Mục lục
NOVEL SUAMIKU TERNYATA SEORANG PRESDIR
Thiết lập
Thiết lập
Kích cỡ :
A-
18px
A+
Màu nền :
  • Màu nền:
  • Font chữ:
  • Chiều cao dòng:
  • Kích Cỡ Chữ:

Bab 414 Percayakan Kepadanya Untuk Menjaga





Efa menghela napas dengan pelan, berkata: “Darwin, kalau mati ya mati, kamu terima saja! Jugaan sudah mati, apa hubungannya kalau kamu terima atau tidak terima? Kenapa harus repot-repot membebani diri sendiri?





Dia sangat memahami Darwin, dia menjadi komandan militer yang menakjubkan dari kota Pasirbumi dengan umurnya yang baru 30-an tahun, dia masih banyak hal yang belum tercapai?? Tiba-tiba begitu saja mati, apalagi mati disambar petir, tidak ada satupun yang mau mati begini.





Efa sangat ingin pergi menepuk-nepuk bahunya, membawa dia kepelukannya yang penuh dengan rasa cinta itu, tapi bergerak sedikit saja seluruh tubuh terasa sakit, bagaimana bisa menenangi perasaan dari Darwin.





Benar-benar ajaib!





Bukannya setelah mati, apapun tidak akan terasa?





Mengapa dia masih saja merasa sakit?





Jadi hantu masih saja harus menerima hukuman ini, masih harus bertemu dengan Darwin yang jelek itu, jangan kira karena dia cantik jadi dia harus dihukum seperti ini.





Dia lalu menatap Darwin dengan sangat sinis!





“Baiklah, kita semua sudah mati.” Dipikir-pikir, kalau Efa berbicara melantur seperti ini, Darwin biasanya langsung akan pergi menghiraukannya. Tapi hari ini berbeda, dia masih saja menemani Efa dengan omong kosongnya itu.





Gadis ini terlihat sangat kebingungan, Darwin juga berpura-pura kebingungan. Selama dia segera membaik, apapun rela Darwin lakukan.





“Darwin, apa kamu mati disambar petir?” melihat janggutnya yang berantakan, rambutnya yang berdiri, Efa hanya dapat memikirkan satu-satunya cara dia mati yaitu karena disambar petir.





“Iya, aku memang disambar petir.” Kata Darwin supaya Efa puas mendengarnya.





“Wow!” kata Efa sambil melirik dia, lalu berkata lagi: “Aku tidak tahu kamu berbuat sejahat apa sampai-sampai petir datang menyambarmu.”





Mulutnya terus mengatakan Darwin disambar petir, tapi hatinya Efa sebenarnya sangat sedih, mereka berdua memang tidak dapat bersatu.





Saat dia bertekad tidak ingin terlibat masalah apapun lagi dengan dia, pria jelek itu tiba-tiba datang sendiri.





Kalaupun nantinya Darwin akan terus berurusan dengan dia??





Memikirkan ini, Efa untuk sekali lagi melihat Darwin dari atas sampai bawah.





Darwin hari ini terlihat sangat jelek, janggutnya tidak dicukur, matanya sangat merah, seolah-olah dia menua dalam satu malam, makin dilihat makin jelek.





Dia jelek seperti ini, mungkin tidak ada hantu perempuan manapun yang meliriknya. Kalau Darwin meminta dia untuk menerimanya, dia akan menerimanya dengan sangat terpaksa.





Melihat mata hitam Efa yang terus berputar-putar, Darwin tahu bahwa Efa sedang memikirkan hal-hal yang tidak seharusnya dipikirkan olehnya, tapi seperti ini baru adalah Efa yang sebenarnya, aneh dan sangat arogan.





Tidak tahan, dia lagi-lagi mengelus kepala Efa, dengan suara selembut mungkin berkata: “Dimana tidak nyaman, sini bilang, dokter akan membantumu.”





“Sekujur tubuhku tidak ada satupun yang nyaman.” Pria ini buta atau apa, tidakkah dia bisa melihat sekujur tubuhnya dipenuhi luka?





Dia tidak mengira walau dia sudah berubah menjadi hantu, tapi masih saja ada dokter yang memeriksanya, masih ada ruang sakit yang sebagus ini. Pelayanan seperti ini tidak ada bedanya dengan apa yang dia dapatkan dulu saat masih hidup.





Dapat dilihat dari muka Darwin dia terus menahan diri, Efa yang emosional bukanlah sebuah hal baru, apalagi dia baru sadarkan diri, Darwin harus membiarkan dia.





Kedua orang ini berbicara seperti didunia mereka sendiri, mengabaikan dokter yang ada disampingnya.





Dokter berdiri disamping dengan sangat canggung, salah satu dari mereka didorong kedepan untuk berkata: “Komandan, dengan Efa yang sudah sadarkan diri, dia sudah melewati masa krisis. Selama dapat dipastikan lukanya tidak akan terinfeksi, berarti dia sudah tidak dalam masalah gawat lagi.





Efa langsung bertanya balik: “Sudah matipun lukaku masih bisa infeksi?”





Dokter sambil tersenyum berkata: “nona Efa, kamu bercanda kan. Ada komandan disini melindungi kamu, hantu-hantu itu mana berani mengambil roh mu, kamu masih hidup sekarang.”





Dokter yang berada disitu, tidak akan pernah melupakan ekspresi Darwin saat bergegas membawa Efa masuk ke ambulans.





Darwin disaat itu seperti dikelilingi aura gelap, kalau terjadi apa-apa pada Efa, dia tampak seperti akan memusnahkan seluruh dunia.





“Aku benar-benar belum mati?” Efa bergerak dengan semangat, dengan tidak sengaja berteriak karena menggerakkan luka ditubuhnya.





“Jangan asal gerak.” Kata Darwin dengan suara yang berat, lalu memegang Efa dengan erat, saking eratnya, muka Efa langsung berubah pucat.





“Darwin, kamu ini mau membunuh aku ya?” Pria jelek ini, apa kehidupan sebelumnya aku ada berutang budi padanya?





Darwin sadar dia tidak dapat mengkontrol baik tenaganya, segera melepaskan genggamannya, dia ingin meminta maaf, tapi dia tidak bisa mengatakannya.





“Nona Efa, lukamu belum sembuh, kamu sebaiknya jangan banyak bergerak. Kalau lukamu tertarik, akan mempersulit kondisimu.” Dokter datang maju untuk membantu, memeriksa sebentar, melihat Efa tidak menarik lukanya, baru setelah itu mereka merasa tenang.





“Iya.” Kata Efa dengan pelan, tenaga yang baru saja pulih sudah digunakan habis, hanya dapat menatap Darwin dengan ganas.





Dia sangat terluka, lemah sampai hampir mati, Darwin si brengsek ini masih saja tidak bisa menyentuhnya dengan lembut, hampir saja membunuhnya, betapa ingin menggigit dia.





“Kalian semua boleh pergi.” Efa tidak apa-apa, Darwin pun langsung menyuruh orang untuk pergi, biar Darwin yang menjaganya.





Kedepannya, tidak peduli ada apa, Darwin akan terus ada disisinya, berjalan bersama, dan dia tidak akan pernah membiarkannya menderita lagi.





??.





Efa sudah sadar, ibunya sangat senang, lalu membuatkannya semangkok sup, dan kemudian bersama ayahnya pergi memberikan sup itu.





Tapi ibunya Efa masih sangat khawatir, khawatir Efa masih akan menyalahkannya atas apa yang terjadi pada orangtua kandungnya.





Dalam perjalanan, ibunya Efa bertanya pada ayahnya Efa: “Menurutmu apa Efa mau bertemu denganku? Apakah dia akan marah padaku?





“Bodoh.” Ayahnya Efa merangkul ibunya, lalu berkata: “Efa adalah anak yang kita besarkan sendiri, sifat-sifatnya, apa kamu tidak tahu jelas?”





Ibunya Efa masih sangat khawatir: “Tapi, aku??”





Ayahnya Efa mengelus-ngelus kepalanya, memotong perkataanya: “Efa adalah anak yang pengertian. Kadang dia suka menutup diri, tapi kalau kami berikan dia waktu lebih, dia akan membuka diri. Dia baru mengalami kejadian hidup dan mati, aku pikir dia harusnya mengerti.”





Efa adalah anak kedua yang telah mereka besarkan, mereka membesarkan dia layaknya anak kandungnya sendiri, mereka amatlah sayang padanya.





Anak yang sudah mereka cintai selama bertahun-tahun, apa isi hatinya, ayahnya tidak bisa bilang dia memahami seluruh isi hatinya, tetapi pasti ada sebagian yang dia pahami.





Jangan lihat sifat Efa biasanya yang keras, tapi sebenarnya dia sangat emosional, terutama tentang perasaan di antara keluarganya.





Kematian orangtua kandungnya, tentu saja tidak mudah baginya. Tapi selama dia memiliki waktu yang cukup, dia akan bisa membuka diri.

Danh Sách Chương:

Bạn đang đọc truyện trên website TruyenOnl.COM
BÌNH LUẬN THÀNH VIÊN
BÌNH LUẬN FACEBOOK