnya pun merasa tidak nyaman, walaupun dia hanya melihat sejenak lalu mengikuti Ferdian masuk ke bar.


Ariella menepuk dada dan menenangkan diri, Henry itu benar-benar seperti dewa yang selalu muncul disisi orang yang berhubungan dengannya.

Danh Sách Chương:

Bạn đang đọc truyện trên website TruyenOnl.COM
BÌNH LUẬN THÀNH VIÊN
BÌNH LUẬN FACEBOOK