“Masih, masih ada musuh lagi?” Ariella berkata dengan gagap, dia merasa dirinya sudah menjadi begitu gugup setelah mendengar informasi ini.
Dia selalu memikirkan hal bodoh jika orang yang mengejar mereka hanyalah dua orang, karena itu dengan menyingkirkan mereka berdua, Carlson sudah bisa selamat.
Ternyata Ariella memanglah sangat bodoh, menggap seluruh hal sangatlah mudah, hanya melihat hal yang berada didepan mata, sama sekali tidak memikirkan hal yang terjadi dibelakang.
“Iya.” Carlson berkata dengan ringan, memegang erat pinggang Ariella, membawa dia maju kedepan dengan tergesa-gesa,”tidak peduli mereka ada seberapa banyak, kamu hanya perlu mengikuti aku, tidak bole berlarian sembarangan lagi.”
Hanya dengan Ariella baik-baik saja, Carlson baru bisa tenang dan membereskan seluruh masalah yang ada. Jika terjadi sesuatu pada Ariella, Carlson juga tidak tau dirinya sendiri akan bagaimana.
Amarah Carlson sudah mereda, langkah kakinya sudah melambat, berusaha mengimbangi langkah kaki Ariella.
Setelah berjalan, Ariella merasa kakinya digigit oleh sesuatu, pada saat dia menundukkan kepalanya dan melihat, dia melihat seekor ular sedang memunculkan kepalanya dari arah rerumputan.
Seperti rumah yang bocor pada saat malam hujan, didepan mereka adalah jalan yang susah dilewati, dibelakang mereka ada musuh yang mengejar, sudah mendesak dia hingga tidak tahu harus bagaimana, sekarang dia digigit oleh ular. Tetapi untungnya ular yang menggigit nya adalah ular biasa bukanlah ular berbisa.
Carlson masih tidak mengetahui kejadian yang dialami oleh Ariella, Ariella tidak ingin membuat Carlson khawatir, maka dari itu dia tidak mengatakan apapun.
Pada saat ini, dari kejauhan terdengar lagi bunyi tembakan, bunyi tembakan yang saling bersautan, tidak mengetahui kejadian sebenarnya, Carlson membawa Ariella bersembunyi masuk kedalam gua.
Gua tersebut sangatlah dalam, terdapat jarak 2 hingga 3 meter, tetapi tidak begitu tinggi, Ariella yang bertubuh pendek harus menundukkan sedikit kepalanya baru bisa berjalan dengan lebih enak.
Carlson tidak bisa, dia memiliki tinggi badan 188 hingga 190, hanya bisa setengah berlutut baru bisa masuk kedalam.
Didalam gua sangatlah lembab dan basah, sepertinya ombak laut masih bisa mencapai tempat ini, sekarang sudah sore, satu jam lagi akan datang ombak laut, gua ini tidak akan bisa bertahan lama.
Carlson melepaskan bajunya, menaruhnya diatas sebuah batu, berkata:”kamu istirahatlah terlebih dahulu.”
Memikirkan bahwa bekas luka yang didapat Carlson adalah karena ingin melindungi dirinya, hati Ariella menjadi sangat sakit.
Ariella mengigit bibirnya, berkata:”kamu duduklah dan beristirahatlah, aku akan keluar gua dan melihat keadaan.”
Carlson berkata dengan serius:”Dengarkan omonganku!”
Ariella:”??.”
Carlson:”hanya dengan kamu tidak apa-apa, tidak aka nada orang yang bisa menyakitiku, mengerti?”
Mendengar omongan Carlson, Ariella merasa hidungnya perih, sedikit saja air matanya akan jatuh. Dia menahan hidungnya, menangguk-anggukkan kepalanya, duduk dengan patuh.
Ariella harus memulihkan tenaganya, jika nanti masih ada peperangan, dia baru memiliki tenaga untuk berlari, setidaknya tidak usah membiarkan Carlson untuk membantunya.
“Carlson??” Ariella memegang tangan Carlson,”kamu juga uduklah. Jika diluar terdapat pergerakan apapun, kita pasti akan mengetahuinya.”
“Iya!” Carlson duduk disebelah Ariella, dan membuat Ariella masuk kedalam pelukannya, berkata, “tidak usah khawatir, kita sudah berada disini selama 2 jam, Henry pasti akan membawa orang datang kepulau ini untuk mencari kita. Mereka tidak bisa menjemput kita, dengan sendirinya mereka akan tahu jika kita sedang dalam masalah.”
Ariella masih menyenderkan kepalanya didada Carlson, dengan ringan berkata:”sebenarnya siapa orang yang ingin kamu temui? Mengapa tiba-tiba ingin menembak kita?”
Tidak mengerti asal muasal hal ini, Ariella tidak bisa merasa tenang, setidaknya dia harus tahu siapa orang itu, baru bisa mengetahui mengapa orang itu ingin membunuh Carlson.
Carlson berkata dengan tenang:”sudah pasti bukanlah orang yang ingin aku temui yang mengikuti kita, tetapi ada banyak orang yang menciptakan kejadian palsu, membuat aku mengira jika orang itu adalah dia, membuatku masuk kedalam perangkap mereka.”
“Orang yang bisa memberikanmu ketenangan adalah siapa?” Ariella terus bertanya.
“Orang yang sangatlah penting bagiku, kamu tidak mengenalnya.” Carlson tidak bersedia mengatakan hal yang sebenarnya, dia tidak ingin memberi tahu Ariella, jika orang itu memiliki hubungan dengan Ariella.
“Baiklah, kamu tidak bersedia mengatakannya, aku juga tidak akan bertanya lagi.” Ariella berkata dengan rendah hati.
“Anak baik!” Carlson tersenyum.
Ariella menaikkan kepalanya, melihat Carlson:”Carlson, sebenarnya hanya dengan bisa bersama denganmu, tidak peduli mati ataupun hidup, aku tidak akan merasa takut.”
Hanya dengan ada Carlson yang menemaninya di sampingnya, meskipun dihadapannya adalah neraka 8 tingkat, dia tetap akan merasa jika dihadapannya adalah surga. Jika tidak ada Carlson disampingnya, takutnya surga yang berada dihadapannya, dia bisa merasa bahwa dirinya sudah masuk kedalam neraka.
Carlson memeluk dirinya erat:”aku pasti akan membawamu keluar dengan selamat, kamu tidak usah sembarangan berbicara.”
Ariella merasa khawatir didalam hatinya, Carlson sudah pasti bisa mengerti, Carlson yakin jika dirinya memiliki kekuatan untuk melindungi Ariella, tetapi lingkungan di sekitar Ariella sangatlah menyeramkan, merasa khawatir juga merupakan hal yang wajar.
“Aku benar-benar tidak merasa takut sedikitpun, aku hanya khawatir, jika terjadi sesuatu kepada kita, bagaimana nasib Xiao Ranan kita?” kemungkinan karena berada disamping Carlson, dia tidak merasa takut sedikitpun.”
Carlson mengelus kepala Ariella:”Riella kecil mempunyai kehidupannya sendiri, dia pasti akan bisa menemukan orang yang bisa menjaganya seumur hidup, jadi kamu tidak usah merasa khawatir.”
Ariella meneruskan perkataannya:”dia bahkan tidak memiliki satu saudarapun, jika benar-benar terjadi sesuatu, jika dia ingin berbicara dengan seseorang, dia tidak akan tahu akan mencari siapa. Kamu selalu berkata ingin pensiun, perusahaan Aces membutuhkan penerus, pada saat itu Riella pasti memiliki tekanan yang begitu besar.”
Carlson berkata:”aku sudah membantu Riella dengan membuat tim perencanaan, nantinya ada mereka yang bisa menggantikan Riella mengurusi banyak masalah, Riella kita hanya tinggal memberikan keputusan terakhir.”
Ariella melakukan banyak hal demi Riella mereka, hal yang dilakukan Carlson untuk Riella juga tidak akan lebih sedikit dibandingkan Ariella.
Riella kecil adalah anaknya dan Ariella, juga merupakan anak yang dibesarkan sendiri olehnya, masa depan Riella, bagaimana bisa Carlson tidak memikirkannya.
Ariella masih ingin berkata sesuatu, tetapi bekas gigitan ular di kaki kirinya membuat dirinya sudah tidak bisa merasakan apapun lagi.
“Tubuhmu mengapa seperti es? Begitu dingin?” Carlson baru menyadari ada sesuatu yang tidak beres terjadi kepada Ariella.
Ariella menggeleng-gelengkan kepalanya, masih tidak ingin memberi tahu Carlson jika baru saja dia terkena gigitan ular.
Tetapi reaksi tubuhnya sangatlah jelas, Ariella berusaha ingin menyembunyikannya dari Carlson juga tidak bisa.
Carlson berteriak marah:”Ariella, cepat beritahu aku, bagian mana yang tidak nyaman?”
Ariella masih saja menggeleng-gelengkan kepalanya dan tersenyum ringan:”hanya merasa sangat dingin, tidak apa-apa. Kamu peluklah aku, berikan aku sedikit kehangatan.”
“Ariella, apakah kamu ingin muntah?” perempuan ini, sampai kapan, dia ingin memaksakan dirinya.
“Kamu tidak usah begitu galak, aku benar-benar tidak apa-apa.” Ariella menjulurkan tangannya meraba wajah Carlson,”wajahmu saat marah sangatlah jelek, sangat jelek, aku sedikitpun tidak menyukainya, aku menyukai wajahmu saat tersenyum. Carlson, selanjutnya kamu harus sering tersenyum, pada saat kamu tersenyum, kamu tidak tahu bertapa dirimu terlihat begitu tampan.”