“Sebenarnya benar-benar ingin melupakan seseorang, melepaskan sebuah pernikahan, melepaskan suatu hubungan, yaitu orang itu ada di depanmu, tetapi kamu bisa memperlakukan dia seperti orang biasa. Alih-alih barang-barang yang dia berikan, kamu tidak akan menerimanya.”
Ariella dan Carlson telah menikah beberapa tahun, malah waktu yang benar-benar bersama sangat sedikit, mungkin dia tidak sejelas orang lain untuk melihat perasaannya terhadap Ariella. Kata-kata yang dikatakan Efa kepadamu hari ini, semuanya benar. “Dalam tiga tahun kamu hilang, jika tidak ada Riella kecil, dia mungkin tidak bisa bertahan hidup. ”
“Belakangan kamu sudah kembali, tetapi kamu juga tidak ingat padanya. Betapa sedihnya dia, aku melihat semuanya dengan mata kepalaku. semua masalah ini, aku sekarang sudah sadar, berpikir dengan sangat jelas. Tapi kekacauan setelah ayah terbunuh, malah melibatkanmu masuk kedalam kekacauan. ”
Ferdian mengatakan banyak hal dalam satu tarikan napas, Ariella sampai hampir curiga bahwa dia bukan seorang psikolog tetapi seorang dosen. Dia dulu tidak pernah menyadari kefasihannya begitu baik.
Sebenarnya, Ariella selalu terguh percaya, percaya bahwa Carlson tidak mungkin adalah pembunuh ayahnya, hari itu mereka bertengkar, dia juga tidak dapat menahan diri dan mengatakan perkataan semacam itu.
Ketika Carlson dengan marah mengakui, dia langsung menyesal, tetapi di dunia ini tidak ada obat penyesalan.
Kemudian, Ferdian juga mengatakan sesuatu, Ariella tidak mau mendengarkan.
Didalam benaknya, yang dipikirkan adalah apa yang baru saja dikatakan Ferdian benar-benar melepaskan hubungan ini, adalah disaat bertemu lagi bisa seperti memperlakukan pihak lain layaknya orang biasa.
Sekarang hanya teringat nama Carlson saja, membuat hatinya sakit tidak bisa bernapas.
Dalam kehidupan ini, bagaimana dia bisa melakukan Carlson seperti memperlakukan orang biasa.
“Riella kangen ayah.” Ariella sedang terbengong memikirkan sesuatu, Riella yang tertidur di dalam pelukannya tiba-tiba berbalik dan bergumam.
Baru meninggalkan ayahnya selama dua puluh empat jam, lelaki kecil itu bergumam kangen dengan ayahnya, Ariella yang mendengar juga hatinya sangat masam.
Dia menundukkan kepala dan menciumnya, “Sayang, ibu akan sangat mencintaimu, pasti akan sangat mencintaimu seperti ayah mencintaimu.”
Tidak peduli masa depan bagaimana, bagaimana pergi di depan jalan, ada beberapa kebingungan, tetapi tidak masalah, selama bayinya ada bersamanya, dia bisa bersikeras.
Sekitar satu jam perjalanan, mereka tiba di kediaman.
Melihat rumah didepan matanya, dekorasi eksterior yang mewah, lingkungan hijau yang baik, dan kendaraan dan pejalan kaki yang lewat, terlihat sangat mewah.
Ariella bertanya pada Ferdian: “Kakak, di daerah sekitaran sini, harganya sangat mahal kan.”
Ferdian berkata: “Yang bisa Carlson keluarkan untuk di berikan kepada orang, tidak akan buruk sampai mana.”
Satu katanya membalas pertanyaan Ariella.
Yang Ferdian katakan benar, yang bisa Carlson berikan, sebagaimanapun juga tidak akan buruk, apalagi ini untuk tempat tinggal “mantan istri” dan anak-anaknya.
Carlson tidak mengirim villa besar yang sangat mewah saja, itu sudah cukup rendah diri.
“Si bocah, aku tidak tidur satu malaman, akhirnya dapat menyambut kedatanganmu.”
Ketika mendengar suara itu, Ariella menoleh ke atas dan melihat Puspita dengan perut besar itu berlari ke arahnya, “Puspita, kenapa kamu bisa di sini?”
“Si bocah ini, kamu pelan-pelan!” Melihat Puspita berlari begitu cepat, hati Ariella hampir lompat keluar.
Tidak heran kalau Gustin yang tidak mengizinkannya keluar, dari karakter Puspita yang ceroboh ini, keluar sendirian tidak tahu akan membuat keributan seperti apa.
“Kenapa? Aku tidak boleh berada di sini? ” Puspita berlari mendekat dan memberi Ariella satu pelukan hangat. “Ngomong-ngomong si bocah, kamu menjadi semakin tidak baik. Kamu datang ke Amerika Serikat juga tidak memberitahuku. Kalau bukan Gustin yang mendapat kabar dari Tamara, Aku sama sekali tidak tahu kalau kamu akan datang ke New York. ”
Puspita tahu dia datang ke New York, karena disaat Gustin dan Tamara menelepon dan mengobrol, mendengar Tamara keceplosan dan barulah terus bertanya kabar.
Sebenarnya jika mereka memikirkannya dengan lebih detail lagi, mereka akan mengerti bahwa hal ini tidak sesederhana Tamara hanyalah keceplosan.
Alasan mengapa Tamara dipilih menjadi asisten Carlson, dapat bekerja di sisi Carlson, mulut rapat adalah keahlian yang pasti harus dimiliki.
Jadi alasan mengapa dia mengatakan bahwa dia keceplosan, bisa keceplosan, itu pasti karena bos besar mereka membutuhkannya untuk keceplosan.
Ariella mau datang ke Amerika Serikat, Puspita kebetulan di Amerika Serikat, tidak keceplosan padanya, masih bisa keceplosan pada siapa lagi?
“Pergi terlalu mendadak, tidak ada waktu untuk memberitahumu.” Ketika datang ke tempat yang asing, bisa langsung melihat teman terbaiknya sendiri, Ariella benar-benar sangat senang.
Setelah lelah di perjalanan lebih dari sepuluh jam, suasana perceraian yang berat sementara waktu dilupakan olehnya.
“Puspita, lama tidak bertemu,” kata Ferdian.
“Ferdian, sudah lama tidak bertemu.” Puspita berkata sambil tersenyum, dan memandang Sebastian, yang dekat dengannya. “Ini Sebastian kan. Anak yang sangat lucu.”
“Terima kasih bibi Puspita!” Tidak ada yang memperkenalkan Puspita kepada Sebastian, tetapi pengamatannya sangat bagus, dia tadi mendengar ibunya menyapanya Puspita, jadi dia merasa benar memanggilnya bibi Puspita.
“Pintar!” Kata Puspita sambil tersenyum, “Hari ini, Bibi tidak mempersiapkanmu hadiah pertemuan, lain kali Bibi pasti akan menyiapkannya untukmu.”
“Bibi Puspita, kamu tidak mengenali Riella kah?” Bahkan didalam mata bibi Puspita melihat kakak Sebastian terlebih dulu, dan Riella kecil bertanya sedikit masam.
“Bagaimana mungkin kamu bisa tidak mengenali Riella kita, kalian adalah orang yang paling penting untuk bibi puspita, bibi mana mungkin tidak ingat?” mengatakannya, puspita menggendong Riella kecil dan ini mengagetkan Ariella.
“Puspita, Riella kecil terlalu berat, kamu jangan sampai keguguran menggendongnya. ” Ariella khawatir sampai keringatan.
“Anakku sudah matang, bahkan jika keguguran pun juga bisa dilahirkan, tidak apa-apa!” Puspita sangat santai.
Ariella sekali lagi secara mendalam menyadari betapa lelahnya dan seberapa khawatirnya Gustin, Puspita ini, benar-benar tidak menganggap anak didalam kandungannya sebagai suatu hal yang penting, bagaimana mungkin membuat orang tidak khawatir tentang hal itu.
“Riella kecil, sudah tidak bertemu beberapa bulan, kenapa kamu semakin cantik?” Puspita meremas wajah Riella kecil lagi.
Oh my God ya ampun, bagaimana ini? Riella kecil, gadis kecil ini tumbuh besar semakin lama semakin lucu, semakin banyak orang menyukainya, dia sangat ingin mengubahnya menjadi menantu perempuannya, tetapi putranya belum lahir.
“Bibi Puspita, Riella setiap hari makan dengan patuh, jadi makin lama makin cantik.” Mendengarkan orang memuji dirinya, tentu saja Riella bahagia.
Puspita masih ingin bertanya, tetapi barulah terpikirkan semua orang masih berdiri di luar rumah, dan dengan cepat menyapa seperti seorang tuan rumah: “Semua jangan berdiri di luar, masuk kedalam rumah dulu. Ariella, rumah ini aku telah mengamatinya untukmu, petugas kebersihan dengan hati, dan lebih bersih daripada tempat aku tinggal. Aku percaya kamu juga akan puas melihatnya. “