Sebenarnya untuk mengetahui siapa yang ada hubungan darah dengan kakek di antara Carlson dan Efa, caranya sangatlah mudah.
Carlson menyuruh orang untuk mengambil sehelai rambut kakek, dan dengan sangat cepat melakukan tes pengecekan DNA, dan sekarang hasil nya sudah ada di tangannya.
Hasilnya bagi Carlson, sangat tak memuaskan!
Lelaki yang hari ini mempunyai wajah mirip sekali dengan kakeknya ternyata memang bukan kakek kandungnya.
Dan yang selalu mencintainya, yang mengajarinya lelaki di keluarga Tanjaya harus selalu tegar, mencintai istrinya, menaklukan dunia ini, kakek yang selalu menjaganya, telah menghilang jauh dari kehidupannya.
20 tahun lebih, tepat 20 tahun lebih???? dan dia tetap tidak bisa menyadari, tak tahu kakek mati atau hidup, tak tahu????
“Kakek????”
Kata ini, seperti keluar dari dalam hati Carlson, sangat dalam sehingga membuat orang ikut sedih.
Dia berdiri di ketinggian, memandangi kota internasional yang metropolis Pasirbumi, rasa untuk menaklukannya pun tak tampak dari dirinya.
Masalah ini juga pasti akan segera terbongkar, dan hatinya pasti akan sangat terpuruk sekali.
Kakekknya diambil oleh orang lain, generasi tua yang paling dicintainya, pas 20 tahun, dia baru menyadari keanehannya.
Dia berdiri tegak, sampai lama sekali, sekalinya ia bergerak, satu genggamanpun dipukulkannya ke kaca tembok di depannya.
Dia benci, benci orang yang berpura-pura menjadi kakeknya, dan terlebih membenci dirinya sendiri.
Benci kenapa ia sama sekali tak menyadari keanehan ini, ia benci karena ia tak tahu kakek kandungnya sekarang hidup atau mati.
Henry mengetuk pintu dan masuk kedalam, ucapnya : “Tuan Tanjaya, semua hal sudah sesuai dengan rencanamu, selangkah maju tanpa kesalahan sedikit pun sedang dijalankan.”
Carlson tetap memandang arah jauh, dan berkata dengan berat : “Kirim orang lebih banyak lagi untuk Puspita, kau harus memastikan nya 100 % aman.”
Jika membahas tentang Puspita, Henry sedikit bangga, karena masalah ini dia yang mengidekan awalnya.
Ia tertawa, dan berkata :”Tuan, kau tenang saja. Nona Puspita sangat kooperatif, selama kita belum selesai menangani masalah ini, dia tidak akan pernah keluar, tidak ada yang akan meragukan identitas penculikan “Puspita”.
Masalah ini tak seperti yang dipikirkan Ariella bahwa Carlson masih melakukan penyamaran, tapi kemarin ketika Carlson mengutus orang untuk mengambil rambut kakek, sepertinya mereka juga mulai menyadari.
Carlson tiba-tiba mengutus orang untuk mengambil rambut kakek, dan pasti kakek juga bisa menebak bahwa bukti dari Ariella sudah di serahkan pada Carlson.
Di saat itu, Asisten Dolvin sekali lagi memakai Puspita untuk mengancam Ariella, dan hal yang pertama dilakukan adalah mengutus orang untuk menculik Puspita.
Proses penculikan Puspita berjalan dengan sangat lancar, saking lancarnya sampai benar-benar tak terlihat ini hanya settingan saja, dan tunggu orang mereka masuk dalam perangkap saja.
Tapi, beberapa pria yang menangkap ??Puspita?? tak menyadari beberapa keanehan, dan mereka menculik orang yang di maksud Carlson “Puspita”.
Setelah mendengar laporan Henry, dan termenung lama, akhirnya Carlson berkata lagi :”Mengenai 2 cincin lama itu apa kau sudah utus orang untuk menelitinya?”
Henry menjawabnya dengan hormat:”Kedua cincin itu pada dasarnya memang ada 2 keping data, tapi jika bukan karena Ferdian menyuruh orang untuk memberantakannya, pasti kita bisa lebih cepat membaca data-data pada keping-keping itu, dan sekarang jika dilihat untuk memperbaikinya masih perlu beberapa waktu lagi.”
Carlson memandang jauh, kepalanya bergerak pun juga tidak dan memerintah :”Cepat urus, dalam waktu 3 hari, aku mau semua jawaban atas setiap permasalahan ini.”
Efa, kakek yang palsu????
Carlson menyuru Efa untuk cepat kembali, dia ingin melakukan tes DNA lagi untuk perbandingan dengan kakek.
Jika di teskan, hasil DNA dari Efa dan kakek palsu ini, seharusnya bisa cocok.
Dan sampai sekarang Carlson juga masih membutuhkan konfirmasi, bagaimana cara kakek palsu ini menyamar menjadi sosok kakeknya?
Apakah seharusnya identitas aslinya sebagai ayah dari Efa sudah dari awal bisa di ketahui?
Atau sampai sejauh ini masih tetap tak bisa melacak kakek kandung dari Efa?
????
Juga tak tahu mengapa, ketika siang hari setelah aku mendengar semua perkataan Ariella itu, emosi Efa selalu tak tenang.
Dia memilih untuk percaya pada kakek Carlson, tapi di hatinya tetap saja ada sedikit rasa khawatir, dia khawatir kakek yang paling dicintainya bisa berubah menjadi orang yang sangat kejam.
Ketika memikirkan masalah ini, Efa pun juga gelisah berdiri tak tenang, duduk juga tak tenang???? apapun yang dikerjakannya tak bisa dilakukannya dengan tenang.
Di rumah ia juga tak tinggal lama, Efa memutuskan untuk pergi ke perkebunan mencari kakek, dan mengobrol dengan kakek, dan bercakap-cakap tentang hal-hal menarik yang akhir-akhir ini terjadi, mungkin dengan begini ia tak akan berpikiran yang aneh-aneh juga.
Sesampainya di perkebunan, Efa melihat kakek sedang beristirahat berbaring di kursi, dia menutup matanya, dan bernafas stabil, sepertinya tidurnya sangat pulas.
Lalu Efa memindahkan kursi dan duduk di samping kakek, lalu mengambil kipas dan mengipasinya pelan-pelan.
Rambut kakek hampir semuanya sudah berubah jadi perak, kerutan di wajahnya juga semakin lama semakin dalam, suaranya juga tak semenggelegar lagi seperti dahulu.
Meskipun ia tiap hari selalu berkata kakek semakin lama semakin terlihat muda, tapi terpaksa mengakui juga, usia juga meninggalkan bekas-bekas di seluruh tubuh kakek.
Kakek sudah tua, apalagi beberapa tahun terakhir ini, sepertinya ia menua dengan cepat sekali, seolah-olah ada banyak masalah yang dipendam dan disembunyikan di dalam hati, dan dia sebagai cucu perempuan kakek, malahan tak bisa membantunya apa-apa.
“Efa, kau datang.”
Mendengar suara kakek, Efa baru tahu kalau kakek sudah terbangun, dan ia juga menyadari ketika tadi ia memandangi kakek, ternyata ia memandanginya sampai terbawa ke angan-angan.
“Kakek, Efa datang untuk menemanimu. Menemanimu ngobrol, dan bercakap-cakap.” Efa menghampiri kakek, dan memberikan kakek sebuah pelukan hangat.
“Efa, sudah sudah.” Kakek menepuk punggung Efa, dan tersenyum ramah ,” Efa, kakek begitu melihatmu, semua hal yang memusingkan ini hilang begitu saja. Dan begitu melihatmu, aku merasa semua hal ?Chal itu tak penting lagi, asalkan kau bisa menemani di sisiku itu sudah cukup.”
Efa berkata dengan manis :”Kek, berikutnya Efa pasti akan datang dan lebih sering menemanimu lagi.”
“Efa.” kakek mengelus-ngelus kepala Efa, dan berkata lembut lagi ,” Usia kakek sudah bertambah tua, aku juga tak tahu masih bisa hidup berapa tahun lagi, kalau kakek tak ada, bagaimana kalau sampai Efa belum menemukan pasangan yang pas?
Jika membahas masalah pasangan, orang pertama yang dipikirkan oleh Efa pasti adalah Darwin, lalu ia bertanya pada kakek :”Kek, menurutmu kalau Darwin gimana?”
Kakek berpikir sejenak, dan berkata lagi :”Darwin umurnya masih sangat muda dan dia mengambil posisi pertama di Wilayah Militer kota Pasirbumi, pasti kemampuannya tak perlu dibahas lagi.”
Mendengar kakek memuji Darwin, Efa senang sekali, dan excited lalu mengangguk-angguk:”Kakek,aku juga merasa pandangan kita sama. Jadi Efa akan berusaha giat, dan menjadikan Darwin sebagai cucu menantu.”
“Efa, Darwin tetap tak bisa!” jawab kakek tegas, dan Efa pun kaget sampai hampir terlompat.
“Kakek, kau tak setuju apa karena identitasnya yang adalah om ku paling kecil?” Efa menggigit bibirnya, dia sedih dan berkata ,” Aku bukan anak yang dilahirkan mama, dan aku tak ada hubungan darah dengan Darwin, kenapa kami tak boleh bersama? Dulu kau bahkan menjodohkan ku dengan kakak Carlson.”
Dan jawab kakek serius :” Kau tak perlu tau alasannya kenapa, yang perlu kau ingat, tak boleh dia. Tak peduli seberapa hebatnya dia tapi tetap tak bisa dengannya.”