Dokter hewan tiba dengan cepat, setelah memeriksa kondisi dari Mianmian, ternyata dia sakit karena perubahan cuaca, dan dia makan terlalu banyak, lalu dia pun masuk angin, jadi dia jatuh sakit.
Mengetahui kalau Mianmian tidak apa-apa, tampaknya Riella lah yang paling senang, tapi yang sebenarnya paling lega adalah Carlson.
Tidak peduli Mianmian manapun, mereka semua adalah saksi pernikahannya dengan Ariella, maka dari itu dia tidak boleh membiarkan apapun terjadi pada Mianmian.
“Riella, kamu jaga baik-baik adikmu, kalau dia tidak nyaman, kamu temani dia, tapi jangan kamu angkat dia lagi ya.” Carlson dengan sabar menjelaskan.
“Riella pasti akan menjaga dia.” Riella sangat pengertian mengangguk-anggukan kepalanya. Dia tidak akan membiarkan Mianmian kesakitan, dia akan melindungi adiknya sebisa mungkin.
Ariella mendongakkan kepalanya, melihat Carlson bernapas lega, lalu menggenggam tangannya, dengan lembut berkata: “Mianmian tidak akan kenapa-napa, kamu jangan khawatir.”
Carlson pernah menceritakan kisah Mianmian besar, bahkan setelah mendengar itu Ariella merasa sangat sedih untuk sementara waktu. Apalagi Carlson saat itu melihat saat-saat terakhir Mianmian dengan matanya sendiri, Ariella sangatlah mengerti apa yang dirasakan oleh Carlson.
“Iya.” Kata Carlson mengangguk-anggukkan kepalanya, lalu berkata: “Aku masih ada sedikit urusan. Kamu sudah sibuk seharian, cepat pergi istirahat.”
“Tidak. Kamu juga harus istirahat.” Ariella menariknya pergi, Ariella harus merawatnya, tidak boleh membiarkan dia jatuh sakit karena kesibukannya.
Nantinya, Ariella harus menjaga dia baik-baik, harus ada keseimbangan antara pekerjaan dan istirahat, tidak boleh membiarkan dia bekerja terus-terusan.
??.
Rumah sakit, masih saja tekanan darah rendah.
Saat dokter melakukan inspeksi rutin pada Efa, mereka semua sangatlah berhati-hati, semua tidak berani menatap mata Darwin.
Tiap dokter takut tidak berhati-hati menginjak ranjau, akan dibuang ke luar jendela oleh Darwin yang penuh dengan aura gelap disekelilingnya.
“Air??” ketika para dokter sedang mencemaskan kondisi itu, Efa yang terbaring diatas ranjang itu mengeluarkan suara yang sangat lemah.
Walaupun suara Efa sangatlah lemah, tapi semua orang didalam ruangan itu seketika itu juga dapat mendengarnya. Bagi siapapun yang ada disitu, suara itu bak suara yang datang dari surga.
Terlebih lagi Darwin, saat mendengar suara Efa, seluruh tubuhnya seperti dipenuhi tenaga, hati yang sudah hampir kering itu, hidup kembali dalam sekejap.
“Air!” Darwin berteriak, mengambil air yang ada di atas meja sebelah ranjang Efa, lalu menyuapi air itu padanya.
Dokter segera menghentikan itu, berkata: “Komandan, kondisi dia sekarang tidak boleh minum air banyak-banyak, kita masih harus membasahi bibirnya terlebih dahulu.”
Darwin segera melihat dokter itu, berkata: “Kalau begitu cepat lakukan, tunggu apa lagi?”
Dokter itu hanya mengatakan apa yang harusnya dia katakan, tapi Darwin membentak seperti itu, sangat mengejutkan dokter tersebut.
Seseorang diam-diam berkata dalam hatinya: Orang ini seperti sudah menelan bubuk mesiu, kapanpun bisa meledak, dan tidak takut menakuti gadis cantik yang terbaring disitu.
“Air??” Efa bersuara lagi, air sesedikit itu mana mungkin cukup untuknya, dia sudah sangat kehausan.
Darwin merebut gelas dan kapas yang ada di tangan dokter, lalu menuang air itu ke mulut Efa perlahan-lahan.
Dia hampir selalu berada di kawasan militer, sangat memperhatikan kecepatan saat bertindak. Dia berjalan dengan angin, secara alami saat dia melambaikan tangannya juga terdapat angin.
Dia selalu bertindak dengan cepat, jadi dia bukanlah seorang yang lemah lembut. Tapi, pada saat akan menyentuh Efa, dia berhenti untuk sesaat, sebisa mungkin menyentuhnya dengan lambat.
Disaat ini, Efa terlihat seperti boneka yang rapuh. Kalau saja dia berbicara dengan lebih keras, diperkirakan akan membuat dia pusing. Jadi dia berusaha menjadi selembut mungkin padanya, disaat yang sama terlihat canggung dan sangat manis.
“Sini, lembabkan bibirmu dulu, setelah itu baru kasih kamu minum air.” Dia berusaha sebisa mungkin melembutkan gerakan dan nadanya, tapi tetap saja tidak begitu lembut.
“Air??” Efa masih saja mengeluarkan suara yang lemah, bahkan matanya pun masih belum terbuka.
“Dia bilang dia mau minum air, kalian minta aku untuk melembabkan bibirnya, apa telinga kalian masing-masing sudah hancur?” Darwin mengeluarkan semua kekhawatirannya pada Efa dalam suara bentakannya.
“Jangan berisik!” kata Efa yang daritadi hanya ingin meminum segelas air, dia terdengar masih sedikit marah.
“Iya, tidak berisik, sini minum air.” Darwin tidak dapat menahan diri lalu mengelus-ngelus kepala Efa dengan lemah lembut.
Dia bisa sadar kembali, dan bisa berbicara padanya, sangatlah baik!
Setelah meminum air, kondisi Efa membaik sedikit, dia mengedipkan matanya dan perlahan membukanya, melihat ke sekeliling ruangan dan pada akhirnya hanya melihat kearah Darwin.
Darwin!
Apa benar itu Darwin?
Tidak terlihat sama, Darwin tidak setua itu, janggutnya juga tidak seperti itu, seoalah-olah tidak dirapikan selama sebulan.
Walaupun Darwin sudah lama menetap di kawasan milter, tapi dia juga sangat memperhatikan kebersihan diri sendiri, maka dari itu Efa berpikir kalau dia bukanlah Darwin yang dia kenal.
Dia bukanlah Darwin, lalu dia ngapain sedekat itu dengan Efa?
Efa menatapnya dengan jijik, dia tidak tertarik sama sekali dengan pria tua yang jelek dan kotor ini.
Setelah melihat tatapan jijik dari Efa, Darwin merasa seperti jantungnya tersedak, sepertinya gadis kecil ini membencinya.
Darwin menarik napas dalam-dalam dan meraih dahinya.
Belum menyentuh Efa, dia mendengar Efa berkata: “Jangan sentuh aku!”
Suaranya terdengar masih sangat lemah, tapi semua orang bisa mendengar dengan jelas, dan semua orang memberikan pandangan simpatik yang sama pada Darwin. Tapi Darwin tidak mau berdebat dengannya, dan bersikeras meraih dahinya, lalu mengelus kepalanya perlahan-lahan.
Dia berkata: “Kamu baru sadarkan diri, belum bertenaga, jangan banyak omong.”
Darwin?
Mengapa suara lelaki ini sangat persis dengan suara Darwin?
Tapi dia jauh lebih lemah lembut daripada Darwin.
Memikirkan hal ini, Efa dengan kepalanya yang masih pusing pun sadar, membuka mulutnya besar-besar dan berkata: “Darwin?”
Untuk waktu yang lama, kepala gadis ini masih sedikit pusing, dan dia tidak bisa mengenali Darwin.
Ternyata dia bukan menolak Darwin, hanya saja dia tidak dapat mengenalinya, hati Darwin pun sedikit lega mengetahui ini.
Saat Darwin melepas napas lega, dia mendengar lagi Efa dengan semangat berkata: “Darwin, kamu juga sudah mati!”
Dan juga dia mati dengan penampilan yang begitu jelek, pasti mati tersambar petir.
Begini sangatlah layak, dia biasanya selalu mengabaikannya, dengan begini, dia mati dan Darwin juga mati, dan sekarang mereka akan menjadi hantu bersama-sama, Darwin tidak akan bisa menyingkirkan dia dari sisinya lagi.
Setelah mendengar perkataan Efa, mulut Darwin bergerak-gerak, lalu dia berkata dengan suaranya yang berat: “Kamu tenang saja. Kita semua masih hidup, tidak ada yang mati.”
“Kamu tidak usah pura-pura membuat aku senang, kalau mati ya mati, apa ada yang tidak bisa kamu terima.” Mati saja tetap bertemu dengan Darwin, perasaan ini sangatlah nyaman.
“Kamu sangatlah beruntung, raja neraka pun tidak berani mengambilmu.” Walaupun suara Efa masih sangat lemah, tapi dia masih bisa berbicara, itu membuktikan kalau dia memang masih hidup.