Mục lục
NOVEL SUAMIKU TERNYATA SEORANG PRESDIR
Thiết lập
Thiết lập
Kích cỡ :
A-
18px
A+
Màu nền :
  • Màu nền:
  • Font chữ:
  • Chiều cao dòng:
  • Kích Cỡ Chữ:

Bab 854 Aku Benci Kamu


“Huh, Kamu sudah boleh pergi. Tidak ada yang menyambutmu di sini, Kak Vanessa juga tak ingin kamu datang.” Oriella berkata demikian.


Kalau Lourdes benar-benar karena hal ini tidak bersedia bertemu dengan Kak Vanessa, maka dia akan berusaha untuk merayu Kak Vanessa untuk meninggalkan laki-laki busuk itu, karena laki-laki seperti itu tidak pantas untuk di cintai.


“Sangat tepat waktu, aku juga tak ingin bertemu dengannya.” Lourdes menggenggam tangannya, berbalik badan dan pergi.


Ketika ia berjalan ke arah pintu, memegang gagang pintu, Oriella tiba-tiba berteriak, “Lourdes, dasar kamu tidak tau malu! Kamu laki-laki tidak ada nyali! Dasar brengsek!”


Perkataan Oriella sangat memukul Lourdes, tapi tak membuat langkahnya terhenti, ia masih berjalan lurus, ia menjulurkan tangan dan membuka pintu dan pergi.


Oriella sekali lagi berteriak, “Seorang perempuan yang cinta denganmu, mencintaimu hingga membantah orang tua dan hampir menghilangkan nyawanya sendiri. Sedangkan kamu hanya karena dia direbut oleh lakilaki lain melakukan sesuatu yang sebenarnya tak bersedia dia lakukan, kamu langsung membuangnya.”


Lourdes membuka mulut, tapi belum berkata keluar, Oriella memotongnya, “Lourdes, aku bilang ke kamu ya, laki-laki seperti kamu tak pantas mendapatkan kasih sayang dari perempuan. Pergilah, pergi jauh-jauh, jangan muncul di muka Vanessa, dengan begitu tak ada yang melukai dia lagi.”


Karena ingin menghalanginya untuk menyelesaikan perkataanya, Oriella mempercepat nada bicaranya, tapi terdengar sangat jelas setiap katanya sangat jelas masuk ke telinga Lourdes.


Melihat Lourdes mulai melambat dalam membuka pintu, Oriella seperti melihat kesempatan dan berkata, “Pergi lah, yang jelas Kak Vanessa akan kehilangan laki-laki yang paling dicintainya, yah hitungannya mati. Tapi mulai saat ini aku kan menyuruhnya untuk bangkit, jangan hanya karna laki-laki yang tidak pantas sehingga membuatnya berlinang air mata. ”


“Macam wanita benar saja kamu, kamu ngerti apa?” Lourdes membalikkan kepala dan melirik ke arah Oriella dan berkata, “Kamu tak tau apa-apa, kamu tak ada hak untuk berteriak-teriak di sini? Aku tak pantas di tunggu olehnya, maka dia tak pantas untuk ku perlakukan baik kan?”


“Ya! Kamu memang benar, aku sama sekali tak tau apa-apa.” Oriella mengangguk kepala, tapi dengan cepat ia melanjutkan perkataan, “AKu tak tau hatimu sebenarnya ada Kak Vanessa atau tidak, tapi aku tau di hatinya ada kamu.”


“Satu tahun ini, dia tersiksa karenamu, kamu tak tau. Satu tahun ini, dia demi tidak menjadi catur oleh keluarganya, dia menikah dengan Abang Hansel, demi kamu, kamu pun tidak tau. Pokoknya kamulah orang yang tidak tau apa-apa!”


Lourdes, “????.”


Oriella berkata demikian, “Kamu pun tak tau, ketika kamu tidak ada, Kak Vanessa hidupnya seperti mayat hidup. Hah, sekarang karena dia dipaksa orang, kamupun bertemu dia tak mau. Kamu kira di paksa orang itu keinginan dia kah? Dia lebih menjijikkan darimu tau gak!”


Semakin berbicara semakin emosi Oriella, ia menggenggam tangannya ingin meninju laki-laki itu.


Kak Vanessa demi laki-laki itu tersiksa hidupnya, atas dasar apa, atas hak apa dia membenci KakVanessa?


“Aku tidak??.” Lourdes baru sadar ingin menjelaskan, tapi perkataanya terhenti di ujung bibir, ia tak tau bagaimana menjelaskan.


“Kamu tidak idiot? Kamu bukannya tidak berani? Kamu bukannya benci dia?” Oriella kesal sekali, “Kalau bukan, yasudah kamu pergi peluk dia.”


“Aku??.” Lourdes terdiam.


Memeluknya?


Bukannya wajahnya adalah wajah yang tak ingin di ketemui oleh Vanessa, kalau dia pergi memeluknya, tidak hanya tidak bisa menenangkannya, lebih lagi mungkin mengkagetkannya.


Oriella kesal, “Kamu kenapa sih? Kalau kamu tidak benci dengannya, kenapa kamu tidak mau menemuinya? Masa kamu tidak tau di saat seperti ini pelukan adalah tenaga yang paling memiliki kekuatan? Kamu hanya memberikan sebuah pelukan itu menurut Kak Vanessa adalah segalanya.”


Orang lain juga demikian atau tidak, Oriella tidak terlalu paham, tapi yang dia paham ketika dia takut, pelukan dari Abang Hansel adalah sangat berharga.


Lourdes, “??????”


Lourdes tak berkata apa-apa lagi, bukan karena yang di bilang oleh Oriella benar, tapi karena setiap kalimat tersebut tepat sasaran, membuatnya tak bisa membantah.


Dia bukannya tak ingin memberi Vanessa sebuah pelukan, tapi kejadian di antara mereka sangat banyak sekali, tidak bisa balik seperti sedia kala.


Kejadian yang terjadi di Gunung Kabut Cinta, itu merupakan hal yang tak bisa dilupakan oleh Vanessa.


Mereka berdua, ada sebuah kayu yang terhalang di depan, jadi itu sudah takdir untuk mereka agar tidak bisa balik seperti sedia kala.


“Kamu tak jwab, bearti mengakui kan?” Oriella menggigit bibir, nadanya sangat sedih.


Tak tau emngapa, jelas-jelas kejadian ini tak ada hubungannya denagn dia, tapi dia malah ingin nangis, seperti hatinya tersimpan emosi yang besar dan terkeluarkan.


“Terserah apa katamu.” Mulai saat ini takdir kita sudah berakhir, apapun yang terjadi, dia juga tak ingin banyak bicara.


Oriella menggeleng, tanda tak mengerti, “Lourdes, kenapa?” Kamu jelas-jelas mencintainya, kenapa kamu tak bersedia memberi masing-masing kesempatan?”


Bahkan dia pun jelas melihat bahwa di hati Lourdes ada Vanessa, Oriella tidak mengerti mengapa dia tidak memberi kesempatan satu sama lain, masa wanita hanya milik 1 laki-laki saja?


“Hah??.” Lourdes tersenyum dingin, ia tak ingin menjelaskan,ia membuka pintu dan pergi.


Ketika pintu terbuka, di luar ada wanita sedang berdiri, seorang wanita yang ia benci dan ia cintai.


Dia berdiri di depan pintu luar, ia berdiri di depan matanya, wajahnya sangat pucat memandanginya, seperti seorang asing yang melihatnya.


“????..”


Lourdes membuka mulut, tapi karena terlalu grogi, setelah membuka mulut tak ada kata yang terucap, di otaknya juga tak tau mau bicara apa.


Plak!


Terdengar suara tangan memukul wajah yang memecahkan keheningan lorong, bahkan ada orang yang mendengar suara gemanya, terlihat sekali tamparan tersebut sangat keji.


Yang memukul adalah Vanessa, yang dipukul adalah Lourdes, padahal logikanya dia bisa menghindar dari tamparan Vanessa.


Tapi dia tidak menghindar dan mungkin bukan tidak menghindar, tapi tidak menyangka ketika ia membuka pintu tersebut ia dapat melihat wajahnya yang sedang memandangi dia, dia terdiam dan lupa menghindar.


“Aku benci kamu!” Tiga kata yang sangat dingin tersebut keluar dari mulut Vanessa yang pucat.


Lourdes terdiam beribu kata.


Jelas-jelas tau Vanessa akan membencinya, tapi ketika mendengar langsung dari mulutnya, hatinya sakit.


Dia sadar ingin meraih tangan Vanessa, tapi tangannya tidak terulur, ia melihat nya tertawa dingin, di antara tawa tersebut ia juga bisa melihat air matanya, tatapannya sangat jahat, “Selama lama lamanya aku tak akan memaafkanmu!”


Lourdes nya dia akan di anggap nya sudah mati sejak setahun yang lalu.


Semua kesempurnaan cintanya kepada Lourdes hanya tumbuh dalam hatinya saja.

Danh Sách Chương:

Bạn đang đọc truyện trên website TruyenOnl.COM
BÌNH LUẬN THÀNH VIÊN
BÌNH LUẬN FACEBOOK