Mục lục
NOVEL SUAMIKU TERNYATA SEORANG PRESDIR
Thiết lập
Thiết lập
Kích cỡ :
A-
18px
A+
Màu nền :
  • Màu nền:
  • Font chữ:
  • Chiều cao dòng:
  • Kích Cỡ Chữ:

Bab 249 Syal Kenangan





Puspita berkata:”Dengan penampilan Tuan besar Ferdian, dengan pendidikanmu, cewek yang ingin menegejarmu pasti sangat banyak, jenis yang bagaimana juga ada, asalkan standar kamu jangan terlalu tinggi.”





“Kalian sudah memfitnahku.” Ferdian berpura-pura untuk menghapus air matanya, dan berkata:”Aku seharusnya sangat sangat tidak boleh mengenal Abraham, di tempat yang dia berada, mana ada cewek yang melihatku lagi.”





Efa mengangguk keras kepalanya, menandakan dia setuju:”Tuan besar Ferdian, akhirnya kamu mengatakan satu ucapan yang jujur. Dimana Abangku berada pasti tidak ada kemungkinan untuk pria lain lagi.”





Setelah Efa berkata begitu, Ferdian sepertinya benar-benar ingin nangis:”Kalian bagaimanapun juga harus menjaga perasaanku bukan?”





Tidak peduli dia berkata apa, tetapi tetap saja tidak ada orang yang menghiburnya.





“Aku sudah selesai diperiksa, kalian sudah diperiksa belum?” Riella berjalan keluar dari ruangannya, mengangkat kepala melihat begitu banyak orang yang menunggu, dengan terkejut berkata,”Eh, nona, kalian juga disini.”





Efa berkata:”Iya, kebetulan banget. Nona Ariella sore ada waktu kan, bagaimana kalau jalan-jalan bareng kita?”





“Ada apa dengan Nona Ariella, nona?” Puspita dengan tidak puas juga berkata,”Namaku Puspita, namanya Efa, kalau lain kali berani memanggil yang lain, aku akan memukulmu.”





Riella pun terkejut, mengapa orang-orang ini bisa begitu ramah terhadapnya, mereka seharusnya teman “Riella” yang itu.





Jadi sewaktu mereka melihatnya, seperti sedang bertemu dengan teman lama, begitu ramah, begitu peduli dengannya, membuat hatinya ikut terasa hangat.





Daritadi tidak bergeming, Carlson yang pandangannya tetap berada di Riella segera berjalan kedepannya, mengangkat tangan untuk menyelipkan rambut yang berada di dahinya ke telinga belakangnya, dengan lembut berkata:”Kamu pergi bersama mereka saja, hasil medical check-upnya nanti aku yang ambil saja dan mengabarinya ke kamu.”





“Ya.” Riella menganggukan kepalanya, tersenyum sedikit, “Kamu juga pergi kerjalah. Tetapi ingat jangan bekerja sampai terlalu lelah.”





Setelah memesan mereka, Riella berbalik kepala dan sadar bahwa pandangan semua orang ke arah dia, sesaat mukanya juga menjadi merah.





Aaaahhhhh—–





Carlson lelaki ini, mereka belum terlalu kenal satu sama lain, kenapa dia berbuat begitu intim di depan banyak orang, membuatnya melupakan masih ada orang lain disekitarnya.





“Riella, kita pergi duluan yok.” Puspita dengan cepat membantunya, dan memegangnya berjalan keluar.





Efa mengikuti di belakang mereka, sambil jalan sambil melihat 2 lelaki itu dan berkata:”Kalian berdua pergi sibuk urusan kalian saja. Jangan khawatirkan kita, aku akan menjaga kakak iparku dengan baik.”





Melihat mereka sudah berjalan jauh, pandangan mata Carlson yang menatap Riella juga segera disimpan kembali, dan bersama Ferdian melihat hasil pemeriksaan kesehatan Riella.





……





Efa dan Puspita adalah orang yang sangat jail dan ramai, Riella bersama dengan mereka, perasaannya juga ikut berbahagia, di jalanan mendengar mereka berbicara, tawaannya juga tidak pernah berhenti.





Perilaku mereka yang sedang menjaga Riella, seperti sedang menjaga satu boneka yang terbuat dari kaca dan mudah pecah.





Satu orang berjalan di sisi kirinya Riella, satunya lagi di sisi kanan, kalau ada pejalan yang mendekati mereka sedikit saja, pasti akan ditatap mereka sampai orangnya pergi menjauhi.





Riella hanya merasa sangat lucu:”Perilaku kalian seperti begini, orang yang tidak tahu kalian akan mengira kalian menangkapku dan akan membawaku ke tempat tersembunyi.”





Efa berkata:”Kami begini karena ingin menjagamu. Kalau kamu ada sedikit terluka, nanti Abangku akan menghukumku.”





Riella sudah lupa saat dia hamil pernah ditangkap oleh orang lain, tetapi Efa dan Puspita masih ingat jelas, apalagi saat 3 tahun lalu sewaktu dia menghilang, kali ini dia kembali, semua orang juga merasa harus melindunginya dengan baik.





Riella dengan tidak berdaya menggelengkan kepalanya, tetapi tidak berdayanya bukanlah yang menandakan bahwa dia membencinya, dalam hatinya malah sangat gembira.





Selama 3 tahun ini, dia bahkan tidak punya seorang teman, seketika mempunyai banyak teman yang memedulikannya, perasaan ini lumayan juga.





Hanya sedikit merasa bahagia, tetapi dalam hatinya ada sedikit kecewa, mereka baik terhadapnya, dengan perilaku Carlson yang baik terhadapnya pun sama.





Karena mereka semua menganggapnya sebagai “Riella”yang sudah meninggal itu.





“Riella, Efa, sehabis jalan-jalan kita makan hotpot ya.”Puspita mengatakan.





Dahulu, dia dan Riella sangat suka makan hotpot bersamaan, disaat musim panas mereka keringatan, perasaan itu sangatlah enak.





Efa berkata:”aku akhir-akhir ini sedang mempersiapkan film baru, tidak boleh makan makanan berminyak dan kalori yang tinggi, tetapi aku boleh menemani kalian.”





Riella sudah lama tidak pernah makan hotpot lagi, karena Ayahnya sering mengatakan makanan seperti itu tidak sehat, jadi kalau dia ingin makan juga pasti menahannya, sewaktu Puspita menyarankannya, perutnya sudah berkata setuju.





Dengan begitu, dia dengan cepat menyetujuinya:”Baiklah. Sehabis jalan-jalan kita makan hotpot.”





Tempat yang mereka pergi adalah shopping mall terbesar di kota Pasirbumi, mall pertama yang Carlson dan Riella pergi.





Awalnya Riella tidak ingin membeli barang apapun, tetapi setelah masuk kedalam dan melihat barang keperluan gadis kecil dia juga tidak menahan langkahnya dan berjalan kesitu.





Dia dengan otomatis juga kepikiran Riella kecil, saat melihat dress juga akan kepikiran sewaktu Riella memakainya akan terlihat cantik atau tidak?





Sewaktu melihat mainan gadis kecil, dia juga akan berpikir apakah Riella kecil akan menyukainya?





Singkatnya, apapun yang diperlukan oleh Riella kecil, Riella sangat ingin membelikannya.





Tetapi, dia terlalu mengerti, Riella kecil tidak kekurangan barang seperti ini, jadi dia segera menahan keinginannya untuk membeli.





Efa melihat bayangan belakang Riella, seperti sejenak melihat Riella yang berada di beberapa tahun lalu.





Saat itu dia dan Riella sedang berjalan-jalan, Riella sedang hamil, juga berjalan ke toko perlengkapan bayi dan akhirnya berjalan pergi, walaupun barang perlengkapan bayi di rumah sudah sangat lengkap, tetapi dia masih beli barang keperluan bayi yang banyak.





Puspita kerja di bagian fashion, setiap dia jalan-jalan ke mall dia juga tidak tahan untuk memandang dengan tatapan profesionalnya, yang bisa masuk standarnya juga tidak banyak, jadi setelah berputar sesaat hanya ada sedikit yang dibelinya.





“Gadis bodoh, dua merek yang kamu sukai ada di lantai 5, bagaimana kalau kita naik ke atas?” dengan natural, Puspita memanggil Riella.





“Baiklah.” Riella dengan natural juga menjawabnya, bahkan dia tidak memerhatikan bagaimana seorang Puspita yang seharusnya masih orang asing terhadapnya bisa tahu merek kesukaannya yang mana.





Sesaat mereka bertiga akan naik lift ke lantai atas, satu toko syal juga menarik pandangan Riella.





Riella berdiri tegap, dengan tenang memandang ke arah toko itu.





Sejenak, toko yang sepi itu ada sepasang cowok dan cewek yang muda dan cantik berjalan keluar, pria itu memakai jas berwarna keabu-abuan, memakai kacamata warna keemasan, dengan tatapan lembut memandang cewek itu.





Cewek yang berada di bawah pandangan lembutnya, dengan wajahnya yang merah membantu cowok itu untuk memakai syal, dan memberanikan dirinya untuk diam-diam menciumi sudut mulut pria tersebut.





“Suka tidak?”





“Suka.”





Seperti ada 2 suara yang sangat familiar berbunyi di telinga Riella, bahkan dia bisa dengan jelas melihat muka pria itu.





—Carlson!

Danh Sách Chương:

Bạn đang đọc truyện trên website TruyenOnl.COM
BÌNH LUẬN THÀNH VIÊN
BÌNH LUẬN FACEBOOK