Mục lục
NOVEL SUAMIKU TERNYATA SEORANG PRESDIR
Thiết lập
Thiết lập
Kích cỡ :
A-
18px
A+
Màu nền :
  • Màu nền:
  • Font chữ:
  • Chiều cao dòng:
  • Kích Cỡ Chữ:

Bab 216 Dunia Kakak





Ariella tentu saja mengerti maksud Riella, pikiran anak kecil sangat polos akan tetapi ketika orang dewasa yang mendengarnya jadi sedikit berbeda. Ariella menggelengkan kepalanya meminta dirinya untuk tidak berpikir aneh-aneh, dia bisa terlebih dulu membantu Riella mandi dan menemaninya sampai tidur kemudian pergi kembali ke kamarnya.





“Nona Ariella, ini adalah handuk Riella dan baju tidurnya, ini semua harus merepotkanmu sungguh maaf,” ucap Aling yang biasa menjaga Riella, setelah menyerahkan semua perlengkapan mandi Riella dia pergi.





Ariella menggendong Riella menuju ke kamar mandi, dia bahkan tidak menyadari di dalam rumah sebesar ini bagaimana dia bisa tahu kamar mandi berada di mana.





Riella kecil sangat menyukai bermain air, dia duduk di dalam bak mandinya kemudian memukul-mukul permukaan air dan air mengenai tubuh Ariella.





Ariella mengelus pelan kepala Riella kemudian berkata dengan lembut,”Riella kalau kamu terus bermain air seperti ini bisa flu loh. Kalau flu nanti pilek, kalau pilek Riella tidak akan terlihat lucu lagi.”





Mendengarnya Riella tidak lagi berani bermain air lagi dan berkata,”Riella tidak ingin flu, Riella mau tetap lucu dan menggemaskan.”





Ariella lanjut berkata,”eng, kalau begitu Riella diam ya jangan bergerak-gerak, biar kakak bantu Riella mandi, setelah selesai mandi kita tidur, oke?”





“Oke,”jawab Riella sambil mengangguk.





Ariella belum pernah menjaga anak seusia Riella, tubuh Riella kecil akan tetapi bagian leher lengan dan paha terlihat sedikit gemuk, sangat lucu. Ketika membantu Riella untuk mandi tiba-tiba dia teringat mama Riella, perempuan yang entah berada di mana itu. Suaminya begitu baik, anaknya begitu nurut, kenapa dia dengan tega membuang mereka? Atau mungkin ini semua hanyalah tampak bagus di permukaan, bagaimana hubungan keluarga mereka yang sebenarnya dia orang luar tidak tahu akan hal itu.





Riella sudah seharian berada di luar dan tidak memiliki waktu tidur siang, dia dengan cepat mengantuk, ketika masih duduk di dalam bak mandi entah sudah berapa kali kepalanya terantuk-antuk seperti seekor ayam yang sedang mematuk beras. Ariella khawatir dia akan masuk angin jika seperti ini dia segera mengambil handuk dan menggendongnya, kemudian membasuh kering seluruh tubuh Riella dengan handuk dan menggendongnya ke atas tempat tidur dan memakaikan baju tidur Riella.





Ariella menarik selimut dan menyelimuti Riella kemudian berencana untuk membereskan kamar mandi akan tetapi tangan mungil Riella menarik satu jari Ariella dan berkata,”Mama….”





Ketika mendengar kata-kata mama ini hati Ariella terasa seperti terhantam keras, terasa sakit dan sedih. Siang harinya Riella kecil sama sekali tidak merindukan mamanya akan tetapi ketika tidur dia selalu bermimpi tentang mamanya. Ariella mengurungkan niatnya untuk pergi ke kamar mandi dan duduk di tepi ranjang sambil menggenggam erat tangan mungil Riella itu dan menunduk mengecup kening Riella sambil berkata,”Riella cepat tidur ya, ssshh….”





“Kakak ip…..nona Ariella, aku lihat kenapa pintu kamar terbuka ternyata kamu di sini sedang menjaga Riella, kakakku? Apa dia sedang mandi?” tanya Efa sambil melangkah ke dalam kamar dan melongok ke dalam kamar mandi mencari Carlson.





“Kakakmu pergi dinas, Riella memintaku untuk menemaninya, dia baru saja tertidur.” Ariella merasa sedikit tidak enak hati sebenarnya, akan tetapi dia tidak peduli dan tidak takut karena dia memang tidak memiliki maksud lainnya.





“Baju mu basah, aku carikan baju tidur untukmu ya.”





“Tidak perlu, nanti aku kembali ke kamar tamu dan mandi di sana, aku bisa mengeringkannya nanti.”





Efa berbalik dan berjalan menuju ruang berpakaian Carlson, di setiap lemari pakaian itu terdapat baju yang memang disediakan untuk Ariella jadi Efa langsung mengambilnya dan tentu saja itu akan cocok jika Ariella memakainya. Efa mengambil baju yang ada di lemari itu secara acak kemudian berkata,”ini, pakailah, baju-baju ini semua dibuat sesuai dengan ukuranmu.”





“Sesuai dengan ukuranku?”





“Bu…bukan, maksudku ukuran tubuhmu dan kakak iparku sama, pasti baju ini pas jika kamu pakai.”





Ariella merasa kurang pantas jika dia memakai pakaian orang lain, dia merasa sedikit ragu akan tetapi kemudian mengulurkan tangannya dan menerimanya.





“Ini baju baru, tidak pernah dipakai siapapun sebelumnya,”ucap Efa sambil menyerahkan baju itu pada Ariella kemudian berkata,” kamu tidak perlu terlalu sungkan, kamu sudah datang kemari itu berarti tempat ini adalah rumahmu.”





Ariella tertawa canggung kemudian dia merasakan kain baju di tangannya terasa lembut dan nyaman akan tetapi baju ini belum pernah dipakai oleh siapapun sebelumnya, setelah berpikir lama Ariella akhirnya tidak tahan lagi dan dengan suara rendah dia bertanya,”Mama Riella di mana? Mengapa satu foto pun tidak ada di rumah ini?”





Sejak kedatangannya ke rumah ini Ariella menyadari suatu hal aneh, di dalam rumah ini tidak terlihat foto mama Riella. Melihat Carlson seharusnya dia sangat mencintai istrinya akan tetapi di dalam rumah sebesar ini tidak ada satupun foto istrinya. Riella yang selalu berkata mamanya ada di surga ternyata tidak ada sedikit jejak pun yang tertinggal di rumah ini.





Mendengar pertanyaan Ariella itu, Efa tercengang kebingungan. Efa tidak tahu harus bagaimana dia menjelaskannya pada Ariella, apakah dia harus secara jujur berkata bahwa mamanya itu adalah Ariella? Dan karena ingin membujukmu kembali ke rumah ini jadi sementar semua foto disembunyikan?





Tidak tidak, saat ini kondisi kakak ipas juga tidak bagus, jika aku memberitahukan kenyataan yang ada padanya sekarang dia pasti akan terkejut….Saat itu jika kakak mengetahuinya dia pasti juga akan habis dan terbang ke surga.





Setelah cukup lama berpikir Efa akhirnya berkata,”Hal ini….emmm….kakak iparku dia ada sedikit masalah dan pergi dari rumah, kakakku takut jika nanti dia melihat foto kakak ipar dia pasti akan kepikiran dan rindu padanya jadi untuk sementara ini semua foto kakak ipar dibereskan.”





Ariella mengangguk, mungkin juga terjadi konflik di antara mereka berdua yang tidak bisa diselesaikan dan memaksanya harus pergi dari rumah, hanya saja Ariella merasa kasihan pada Riella.





“Akan tetapi kakakku tidak pernah melakukan hal yang bisa membuat kakak iparku sedih,”ucap Efa. Melihat Ariella tidak memberikan reaksi apa-apa dan dia takut Ariella salah paham Efa segera melanjutkan perkataannya,”Kakakku dan kakak ipar, mereka karena hal yang lain memaksa mereka untuk berpisahh, dan bukan karena tidak ada perasaan di antara mereka.” Efa mengatakannya dengan cepat dan tergesa-gesa, dia takut Ariella akan berpikir bahwa kakaknya adalah seorang laki-laki yang tidak berperasaan.





Ariella tertawa mendengarnya dan menjawab dengan suara ringan,”Aku tahu.”





“Tidak, kamu tidak tahu apa-apa!” Entah kenapa melihat Ariella yang begitu tenang Efa merasa sedikit marah dan berkata,”Ketika kakak ipar tidak ada di sini beberapa tahun belakangan ini, kakakku melalui hari-harinya dengan sengsara, aku tumbuh sebesar ini dan itu pertama kalinya aku melihatnya seperti tidak bernyawa dan aku bisa merasakan seakan dunianya hancur. Jika bukan karena….bukan karena ada Riella, kakakku pasti sudah tidak ada di dunia ini lagi sekarang.”





Efa terisak dan air mata menggenang di pelupuk matanya. Dia menatap lurus Ariella dan dengan pandangan mati sakit dan memohon berkata,”Bagi kakak, kakak ipar adalah segalanya, dia adalah dunianya, apakah kamu mengerti?”





Ariella tidak terlalu akrab dengan Efa, beberapa kali bertemu Ariella merasa dia adalah seorang anak yang periang dan optimis. Akan tetapi saat ini di matanya tergenang air mata dan Ariella bisa merasakan sakit yang terpancar dari matanya, dia seakan-akan benar-benar tersakiti dan bisa kapan saja hancur. Ariella tidak tahan melihatnya dan menepuk-nepuk pundak Efa, dia ingin menghiburnya akan tetapi dia tidak tahu harus berkata apa. Mungkin Efa mengira dirinya memiliki maksud lain pada kakaknya oleh karena itu dia mengatakan semua ini pada Ariella. Mungkin Efa berharap agar Ariella mengetahui bahwa di hati Carlson hanya ada tempat untuk kakak iparnya yang hilang itu, dan dia tidak berharap Ariella memiliki maksud lain terhadap Carlson.

Danh Sách Chương:

Bạn đang đọc truyện trên website TruyenOnl.COM
BÌNH LUẬN THÀNH VIÊN
BÌNH LUẬN FACEBOOK