Mục lục
NOVEL SUAMIKU TERNYATA SEORANG PRESDIR
Thiết lập
Thiết lập
Kích cỡ :
A-
18px
A+
Màu nền :
  • Màu nền:
  • Font chữ:
  • Chiều cao dòng:
  • Kích Cỡ Chữ:

Bab 185 Menyembunyikan Ketajaman





Carlson dan Ariella baru sampai di Pasirbumi, langsung menerima telfon dari Efa mengatakan bahwa semua orang tua keluarga sudah sampai di rumah.





Kakek mendengar Carlson membawa Ariella yang sedang hamil kemana-mana sangat marah, dan tidak ada yang berani mendekatinya.





Dulu disaat kakek marah, asalkan ada Efa yang berbicara disebelahnya, dia pasti tidak akan marah lagi. Tetapi hari ini dia bahkan mengabaikan Efa, berarti dia sudah sangat marah.





Efa sudah menunggu lama di depan pintu, akhirnya mobil Carlson sampai, mobil belum berhenti dia sudah lari: “Kak, kakek sedang marah, nanti kamu hati-hati kalau bicara, jangan melawan kakek.”





Seluruh keluarga Tanujaya tahu, kakek biasanya tidak mudah marah, tapi sekalinya marah semuanya tidak bisa lakukan apa-apa. Bagaimanapun dia masih yang paling tua, semuanya menghormati dia.





Mendengan Kakek datang, Ariella langsung pegang erat tangan Carlson dan menunjukkan kalau dia khawatir.





“Tidak apa-apa, kamu jangan khawatir.” Carlson mengira Ariella takut diomeli kakek, jadi dia menasehatinya.





“Iya.” Ariella tidak banyak bicara, hanya pegang erat tangan Carlson dan mengikuti dia jalan.





Sesampainya di ruang tamu, semua orang tua langsung melihat ke arah mereka.





Mama terlihat tidak enak badan, sepertinya karena perjalanan jauh tidak istirahat dengan baik.





Papa hanya memperhatikan Mama , wajahnya juga tidak terlihat baik, mungkin karena mengkhawatirkan Mama .





Kakek tidak ada ekspresi sama sekali, tetapi sangat terlihat jelas kalau dia sedang menahan amarahnya.





Ariella dan Carlson adalah yang lebih muda, seharusnya mereka yang menyapa terlebih dahulu, saat Carlson ingin berbicara, Kakek berkata: “Carlson, istrimu sudah hamil 7 bulan, kamu masih bawa dia pergi-pergi. Kalau terjadi sesuatu, kita harus bagaimana?Perkataan kakek ini sedang memarahi Carlson, semua orang mengetahui itu, tapi Ariella tahu, ucapan itu untuk didengar dirinya.





Carlson lalu berkata: “Kakek, kata dokter kandungannya sangat stabil.”Untuk Ariella dan anaknya, Carlson yang paling peduli, kalau naik pesawat ada bahaya, dia tidak akan bawa Ariella pergi.





“Kandungan sangat stabil? Masa kamu tidak tahu yang namanya kecelakaan?” Suara kakek sampai bergema.





“Ayah, Ariella kan sekarang sudah pulang dengan aman, kamu jangan marah lagi.” Papa langsung membela anak dan menantunya.





Kakek dengan tidak puas berkata: “Kamu tidak peduli cucu iparku, setidaknya peduli dengan cicitku.””Kek, kedepannya aku akan lebih perhatikan, sebelum melahirkan aku tidak akan kemana-mana.” Ariella melihat ekspresi Kakek dan dengan hati-hati berkata.





“Iya, aku tahu kamu adalah anak baik yang pengertian, Abraham bisa menikah denganmu sangat beruntung.” Kakek berkata





Perkataan Kakek di telinga orang sangat wajar, tetapi Ariella merasa ada arti lain dari perkataan itu.





Kakek seharusnya ingin bilang kalau dia tidak pengertian, tidak meninggalkan Carlson sesuai permintaan Kakek, malahan mengandung anak Carlson.





Beberapa bulan ini Kakek tidak ada gerakan, sekarang bertemu lagi, dia terlihat seperti Kakek yang baik, tetapi tidak ada yang tahu apa yang dipikirkan dia dalam hati.





Ariella menebak, dia mungkin ingin keturunan keluarga , setelah dia melahirkan anaknya, baru kakek memaksa dia meninggalkan Carlson.





Kakek mungkin meremehkan dia, dulu saat baru mengetahui dia hamil, dia tidak meninggalkan Carlson, apa lagi sekarang.





Ariella pelan-pelan melihat ke Kakek dan mereka ada kontak mata, tatapan kakek sangat menyeramkan, tetapi kakek langsung menutupinya.





Kakek dan Ariellla sama-sama anggap tidak ada yang terjadi, dengan tersenyum berkata: “Terima Kasih kakek!”





“Kakek, belakangan ini ada banyak hal yang Efa ingin beri tahu, kamu dengarkan aku dulu.” Efa menarik kakek dan manja kepadanya, sebenarnya ingin bantu kakak dan kakak iparnya.





“Iya iya, Kakek dengarkan Efa, coba ceritakan Efa mengalami kejadian aneh apa lagi?” Terhadap Efa, senyuman Kakek itu dari dalam hati, begitu baik.





“Ayah, Ibu..” Ariella dan Carlson memanggil orang tuanya.





Mama menyuruh Ariella duduk di sampingnya, dan menarik tangan dia berkata: “Ariella, belakangan ini kamu sudah kerja keras.”Ariella menggelengkan kepala: “Ibu, aku tidak kenapa-napa, wajahmu terlihat tidak baik, apakah kamu mau pulang kamar dan istirahat?””Aku memang begini, setiap beberapa hari akan kambuh.” Berbicara tentang kesehatannya, Mama melihat suaminya, beberapa tahun ini yang bekerja keras adalah dia.





Walaupun yang sakit dia, tapi suaminya yag mengkhawatirkan dia, setiap kondisi tubuhnya tidak baik, Papa lebih cemas dari dia.





“Kamu jangan memaksakan diri, ayok balik kamar dan istirahat.” Papa bantu Mama berdiri, lalu berkata ke Ariella: “Ariella, kalian juga baru pulang, istirahat dulu saja, Kakek cukup ditemani Efa.”





“Baiklah.” Ariella berdiri ingin membantu Mama , tetapi ditahan Carlson.





Dia membawanya balik kamar: “Kenapa raut wajahmu terlihat buruk sekali?””Mungkin karena lelah, aku pergi mandi dan tidur dulu.” Ariella tidak mungkin beri tahu kalau dia takut dengan Kakek .





“Aduh..”Mendengar suara Ariella, Carlson langsung memegangnya, dengan cemas bertanya: “Kenapa?””Carlson, kamu jangan berisik..” Ariella berdiri dan tidak bergerak seperti sedang merasakan sesuatu, beberapa detik kemudian, dia menaruh tangan Carlson di perutnya, dengan semangat berkata: “Carlson, kamu cepat pegang, anak kita barusan tendang aku, dia tendang aku beberapa kali.”Carlson dengan panik berkata: “Anak kita tendang kamu? Apakah sakit?”





Ariella berkata: “Tidak sakit, hanya saja merasa ajaib.”





Carlson langsung menempelkan telinga di perut Ariella, baru saja menempelkan, dia sudah merasa anaknya sedang menendang.”





Dia tertawa: “Ariella, aku juga merasakannya.”





Dia tertawa dengan sangat senang, menunjukkan gigi yang putih dan rapi, seperti laki-laki yang ceria.





Dulu saat dia tertawa, dia tidak pernah tertawa dengan lepas, ini pertama kalinya dia melihat itu, Ariella tidak bisa mengalihkan matanya.





Carlson tidak perhatikan tampang bodonya, lalu menempelkan telinganya ke perut lagi: “Anakku kamu harus nurut, jangan tendang mama.”





Melihat tampang bodoh Carlson, Ariella tertawa: “Tuan , kamu lucu sekali. Aku beri tahu kamu, sebenarnya anak kita tidak tendang aku, mungkin dia baru bangun sedang meregangkan pinggangnya.”

Danh Sách Chương:

Bạn đang đọc truyện trên website TruyenOnl.COM
BÌNH LUẬN THÀNH VIÊN
BÌNH LUẬN FACEBOOK